Kondisi Hidrologi GAMBARAN UMUM

39 Tabel 5 Potensi air dan sumberdaya air Kelurahan Katulampa Sumber Kondisi Bendunganwaduksitu Besar Danau Kecil Embung-embung Kecil Jebakan air Kecil Mata air Kecil Sungai Besar Sumber : Kelurahan Katulampa 2013 Sedangkan untuk sumber air bersih kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Tabel 6. Sebanyak 4 760 KK menggunakan air PAM sebagai sumber air bersihnya. Sumber air bersih dengan menggunakan sumur pompa sebanyak 1 600 KK sedangkan pompa gali sebanyak 310 KK. Sumber air lainnya yaitu mata air sebanyak 160 KK dan dari depot isi ulang sebanyak 1 316 KK. Tabel 6 Sumber air bersih Kelurahan Katulampa Jenis Jumlah Unit Pemanfaat KK Kondisi BaikRusak Depot isi ulang Embung Hidran umum Mata air PAM Pipa Sumur gali Sumur pompa Sungai 4 67 3247 200 1250 1316 160 4760 310 1600 Baik Baik Baik Baik Rusak Baik Baik Sumber : Kelurahan Katulampa 2013 Sumber air di daerah penelitian perumahan XYZ sendiri menggunakan air tanah dan air minum dalam kemasan. Belum adanya jaringan PDAM di perumahan tersebut. Perumahan XYZ terletak di Kotamadya Bogor, maka dari itu pelayanan PDAM dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 40 Tabel 7 Tarif pemakaian air PDAM TPKB berdasarkan golongan pelanggan rumah tangga Golongan Pelanggan Besaran Tarif Air Minum Rpm 3 – 10 m 3 10 m 3 R1 1.700 2.800 R2 1.900 3.100 R3 2.300 3.700 R4 2.500 4.100 R5 3.100 4.800 R6 4.600 7.000 R7 5.600 8.100 R8 6.700 9.000 Sumber : Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 tahun 2012 tentang Tarif Air Minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Menurut golongan tarif PDAM, masyarakat perumahan XYZ termasuk pada golongan rumah tangga dari R3 sampai R6 apabila bangunan awal telah direnovasi menjadi lebih besar. Penelitian ini mengasumsikan bahwa perumahan XYZ masuk kepada golongan pelanggan R4 setelah melihat kondisi daerah penelitian. Hal ini sesuai dengan klasifikasi kelompok pelanggan PDAM pada Peraturan Walikota Bogor Nomor 30 tahun 2011 Pasal 2 ayat 2. Kriteria klasifikasi kelompok pelanggan: Rumah Tangga 4 R4 a. Luas bangunan ≤ 36 m 2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 1. b. Luas bangunan 36 m 2 sampai dengan ≤ 54 m 2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 2. c. Luas bangunan 54 m 2 sampai dengan ≤ 70 m 2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 3 dan jalan 4. d. Luas bangunan 70 m 2 sampai dengan ≤ 100 m 2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 5 dan 6. e. Luas bangunan 36 m 2 sampai dengan ≤ 54 m 2 yang berlokasi di perumahan umum, terletak di jalan 3 f. Luas bangunan 54 m 2 sampai dengan ≤ 70 m 2 yang berlokasi di perumahan umum, terletak di jalan 4 dan jalan 5. g. R3 yang mempunyai kegiatan usaha. 41 Keterangan: 1. Jalan 1 : jalan arteri primerjalan arteri sekunderjalan kolektor primer yang menghubungkan antar wilayah kota, kabupaten, atau provinsi. 2. Jalan 2 : jalan jalan kolektor primerjalan kolektor kelas 1-3jalan arteri sekunder yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1. 3. Jalan 3 : jalan kolektor sekunderjalan lokal primer yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1 dan Jalan2. 4. Jalan 4 : jalan masukutama suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1, Jalan 2, dan Jalan 3. 5. Jalan 5 : jalan dengan lebar ≤ 3 m kurang dari tiga meter di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3 dan Jalan 4. 6. Jalan 6 : jalangang dengan lebar 1 m satu meter sampai dengan 2 m dua meter di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3, Jalan 4 dan Jalan 5. 