Iklim Pengelolaan Padi Sawah di Desa Mekarjaya dari Tahun 2008-2011

3.3 Iklim

Berdasarkan peta agroklimat Oldeman, 1975, Desa Mekarjaya termasuk zone agroklimat tipe A1, dengan bulan basah lebih dari 9 bulan secara berurutan dan bulan kering kurang atau samadengan 1 bulan. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 200 mm, sedangkan bulan kering adalah bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 100 mm Tabel 1. Tipe iklim A1 merupakan tipe iklim yang sesuai untuk penanaman padi secara terus menerus, tetapi produksi kurang karena pada umumnya kerapatan fluks radiasi surya rendah sepanjang tahun. Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun 2002 - 2011 Bulan Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Rata-rata Jan 629 212 404 537 352 374 251 361 252 179 3551 355 Feb 475 636 327 580 538 438 377 305 461 91 4228 423 Mar 414 271 432 568 504 276 673 261 414 140 3953 395 Apr 578 309 643 308 596 473 527 260 43 295 4032 403 Mei 247 501 374 429 523 198 277 571 331 300 3751 375 Jun 345 180 169 682 138 274 172 338 303 143 2744 274 Jul 312 25 209 215 243 134 172 131 270 256 1967 197 Ags 128 91 166 163 403 248 162 33 478 28 1900 190 Sep 118 270 392 320 342 206 343 157 601 343 3092 309 Okt 298 552 277 351 425 230 311 416 436 204 3500 350 Nop 416 326 401 423 355 444 509 407 284 378 3943 394 Des 365 398 432 252 30 476 255 258 422 185 3073 307 Jumlah 4325 3771 4226 4828 4449 3771 4029 3498 4295 2542 45521 4552 Sumber : Stasiun Klimatologi dan Geofisika Dramaga Bogor Berdasarkan curah hujan harian selama penelitian Gambar 3 diketahui bahwa curah hujan terendah pada bulan Agustus sebesar 28.1 mm termasuk ke dalam bulan kering, sedangkan bulan Juli, September, Oktober dan Nopember jumlah curah hujan bulanan termasuk dalam bulan basah yaitu lebih dari 200 mmbulan. Adanya bulan kering yang ekstrim terutama pada awal pertumbuhan tanaman, mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dikarenakan kekurangan air. Gambar 3. Curah Hujan Harian selama Penelitian

