35 faktor apa saja yang mempengaruhi WTP masyarakat terhadap air bersih. Variabel
respon bersifat dikotomi Dichotomous Choice Model atau memiliki dua peluang kejadian. Dalam penelitian ini peluang kejadian adalah memilih bersedia atau
tidak bersedia untuk membayar air bersih. Persamaan regresi logit untuk melihat besarnya kesediaan responden untuk membayar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut: Li = Ln
= β
+ β
1
BID + β
2
PDDKN + β
3
PDPTN + β
4
KAT......................13 Dimana:
Li : Peluang masyarakat bersedia atau tidak bersedia membayar
β : Intersep
β
1-4
: Koefisien regresi BID
: Bid rupiahm
3
PDDKN : Tingkat pendidikan tahun
PDPTN : Pendapatan keluarga Rp
KAT : Kualitas air tanah
1 = Dummy kualitas air tanah baik 0 = Dummy kualitas air tanah kurang baik
Variabel bid, tingkat pendidikan, pendapatan dan kualitas air tanah diduga berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat. Variabel dengan
arah positif adalah tingkat pendidikan dan pendapatan. Sedangkan variabel dengan arah negatif yaitu bid dan kualitas air tanah.
36
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Perumahan XYZ yang telah dibangun sejak tahun 2005 terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan Katulampa
termasuk dalam Kecamatan Bogor Timur yang secara geografis terletak pada 106
46’11” Bujur Timur - 106 50’25” Bujur Timur dan 6
35’10” Lintang Selatan - 6
38’5” Lintang Selatan. Ketinggiannya berada pada 300 – 370 m dpl, curah hujan per tahunnya adalah 3000 mm, dan suhu rata-rata harian berkisar 25
C. Batas administrasi Kelurahan katulampa adalah di sebelah utara berbatasan
dengan Kelurahan Cimahpar dan Kelurahan Tanah Baru, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cibanon dan Kelurahan Sukaraja, sebelah selatan berbatasan
dengan Kelurahan Tajur dan Kelurahan Sindangsari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Baranang Siang dan Kelurahan Sukasari. Orbitasi
jarak dari Kelurahan Katulampa ke ibukota Kecamatan adalah 3 km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 15 menit. Jarak ke ibukota
kabupatenkota adalah 7 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Jarak ke ibukota provinsi Bandung sekitar 120 km dengan waktu tempuh 4 jam,
sedangkan jarak ke ibukota negara DKI Jakarta sekitar 60 km dengan waktu tempuh 150 menit Kelurahan Katulampa, 2013.
Terdapat 17 Rukun Warga RW di Kelurahan Katulampa dengan jumlah penduduk sebanyak 28 657 jiwa. Jumlah RW yang terdapat di perumahan XYZ
adalah tiga RW yaitu RW 15, 16, dan 17. Data yang diperoleh pada tahun 2012 jumlah penduduk yang ada di RW 15 adalah 755 jiwa dengan 212 KK, lalu
jumlah penduduk di RW 16 adalah 507 jiwa dengan 185 KK, dan jumlah penduduk di RW 17 adalah 664 jiwa dengan 214 KK. Sehingga secara
keseluruhan perumahan XYZ terdiri dari 611 KK dengan jumlah penduduk 1 926 jiwa. Perumahan XYZ berbatasan dengan Kali baru di sebelah utara, Desa
Cibanon di sebelah timur, RW 14 dimana banyak area persawahan di sebelah barat, dan dengan RW 08 di sebelah selatan.
37
5.2 Kondisi Hidrologi
Sumber air bagi Kota Bogor menurut asalnya terdiri dari sungai, air tanah, dan mata air. Sungai utama yang mengalir di Kota Bogor terdiri dari Sungai
Ciliwung dan Sungai Cisadane, serta beberapa anak sungai. Pada umumnya aliran sungai tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai
sarana MCK dan usaha perikanan keramba serta air baku bagi PDAM. Keberadaan air tanah di Kota Bogor kualitasnya terbilang cukup baik. Namun
demikian tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi selain tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air
hujan menjadi sangat rendah yang pada akhirnya mempertinggi run off, hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya muka air tanah di musim kemarau.
Secara umum aliran air tanah di Kota Bogor mengalir dari selatan ke utara sejumlah 3 344 394 m
3
tahun. Aliran air tanah lokal mengalir dari tinggian ke rendahan BPLH, 2013.
Perumahan XYZ yang terletak di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor menggunakan air tanah sebagai sumber airnya. Masyarakat menggunakan sumur
gali dan sumur pantek untuk mendapatkan air tanah. Hal ini karena belum tersedianya jaringan PDAM di kawasan perumahan. Sumur warga rata-rata
memiliki kedalaman 13 meter. Kedalaman sumur terendah adalah 6 meter, hal ini dipengaruhi dari lama tinggal karena warga yang lebih lama tinggal cenderung
akan memiliki sumur yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya terdapat musim kering yang menyebabkan sumur-sumur warga kering sehingga
usaha yang dilakukan adalah memperdalam sumur. Kondisi air tanah dapat dilihat dari peta konservasi air tanah di Kecamatan
Bogor Timur yang ditunjukkan dari Gambar 4. Bila dilihat dari gambar, Kelurahan Katulampa yang merupakan lokasi penelitian berada pada wilayah
berwarna merah muda dimana itu berarti menunjukkan kondisi kritis.
38
Sumber : BPLH Kota Bogor 2013
Gambar 4 Peta konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur Zona konservasi air tanah untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada Tabel 4
dimana terdapat 4 zona konservasi air tanah yaitu zona aman, rawan, kritis, dan rusak. Kelurahan Katulampa memiliki zona aman sebesar 10.3, zona rawan
sebesar 37.4, zona kritis sebesar 39.7, dan zona air tanah yang rusak sebesar 12.6.
Tabel 4 Zona konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur
No. Kelurahan Luas
km
2
Konservasi Air Tanah Aman
Rawan Kritis
Rusak 1
Sindangsari 0,9
100 -
- -
2 Sindangrasa
1,06 38,2
31,2 30,2
0,4 3
Tajur 0,45
- -
- 100
4 Katulampa
4,91 10,3
37,4 39,7
12,6 5
Baranangsiang 2,35
- 48,4
14,3 37,3
6 Sukasari
0,48 -
13,7 20,7
65,6
Sumber : BPLH Kota Bogor 2013
Kondisi sumberdaya air di Kelurahan katulampa beserta potensinya dapat dilihat pada Tabel 5. Terdapat sumber air berupa bendunganwaduksitu, danau,
embung, jebakan air, mata air, dan sungai. Kodisi potensi air yang besar di kelurahan Katulampa bersumber dari bendunganwaduksitu dan sungai.