Sistem Penyedia Air TINJAUAN PUSTAKA

11 c. Jaminan ketersediaan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat. d. Pengelolaan bencana terpadu terkait dengan air banjir, longsor, kekeringan, dll. Dalam RUU tentang Sumberdaya Air, telah disebutkan bahwa pengembangan air bersih yang dilakukan melalui pengusahaan sumber air permukaan dapat dilakukan dengan Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD di bidang pengelolaan sumberdaya air atau kerjasama antara BUMN dengan BUMD Pasal 46 ayat 2. Selanjutnya ditambahkan pula dalam Pasal 46 ayat 3 bahwa pengusahaan sumberdaya air selama yang dimaksud dalam Pasal 46 ayat 2 di atas, juga dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha, perorangan atau kerjasama antara Badan Usaha dengan ijin pengusahaan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah KabupatenKota sesuai dengan rencana alokasi air menurut sumber air Sanim, 2003.

2.4 Pengelolaan Sumberdaya Air

Sumber air didapatkan dari air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu dari sungai, danau, rawa, situ, embung, ranu, dan telaga. Sedangkan sumber air tanah antara lain dari cekungan air tanah yang bisa terdiri atas confined aquifer dan unconfined aquifer, serta mata air spring. Ketersediaan air permukaan perhitungannya berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan karakteristik lahan. Berbeda dengan air permukaan, pengembangan dan pengelolaan air tanah lebih sulit karena lokasinya yang berada di bawah tanah. Pengelolaan air bawah tanah atau groundwater merupakan contoh untuk memahami kasus sumberdaya yang bersifat common property dalam bentuknya paling asli atau The purest common pool problem. Hal ini disebabkan karena pada saat sumberdaya tersebut tidak dimiliki secara jelas, ia akan menjadi common pool dimana setiap pengguna sumberdaya air meyakini bahwa ekstraksi yang dilakukannya tidak akan mempengaruhi stok sumberdaya air, sehingga deplesi dari sumberdaya air dinilai tanpa harga Fauzi, 2006. 12 Undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air mengamanatkan setidaknya 3 tiga kegiatan utama dalam pengelolaan sumberdaya air, yaitu: 1. Konservasi sumberdaya air, yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumberdaya air. 2. Pendayagunaan sumberdaya air, ditujukan untuk memanfaatkan sumberdaya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat secara adil. 3. Pengendalian daya rusak air, dilakukan secara terpadu, menyeluruh, dan terkoordinasi serta mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, pemulihan, dan perbaikan akibat bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan. Tabel 2 Kriteria dan tujuan pengelolaan sumberdaya air Kriteria Tujuan Efisiensi 1. Biaya penyediaan air yang murah 2. Penerimaan per unit sumberdaya yang tinggi 3. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Equity 4. Akses air bersih untuk semua masyarakat Sustainability 5. Menghindari terjadinya deplesi pada air bawah tanah 6. Menyediakan cadangan air yang cukup untuk memelihara ekosistem 7. Meminimalkan pencemaran air Sumber : Fauzi 2006 Pengelolaan air bersih harus terpadu dan menyeluruh dan merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya air. Hal-hal yang menyebabkan air perlu dikelola meliputi GWP, 2001 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2005: 1. Kondisi kebutuhan pangan dan air sumberdaya alam. 2. Kondisi kebutuhan air dan tanah sumberdaya alam. 3. Batas administrasi wilayah berbeda dengan batas teknis DAS. 4. Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh besar terhadap sumberdaya air baik secara kuantitas maupun kualitas. 5. Tiap tata guna lahan membutuhkan air namun juga akan memberikan dampak keberadaan air di tata guna yang lain. Perubahan tata guna lahan memberikan dampak yang besar terhadap keberadaan air di lahan tersebut.