KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Air Bersih di Perumahan XYZ Kotamadya Bogor

27 Gambar 3 Diagram Alur Berpikir Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP masyarakat Mengkaji karakteristik masyarakat perumahan XYZ terhadap air bersih Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Rekomendasi Kebijakan Air Tanah Air minum kemasanair isi ulang Keinginan pemasangan jaringan PDAM Analisis Regresi Logistik Analisis Deskriptif Tercemarnya air tanah yang menyebabkan kualitas air kurang baik PDAM Debit air yang berkurang saat musim kemarau Permasalahan dalam pemakaian air sumur Mengestimasi besarnya nilai WTP masyarakat terhadap air bersih di perumahan XYZ Analisis Willingness to Pay WTP Pembelian lebih mahal 28

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di perumahan XYZ, Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan alasan daerah tersebut merupakan salah satu perumahan yang masih menggunakan air tanah sumurpompa dalam pemenuhan kebutuhan airnya, dimana masalah krisis air terjadi pada saat kemarau tiba sehingga warga mengajukan pemasangan pipa distribusi PDAM agar masalah mengenai air ini dapat terpecahkan. Pengambilan data primer dilaksanakan selama bulan Juni-September 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui informasi mengenai penyediaan air di perumahan XYZ, serta wawancara dengan responden melalui kuesioner dimana responden merupakan masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut. Data sekunder meliputi data-data yang terkait dengan daerah penelitian dan data lainnya yang dibutuhkan di dalam penelitian ini. Data ini diperoleh dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup BPLH Kota Bogor, berbagai pustaka seperti buku, jurnal, tesis, dan internet.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat di perumahan XYZ Kelurahan Katulampa RW 15, 16, dan 17. Responden yang diambil dari populasi masyarakat perumahan XYZ adalah kepala keluarga sebanyak 80 orang dari total keseluruhan 611 KK. Responden dibagi kedalam empat kategori yang masing-masing terdiri dari 20 orang. Hal ini sesuai dengan kategori tingkat WTP yang ditawarkan yaitu empat kategori. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan random split sampling, yaitu sampel yang ditarik ke 29 dalam kelas-kelas yang tidak overlapping dan kemudian memilih sampel secara acak dari setiap kelas.

4.4 Metode dan Prosedur Analisis

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel dan program Minitab 15. Tabel 3 menyajikan keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data dan metode analisis data. Tabel 3 Matriks metode analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis 1 Mengkaji karakteristik masyarakat perumahan XYZ terhadap air bersih. Data primer dan data sekunder Analisis deskriptif 2 Mengestimasi besarnya nilai Willingness to Pay WTP masyarakat terhadap air bersih di perumahan XYZ Data primer wawancara menggunakan kuesioner Analisis Willingness to Pay dengan metode dichotomous choice CVM 3 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP masyarakat untuk memperoleh air bersih di perumahan XYZ Data primer wawancara menggunakan kuesioner Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi melalui regresi logistik Sumber : Penulis 2013

4.4.1 Analisis deskriptif mengenai karakteristik masyarakat Perumahan

XYZ terhadap air bersih Analisis data pada dasarnya digunakan dalam rangka mengungkap informasi yang relevan di dalam data dan menyajikan hasil dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana. Analisis deskriptif diperlukan dalam melakukan analisis data dengan menggunakan berbagai cara misalnya dengan menampilkan grafik, diagram serta rekapitulasi data dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif bersifat eksploratif berupaya menelusuri dan mengungkapkan struktur dan pola data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-asumsi tertentu Juanda, 2007. 30 Analisis deskriptif digunakan agar penelitian tidak hanya terbatas pada data statistik yang bersifat kaku, selain itu agar penelitian dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih menarik. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai karakteristik masyarakat, pola pemanfaatan air dan sumber air bersih di perumahan XYZ.

4.4.2 Analisis Willingness To Pay WTP masyarakat terhadap air bersih di

Perumahan XYZ Analisis kesediaan membayar WTP masyarakat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih dimana tingkatan harga yang ditawarkan merupakan harga air yang ingin dibayar oleh masyarakat per meter kubiknya. Sehingga dapat dilihat sejauh mana masyarakat merasakan manfaat air dan menginginkan perbaikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari sumber air yang ingin mereka terima. Skenario hipotetik sangat berpengaruh terhadap outcome yang dihasilkan pada analisis CVM. Skenario hipotetik dibentuk berdasarkan permasalahan sumberdaya air di perumahan XYZ dimana terjadi penurunan kondisi sumberdaya air yang masyarakat dapatkan. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk mengukur kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Skenario hipotetik dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Perumahan XYZ merupakan perumahan yang masih mengandalkan air tanah sebagai sumber kebutuhan air sehari-harinya. Permasalahan yang tiap tahun terjadi yaitu kekeringan pada sumur-sumur warga akibat debit air yang menurun pada saat musim kemarau. Perumahan XYZ terus mengalami peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan kebutuhan air terus meningkat, sehingga nantinya air tanah akan lebih banyak tereksploitasi. Hal ini dapat mengakibatkan keringnya sumur warga yang lebih dangkal karena sumber air tersedot pada satu lokasi yang sama sehingga terjadinya penurunan muka air tanah. Resiko air tanah tercemar juga dapat terjadi salah satunya dari tempat pembuangan rumah tangga yang ada pada tiap rumah. Permasalahan yang dirasakan masyarakat dan mengingat kebutuhan air bersih sangat penting maka masyarakat menginginkan perbaikan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas akan air bersih.