42 VI KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERUMAHAN XYZ TERHADAP AIR BERSIH Karakteristik masyarakat XYZ terhadap air bersih dapat diwakili oleh karakteristik responden yang diteliti. Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, kedalaman sumur, volume air yang digunakan per bulan, pola pemanfaatan air dan sumber air pada saat musim hujan dan musim kemarau. Tingkat pendidikan responden dikategorikan dari jenjang pendidikan formal yang mereka lalui. Responden dalam penelitian ini sebagian besar merupakan lulusan SMA yaitu sebesar 43.75, kemudian responden yang menempuh jenjang pendidikan sampai S1 yaitu sebesar 31.25. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan sampai dengan diploma sebesar 16.25. Persentase lulusan S2 sebesar 5, untuk lulusan SMP sebesar 2.50, dan responden yang merupakan lulusan Sekolah Dasar SD hanya 1.25. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat perumahan XYZ tinggi yaitu sebagian besar SMA, diikuti dengan lulusan S1, diploma, S2, SMP, dan SD Gambar 5. Gambar 5 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan SD 1.25 SMP 2.50 SMA 43.75 DIPLOMA 16.25 S1 31.25 S2 5.00 43 Pekerjaan responden dalam penelitian ini cukup beragam. Berdasarkan hasil penelitian, sebagaian besar responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan ibu rumah tangga yaitu sebesar 37.50. Selanjutnya sebanyak 12.50 responden memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, kemudian sebesar 11.25 responden memiliki mata pencaharian sebagai PNS. Hanya sebesar 1.25 responden yang bekerja sebagai TNIPOLRI Gambar 6. Gambar 6 Persentase responden berdasarkan pekerjaan Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi lima bagian, yaitu tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000 sampai kisaran Rp 5 000 000. Tingkat pendapatan masyarakat perumahan XYZ tergolong tinggi, dapat dilihat dari responden dengan pendapatan lebih dari Rp 5 000 000 yaitu sebesar 31.25. Persentase responden dengan pendapatan Rp 2 000 001 – Rp 3 000 000 yaitu sebesar 26.25, lalu sebesar 20 responden memiliki tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 3 000 001 – Rp 4 000 000. Persentase responden dengan tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 4 000 001 – Rp 5 000 000 adalah sebesar 12.50, dan sebesar 10 responden memiliki tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000 Gambar 7. Dari tingkat pendapatan, dapat dilihat bahwa perumahan XYZ merupakan masyarakat yang tergolong masyarakat menengah keatas. WIRAUSAHA 12.50 PNS 11.25 TNIPOLRI 1.25 IRT 37.50 PEGAWAI SWASTA 37.50 44 Gambar 7 Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan Jumlah anggota keluarga mencakup tanggungan keluarga inti maupun bukan yang tinggal di dalam rumah dan ditanggung oleh responden. Dari hasil survei yang dilakukan sebagian masyarakat yaitu 43.75 memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak empat orang. Jumlah anggota keluarga responden sebanyak lima orang memiliki persentase sebesar 28.75. Sebesar 13.75 responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak tiga orang. Jumlah anggota keluarga responden dengan jumlah lebih dari sama dengan enam orang ada sebesar 7.50 dan jumlah anggota keluarga sebesar kurang dari sama dengan dua orang sebesar 6.25 Gambar 8. Gambar 8 Persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga 10.00 26.25 20.00 12.50 31.25 1,000,000-2,000,000 2,000,001-3,000,000 3,000,001-4,000,000 4,000,001-5,000,000 5,000,000 ≤ 2 orang 6.25 3 orang 13.75 4 orang 43.75 5 orang 28.75 ≥ 6 orang 7.50 45 Air bersih yang didapatkan masyarakat XYZ berasal dari air tanah sumur gali atau sumur pompa. Kedalaman sumur warga beragam, dari yang paling dangkal dengan kedalaman enam meter sampai paling dalam yaitu 25 meter. Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa dari 80 responden, terdapat 28 responden 35 memiliki kedalaman sumur lebih dari sama dengan 15 meter. Terdapat 20 responden memiliki kedalaman sumur 12 meter, 20 responden memiliki kedalam sumur kurang dari sama dengan 10 meter, 11.25 responden memiliki kedalaman sumur 13 meter, 8.75 responden memiliki kedalaman sumur 14 meter, dan 5 responden memiliki kedalaman sumur 11 meter. Tabel 8 Kedalaman sumur responden Kedalaman sumur meter Jumlah responden Frekuensi Presentase ≤ 10 16 20 11 4 5 12 16 20 13 9 11.25 14 7 8.75 ≥15 28 35 Jumlah 80 100 Sumber : Data primer diolah 2013 Kedalaman sumur responden berkaitan dengan letak sumber air tanah yang bisa didapat. Masyarakat Perumahan XYZ umumnya telah mendalami sumur mereka lebih dalam dari semula. Hal ini disebabkan oleh keringnya sumur- sumur warga pada saat musim kemarau, sehingga salah satu usaha yang dilakukan warga adalah memperdalam sumur mereka agar mendapatkan air kembali. Masyarakat Perumahan XYZ seluruhnya mengandalkan air tanah untuk kebutuhan air sehari-hari. Kebutuhan masyarakat akan air beragam sehingga mempengaruhi jumlah air yang digunakan per bulannya. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa umumnya responden menggunakan air sebesar 20-30m 3 bulan yaitu sebanyak 55 responden. Berikutnya adalah sebanyak 33.75 responden menggunakan air sebesar 10-20m 3 bulan, lalu responden dengan pemakaian air sebanyak 0-10m 3 bulan sebesar 6.25, sedangkan responden yang menggunakan air sebanyak 30-40m 3 bulan sebesar 5. 46 Tabel 9 Jumlah pemakaian air per bulan Jumlah pemakaian air m 3 bulan Jumlah responden orang Persentase 0-10 m 3 5 6.25 10-20 m 3 27 33.75 20-30 m 3 44 55 30-40 m 3 4 5 Total 80 100 Sumber : Data primer diolah 2013 Kebutuhan akan air masyarakat Perumahan XYZ cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 55 responden menggunakan 20-30 m 3 air per bulan. Penggunaan air secara umum digunakan untuk mandi dan mencuci piring atau pakaian, penggunaan lebih besar jika responden memiliki kendaraan seperti mobil atau motor. Alokasi air untuk minum dan memasak terbagi menjadi dua yaitu responden yang menggunakan airnya untuk minum dan memasak serta responden yang tidak menggunakan air untuk minum dan masak tetapi dengan menggunakan sumber air lain seperti dengan membeli air minum dalam kemasan air galon atau air isi ulang. Tabel 10 Pemakaian air tanah untuk konsumsi Pemakaian air tanah untuk konsumsi Jumlah responden orang Persentase Ya 10 12.5 Tidak 70 87.5 Total 80 100 Sumber : Data primer diolah 2013 Berdasarkan Tabel 10 dapat kita lihat responden yang menggunakan air tanah untuk konsumsi hanya sebesar 12.5. Sedangkan 87.5 responden lainnya menyatakan belum berani mengkonsumsi langsung air tanah khususnya untuk kebutuhan minum. Alasan yang biasa mereka kemukakan adalah khawatir air tidak sehat dan terdapat bakteri yang bisa mengganggu kesehatan. Sumber air yang didapat pada saat musim hujan dan musim kemarau berbeda. Pada saat musim hujan seluruh masyarakat dapat menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari karena jumlahnya yang mencukupi. Tetapi pada saat musim kemarau terjadi