3.4 Pengelolaan Padi Sawah di Desa Mekarjaya dari Tahun 2008-2011

Pengelolaan padi sawah biasanya dilakukan oleh para penggarap dan atau petani yang menyewa lahan orang lain, sedangkan petani pemilik sawah yang terjun langsung untuk mengelola sawahnya hanya sedikit, sehingga intensitas modal rata-rata petani di desa ini rendah. Selain itu rata-rata para petani di desa ini usianyasudah lanjut dengan sebagian besar tingkat pendidikannya hanya lulus Sekolah Dasar SD. Sedikit sekali pemuda yang mau menanam padi, walaupun ada yang bergerak di bidang pertanian hanya sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian utama rata-rata penduduk di desa ini adalah di bidanghome industryberupa bengkel sandal sepatu, karena Desa Mekarjaya merupakan salah satu sentra sandal sepatu di Kecamatan Ciomas. Petani di Desa Mekarjaya pada waktu pengolahan tanah lebih memilih menggunakan tenaga kerja hewan kerbau dan atau manusia dengan alasan beberapa bagian lahan lumpurnya relatif dalam. Walaupun demikian pada lahan sawah yang relatif datar dengan petakan yang luas dan akses jalanserta lumpur yang tidak terlalu dalam, maka penggunaan traktor masih menguntungkan bagi petani. Sistem bagi hasil pada budidaya padi sawah di desa ini disebut dengan sistem “ngepak” yaitu pengolahan lahan dan pemupukan dilakukan oleh pemilik atau penggarap, tetapi mulai dari menanam tandur, pemeliharaan 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 mm Curah Hujan Harian Juli Agustus September Oktober Nopember pembersihangulma, dan pemanenan dilakukan oleh ibu-ibu yang disebut “pengepak”. Pengepak biasanya lebih berkuasa dalam hal penanaman dan pemeliharaan tanaman dibandingkan pemilik atau penggarap lahan, dan rata-rata sudah berusia lanjut. Hasil panen yang diperoleh “pengepak” adalah 1 kg dari setiap 5 kg gabah yang telah dipanen, dan untuk penggarap hasil panen dibagi rata dengan pemilik sawah yang biasa disebut sistem “paro”. Pola tanam pada lahan sawah dengan pengairan yang cukup sepanjang tahun ialah dengan menanam padi terus menerus sepanjang tahun. Lain halnya pada lahan sawah yang tersedia airhanya pada waktu musim hujan, maka pada musim kemarau ditanami oleh tanaman palawija atau sayuran seperti jagung manis, talas, ubi jalar, ubi kayu, mentimun, dan kacang panjang. Terjadinya kekurangan air ini lebih disebabkan oleh tidak adanya pengelolaan air yang baik pada saluran irigasi, yaitu tidak adanya“ulu-ulu” orang yang mengatur pembagian air dan memelihara saluran air untuk lahan sawah, maka pembagian air kurang merata pada setiap lahan sawah.Selain itu adanya keramba ikan dan kolam di bagian hulu serta banyaknya sampah pada saluran air juga menghambat kelancaran aliran air pada lahan-lahan sawah. Petani di desa Mekarjaya lebih memilih menjual hasil panen berupa Gabah Kering Panen GKP kepenggilingan dengan harga sekitar Rp. 2.600,00 berdasarkan penjualan petani pada tahun 2010 sampai 2011 dibandingkan dengan menjual hasil panen berupa beras kepada konsumen. Walaupun demikian masih banyak petani yang memilih untuk mengkonsumsi sendiri subsisten sebagai bahan persediaan makanan, sehingga rata-rata tingkat pendapatan petani pun masih rendah. Secara umum teknologi pertanian yang telah diterapkan oleh petani di DesaMekarjayabelum sepenuhnya sesuai anjuran, banyak faktor penyebabnya, diantaranya tingkat pendidikan formal masih rendah rata-rata lulusan SD, sudah lanjut usia, kemampuan ekonomi yang lemah, dan adanya budaya“ngepak”, serta kelembagaan Kelompok Tani yang masih lemah. Walaupun pada saat ini pengetahuan petani sedikit berkembang,yaitupetani sudah dapat mengetahui varietas unggul yang cocok untuk ditanam di wilayahnya dan mengembalikan jerami ke lahan pertanian dengan tidak membakarnya, namun penerapan teknologi pada usaha tani padi sawah di Desa Mekarjaya masih terbatas dan masih memerlukan pembinaan yang intensif dari instansi yang terkait. Gambar 4. Rata-rata Produktivitas Padi Sawah di Desa Mekarjaya Tahun 2008 - 2011 Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari 19 orang petani dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 di Desa Mekarjaya dari Kelompok Tani Babakti maupun Kelompok Tani SauyunanGambar 4 ditunjukkan bahwa rata-rata produktivitas padi tonha di Desa Mekarjaya yaitu GKP, GKG, dan beras pada tingkat petani adalah 4,46, 3,82, dan 2,41 tonha, sedangkan GKP, GKG, dan beras pada tingkat SLPTT adalah 7,88, 6,74, dan 4,26 tonha.Hasil ini diperoleh dengan mengacu pada rendemen beras sebesar 0,632 , GKG = 0,856 x GKP, dan hasil ubinan dengan alat ubin ukuran 2,5 x 2,5 m 2 . Hal ini menunjukkan bahwa selama SLPTT dilaksanakan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 telah terjadi peningkatan produktivitas sebesar 76,70. 7,88 4,46 6,74 3,82 4,26 2,41 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 SLPTT Petani to n ha GKP GKG Beras

IV. BAHAN DAN METODE