Ketersediaan dan Kebutuhan Air

10 b. Pengolahan Water Treatment Plant c. Penampungan: penampungan air baku waduk, kolam, sungailong storage, dll dan penampungan air bersih sesudah treatment tangki tertutup, kolam terbuka, dll. d. Transmisi: truk tangkikapal tanker, jaringan pipa transmisi dari primer ke sekunder, bak pelepas tekan untuk daerah dengan perbedaan topografi yang besar dari hulu ke hilir, pompa untuk meneikkan tekanan dari wilayah rendah ke tinggi, dan pipa. e. Jaringan distribusi ke pelanggan: sistem jaringan pipa, sistem tampungan, fittings, kontrol, valve, dan pompa.

2.3 Pengembangan Sumberdaya Air

Pengembangan sumberdaya air memainkan peranan yang kompleks dalam proses pengambilan keputusan. Tidak saja efisiensi ekonomi yang harus diperhatikan, tetapi juga pembangunan regional, kualitas lingkungan, distribusi manfaat dan biaya, serta lain-lain dimensi kesejahteraan manusia dijadikan tujuan yang eksplisit, yang harus dicapai oleh pengambil keputusan. Oleh karena itu, informasi yang lengkap dengan analisis yang tajam dan terpadu perlu disampaikan kepada para pengambil keputusan Sanim, 2011. Pengembangan sumberdaya air water resources development dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan air untuk air bersih, irigasi, penanggulangan banjir, listrik tenaga air, perhubungan, pariwisata, perikanan, dan lain sebagainya Wiyono, 2000. Visi dan misi nasional pengembangan sumberdaya air dalam Kodoatie dan Sjarief 2005 adalah sebagai berikut: 1. Visi nasional pengelolaan sumberdaya air: pengembangan dan pengelolaan air, tanah, dan sumberdaya terkait yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan rakyat. 2. Misi nasional pengelolaan sumberdaya air adalah: a. Konservasi sumberdaya air untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya air. b. Pemanfaatan air yang tepat, adil, efisien, dan efektif. 11 c. Jaminan ketersediaan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat. d. Pengelolaan bencana terpadu terkait dengan air banjir, longsor, kekeringan, dll. Dalam RUU tentang Sumberdaya Air, telah disebutkan bahwa pengembangan air bersih yang dilakukan melalui pengusahaan sumber air permukaan dapat dilakukan dengan Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD di bidang pengelolaan sumberdaya air atau kerjasama antara BUMN dengan BUMD Pasal 46 ayat 2. Selanjutnya ditambahkan pula dalam Pasal 46 ayat 3 bahwa pengusahaan sumberdaya air selama yang dimaksud dalam Pasal 46 ayat 2 di atas, juga dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha, perorangan atau kerjasama antara Badan Usaha dengan ijin pengusahaan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah KabupatenKota sesuai dengan rencana alokasi air menurut sumber air Sanim, 2003.

2.4 Pengelolaan Sumberdaya Air

Sumber air didapatkan dari air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu dari sungai, danau, rawa, situ, embung, ranu, dan telaga. Sedangkan sumber air tanah antara lain dari cekungan air tanah yang bisa terdiri atas confined aquifer dan unconfined aquifer, serta mata air spring. Ketersediaan air permukaan perhitungannya berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan karakteristik lahan. Berbeda dengan air permukaan, pengembangan dan pengelolaan air tanah lebih sulit karena lokasinya yang berada di bawah tanah. Pengelolaan air bawah tanah atau groundwater merupakan contoh untuk memahami kasus sumberdaya yang bersifat common property dalam bentuknya paling asli atau The purest common pool problem. Hal ini disebabkan karena pada saat sumberdaya tersebut tidak dimiliki secara jelas, ia akan menjadi common pool dimana setiap pengguna sumberdaya air meyakini bahwa ekstraksi yang dilakukannya tidak akan mempengaruhi stok sumberdaya air, sehingga deplesi dari sumberdaya air dinilai tanpa harga Fauzi, 2006.