penurunan debit air pada sumur-sumur warga, bahkan terdapat sumur warga yang kekeringan dan tidak ada air sama sekali. Pada saat 47 terjadi kekeringan, masyarakat dibantu dengan air dari PDAM yang diletakkan di tiap RW dengan kapasitas tanki sebesar kurang lebih 3 000 L yang tiap harinya dapat diambil pada saat pagi dan sore. Masyarakat yang mengalami kekeringan di data dan diberikan kupon bantuan air sehingga dapat mengambil maksimal 8 galon sehari. Ada pula masyarakat yang mengambil air dari mata air yang terdapat di dekat Perumahan XYZ. Tetapi pada umumnya usaha yang dilakukan oleh masyarakat pada saat musim kemarau adalah menggali sumur mereka lebih dalam agar mendapatkan air tanah kembali. 48 VII WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP AIR BERSIH Analisis Willingness to Pay WTP masyarakat terhadap air bersih digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih dimana tingkatan harga yang ditawarkan merupakan harga air yang ingin dibayar oleh masyarakat per meter kubiknya. Sehingga dapat dilihat sejauh mana masyarakat merasakan manfaat air dan menginginkan perbaikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari sumber air yang ingin mereka terima. Contingen Valuation Method CVM digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan nilai Willingness to Pay WTP masyarakat perumahan XYZ terhadap air bersih. Analisis CVM melibatkan tiga tahap utama yaitu mengidentifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi, konstruksi skenario hipotetik, dan elisitasi nilai moneter yang sebelumnya telah dijelaskan pada bab 4. Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan besarnya nilai WTP untuk air bersih adalah dengan menggunakan metode turnbull Fauzi,2013 dan menggunakan analisis regresi logistik biner yaitu variabel respon bersifat dikotomi Dichotomous Choice Model atau memiliki dua peluang kejadian dimana dalam penelitian ini responden memilih bersedia atau tidak bersedia membayar sejumlah uang untuk mendapatkan air bersih. Dengan menggunakan metode dichotomous choice CVM, nilai bid yang ditawarkan kepada responden terdiri dari empat kategori kelas WTP yaitu sebesar Rp 2 500, Rp 5 000, Rp 7 500, dan Rp 10 000. Masing-masing bid ditanyakan kepada 20 responden yang berbeda secara acak. Sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 80 responden. Tiap responden memilih bersedia atau tidak bersedia membayar nilai bid yang ditawarkan oleh peneliti. Hasil struktur elisitasi untuk single bounded dichotomous choice CVM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 49 Apakah saudara sanggup untuk membayar? N1 N2 N3 N4 Rp 2 500 Rp 5 000 Rp 7 500 Rp 10 000 Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak 18 2 16 4 9 11 5 15 Dari hasil yang didapatkan, distribusi responden yang menjawab setuju pada nilai bid Rp 2 500 sebanyak 18 orang sedangkan distribusi responden dengan jawaban tidak hanya dua orang. Pada nilai bid Rp 5 000 distribusi responden yang menjawab setuju sebanyak 16 orang sedangkan distribusi responden dengan jawaban tidak ada empat orang. Distribusi responden yang menjawab setuju pada nilai bid Rp 7 500 ada 9 orang sedangkan distribusi responden dengan jawaban tidak sebanyak 11 orang. Untuk nilai bid terakhir yaitu Rp 10 000 distribusi responden yang menjawab setuju hanya lima orang sedangkan distribusi responden dengan jawaban tidak sebanyak 15 orang. Perhitungan nilai WTP dari dichotomous choice CVM dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode logit dan turnbull.

