Analisis hubungan masyarakat dengan TAHURA KGPAA

a. Terjaminnya kelestarian kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I. b. Terbinanya koleksi tumbuhan dan satwa serta potensi kawasan TAHURA c. Optimalnya manfaat TAHURA KGPAA Mangkunagoro I untuk wisata alam, penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan penunjan budidaya, budaya bagi kesejahteraan masyarakat d. Terbentuknya taman propinsi yang menjadi kebanggan Provinsi Jawa Tengah Dalam pemanfaatannya, Taman Hutan Raya Ngargoyoso dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Hutan Lindung Sebagai kawasan konservasi alam flora dan fauna yang ada di dalamnya dengan berbagai ekosoitem yang ada. b. Hutan Alam Dengan pemanfaatan langsung Sumber Daya Alama yang ada didalamnya dengan tidak merusak tatanan hutan yang sudah ada. c. Sebagai penyangga kehidupan masyarakat di sekitar kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I. Prinsip pengelolaan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I antara lain : a. Pendayagunaan potensi TAHURA KGPAA Mangkunagoro I untuk kegiatan koleksi tumbuhan dan satwa, wisata alam, penelitian, ilmu pengtahuan, pendidikan dan penyediaan plasma nutfah untuk budidaya diupayakan tidak mengurangi luas dan tidak mengubah fungsi kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I. b. Sebagai taman kebanggaan Provinsi Jawa Tengah, maka dalam pengembangan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I mengutamakan koleksi jenis tumbuhan dan satwa dari Provinsi Jawa Tengah.

4.3 Kondisi Fisik Kawasan

TAHURA KGPAA Mangkunagoro I terletak di lereng gunung Lawu. Kondisi fisik kawan ini antara lain : a. Jenis tanah: kompleks andosol cokelat dan andosol cokelat keabuan b. Curah hujan: 3500 – 4000 mmth c. Kondisi hidrologi: didominasi oleh sungai permanen d. Jumlah penduduk: jarang 484 – 1216 jiwa km 2 e. Kemiringan lahan: didominasi dengan kelerengan lebih dari 40.

4.4 Kondisi Biologi Kawasan

Kondisi biologi kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I dapat dilihat dari keanekaragaman satwa dan tumbuhan yang ada di dalam kawasan. Tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan antara lain: pinus Pinus sp, puspa Schima sp, akasia Accacia ducuren, pampung Unanthe javanica dc, kina Cinchona sp, pasang Quercus spp, kayu Uni, palem Palmae sp, kopi hutan Coffea sp, dan kaliandra Calliandra sp. Sedangkan satwa yang terdapat di dalam kawasan antara lain elang ular bido Spilornis cheela, elang jambul hitam Ictinaetus malayensis, elang belalang Microhierax fringgilarius, cengekan, ayam hutan hijau Gallus varius, punai manten Treron griseicauda, tekukur Streptopilia chinensis, wiwik lurik Cacamantis sonneratii, walet sapi Collacalia escrienta, kapinis jarum kecil Rhaphidura leucopygialis, tepekong jambul Hemiprocae longipennis, dan satwa lainnya.

4.5 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I adalah masyarakat lokal yang sering disebut dengan istilah “ uwong kejawen “. Mata pencaharian sebagaian masyarakat adalah peternak dan petani. Komoditas utama yang dihasilkan masyarakat adalah sayuran hasil perkebunan dan tanaman hias yang dijual hingga keluar kota Solo. Jika dilihat dari jumlah penduduk yang mencapai 5874 jiwa, terdiri dari laki – laki yaitu 2956 jiwa dan perempuan 2918 jiwa. Desa Berjo terdiri dari 1355 Kepala Keluarga. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Berjo adalah setara Sekolah Menengah Pertama SMP, namun saat ini sudah mulai banyak warga yang mengenal Sekolah Menengah Atas SMA bahkan perguruan tinggi. Jumlah perantau dan pendatang relatif kecil, sehingga masih disebut sebagai masyarakat lokal.