7.1 Perhitungan nilai WTP dengan metode logit

Metode logit dalam penelitian ini diolah menggunakan software Minitab dengan regresi logistik biner binary logistic regression dimana variabel respon merupakan keputusan responden “setuju” atau “tidak setuju” pada nilai tawaran bid yang ditanyakan. Terdapat dua hasil WTP dari metode logit dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan kedua hasil diperoleh dengan menggunakan variabel bebas yang berbeda. 50

7.1.1 Hasil WTP dari regresi logistik pertama logit 1

Hasil WTP dari regresi logistik yang pertama menggunakan variabel bebas bid, pendidikan, pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah. Setelah melakukan pengolahan dengan memasukkan variabel respon berupa keputusan setujutidak setuju responden dan variabel bebas berupa bid, pendidikan, pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah, maka didapatkan model regresi logistik yaitu, Li = 3.22862 – 0.0005978BID + 0.0162670PDDKN + 0.0000002PDPTN – 1.45200KAT Sehingga EWTP yang didapatkan adalah sebesar Rp 5 400.84 Lampiran 4. WTP agregat atau total WTP dapat diperoleh untuk menduga WTP seluruh kepala keluarga di perumahan XYZ. TWTP didapatkan dari perkalian nilai WTP dengan jumlah kepala keluarga di perumahan XYZ yang tercatat 611 KK pada tahun 2012. Total WTP yang didapatkan sebesar Rp 3 299 911.04 Lampiran 4. Proporsi WTP terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 0.11 Lampiran 4. Nilai ini menggambarkan proporsi dari nilai WTP yang dibayarkan masyarakat untuk air bersih per meter kubiknya terhadap pendapatan rumah tangga. Nilai proporsi WTP yang didapat telah sesuai dengan teori, dimana nilai WTP lebih dari nol dan kurang dari pendapatan.

7.1.2 Hasil WTP dari regresi logistik kedua logit 2

Hasil WTP dari regresi logistik yang kedua hanya menggunakan variabel bebas bid dan pendapatan keluarga. Hal ini karena kedua variabel tersebut merupakan variabel yang paling berpengaruh signifikan. Setelah melakukan pengolahan kembali dengan variabel bebas yang berbeda maka didapatkan model regresi logistik yaitu, Li = 2.75496 – 0.0005331BID + 0.0000002PDPTN Sehingga diperoleh EWTP sebesar Rp 5 167.81 dari hasil logit kedua. Total WTP yang didapatkan adalah sebesar Rp 3 157 532.47 dan proporsi WTP terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 0.10 Lampiran 4. 51

7.2 Perhitungan nilai WTP dengan metode turnbull

Selain menggunakan metode logit, untuk menghitung nilai WTP dari dichotomous choice CVM adalah menggunakan metode turnbull. Prinsip metode ini cukup sederhana. Jika responden menjawab “tidak” terhadap nilai lelang yang ditawarkan, maka nilai maksimum WTP akan lebih rendah dari nilai lelang. Sebaliknya jika responden menjawab “ya” maka WTP nya akan lebih besar atau paling tidak sama dengan nilai lelang yang ditawarkan Fauzi, 2013. Tabel 11 Kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih dari PDAM dengan metode Turnbull LelangBid Rp Jumlah N j Respon ”tidak” Total Respon T j Distribusi “tidak” F j Nilai F j+1 -F j 2500 2 20 0.1 0.1 5000 4 20 0.2 0.1 7500 11 20 0.55 0.35 10000 15 20 0.75 0.2 10000 1 0.25 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 11 menunjukkan distribusi responden yang menjawab tidak pada masing-masing bid. Nilai expected WTP EWTP dengan metode turnbull didapatkan dengan mengalikan nilai bid dengan nilai yang merupakan pengurangan dari selang atas dan selang bawah distribusi responden yang menjawab tidak. Expected WTP yang diperoleh dari metode turnbull adalah sebesar Rp 6 000. Hasil WTP didapatkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: ∑ ∑ E WTP = 25000.1 + 50000.35 + 75000.2 + 100000.25 = 6000 Nilai variance dari WTP adalah sebagai berikut: ∑