2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi Cumi-Cumi Sepioteuthis lessoniana, LESSON
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi cumi-cumi sirip Sepioteuthis lessoniana, LESSON dalam Nateewathana 1997 adalah sebagai berikut :
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda Cuvier, 1798
Sub-kelas : Coleoida Bather,1888 Ordo
: Teuthida Naef, 1916 Sub-ordo : Myopsida Orbigny, 1845
Famili : Loliginidae Steenstrup, 1861
Sub-famili : Sepioteuthinae Naef, 1921 Genus
: Sepioteuthis Blainville, 1823 Spesies
: Sepioteuthis lessoniana, Lesson, 1830 Nama FAO
: Bigfin reef squid Inggris, Calmar tonnelet Perancis, dan Calamar manopla Spanyol
Nama daerah : Corak Banten dan Cumi lamun NTB
Gambar 1 Cumi-cumi sirip besar dewasa Sepioteuthis lessoniana.
2.1.2 Morfologi
Cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopoda hewan yang memiliki sejumlah lengankaki di kepala, kelas yang paling berkembang dalam filum
moluska Buchsbaum et al.,1994. Cumi-cumi ini dapat mencapai ukuran yang besar sekali, dimana contohnya adalah cumi-cumi raksasa, Architeuthis di laut
Atlantik Utara. Cumi-cumi ini dapat mencapai panjang total 20 m termasuk tentakelnya 6 m dan lingkaran tubuh 4 m. Pada cumi-cumi, rostrum dan
phragmacone dengan sekat-sekatnya lenyap, dan cangkangnya terdiri atas sisa pro-ostracum yang ringan dan transparan terdiri dari zat tanduk, disebut pen.
Cumi-cumi merupakan hewan pelagis yang berenang dengan gaya dorong jet jet propulsion untuk memburu mangsa yang juga perenang. Kecepatan
berenang mundur lebih cepat dari pada berenang maju. Cumi-cumi menurut perenang tercepat diantara hewan avertebrata lainnya Suwignyo et al., 1998.
Salah satu genus dari famili Loliginidae, yaitu genus Sepioteuthis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tubuh gemuk dan agak mampat kompres
secara dorsoventral, meruncing ke ujung ayang tumpul. Sirip individu yang dewasa dan yang mendekati dewasa biasanya besar, tersusun oleh daging atau
otot, meluas hampir ke seluruh panjang mantel hingga ke ujung ekor. Hektokotilus pada lengan kiri dari spesies ini tidak memiliki fotofor
Nateewathana, 1997. Roper et al. 1984 mendeskripsikan ciri-ciri cumi-cumi Sepioteuthis
lessoniana , LESSON sebagai berikut: mantel panjang dan kokoh dengan lebar
mantel sekitar 40 dari panjang. Sirip fin sangat besar dengan ukuran sekitar 90 hingga 100 panjang mantel, lebarnya hampir mencapai 75 panjang
mantel, bagian lebar terbesar terdapat pada posterior sampai bagian pertengahan. Tentakel panjang dan besar serta memiliki alat penghisap sucker yang
menyerupai cicin dengan 14 – 23 gigi-gigi tajam. Cincin penghisap suckering lengan memiliki18 – 29 gigi yang tajam dan berbentuk segitiga, tentakel panjang
dan kuat lengan kiri keempat pada individu jantan merupakan alat yang berfungsi sebagai hektokopilus untuk memindahkan spermatofora.
Cumi-cumi mempunyai 10 buah tangan, 4 pasang disebut tangan dan sepasang sangat panjang disebut tentakel. Pada permukaan dalam tangan dan
ujung tentakel cumi-cumi terdapat mangkuk penghisap yang bertangkai, dan adakalanya sekitar tepi mangkuk diperkuat dengan zat tanduk ataukait-kait. Cumi-
cumi memangsa ikan dan udang pelagis dengan cara berenang cepat ke arah kedalam sekawanan ikan mackerel muda, dan menangkap seekor ikan dengan
tentakelnya Suwignyo et al., 1998
Nateewathana 1997 mendeskripsikan spesies Sepioteuthis lessoniana, LESSON secara lebih lengkap, berdasarkan bagian-bagian tubuh :
• Warna : dalam larutan alkohol berwarna krem, permukaan dorsal mantel,
sirip, kepala dan lengan di tutupi oleh sejumlah kromatofor sel-sel yang mengandung pigmen yang besar dan padat; Pada permukaan ventral, mantel
lebih sedikit bahkan pada bagian sirip ventral tidak terdapat komatofor sama sekali. Pada masing-masing mata terdapat bintik berwarna gelap seperti pada
dorsal.
• Mantel : panjang, kokoh, menyatu dan agak meruncing pada ujung posterior,
pertengahan cuping antero-dorsal bulat dan agak menonjol; bagian ujung cuping ventro-lateral sangat menonjol; tepi mantel ventral cekung.
• Sirip : besar, tebal dengan panjang 83 – 94 panjang mantel; cuping bagian
anterior sempit dan bagian paling lebar sekitar 13 dari ujung posterior, oval dan lebar, lebarnya sekitar 54 – 71 dari panjang mantel. Sirip bersatu pada
ujung posterior.
• Kepala : besar namun sedikit lebih kecil dari lebar mantel anterior, leher dan
mantel pada bagian dorsal dihubungkan oleh otot penghubung kepala nuchal locking apparatus
. Memiliki mata yang besar dan ditutupi seluruhnya oleh kornea kedua yang transparan, pori-pori yang unik lacrimal terdapat pada
bagian depan mata, puncak olfaktori terlihat menonjol pada belakang mata.
• ‘Funnel’corong : kokoh dan berbentuk keruut yang membesar kedalam
permukaan ventral kepala; katup corong berada pada posisi subterminal dan telah berkembang dengan baik; organ corong dorsal berbentuk ‘V’ terbalik
dengan dua bujur bantalan. Tulang rawan nuchal berbentuk ‘biola’ dan lebih sederhana, lurus dan agak melengkung pada bagian luar di dekat pasterior,
sebuah lekuk yang dalam terdapat pada bagian pertengahan; tulang rawan
• Lengan : gemuk dengan ujung yang agak tajam, ukurannya tidak sama dan
berada pada tingkatan ukuran III,IV,II,I. Lengan I pendek berbentuk segitiga dengan selaput otot’keel’ aboral sepanjang lengannya. Lengan II datar dengan
dasar keel berenang aboral, yang mana bagian terluas terdapat pada pertengahan lengan. Lengan III besar dengan dasar keel aboral yang tebal.
Lengan IV tidak memiliki keel aboral, besar dan memiliki selaput sepanjang
tepi dorsal. Selaput pelinung yang kuat melapisi lengan II-III dan lebih lemah pada lengan IV. Penghisap seri ganda terdapat pada seluruh lengan;
berdiameter kurang dari 2 mm, ukurannya mengecil ke arah ujung. Penghisap terbesar terdapa pada jarak 1,25 dari ujung proxial lengan; penghisap terbesar
terdapat pada lengan III dan terkecil pada lengan I pada individu jantan dan betina. Cincin penghisap terdiri atas 17 – 28 gigi yang tajam dan runcing.
• Lengan kiri IV : pejantan berungsi sebagai hektokotilus, yang mana bagian
yang termodifikasi sampai pada bagian 20 -30 . Ukuran dan bentuk lengan kiri umumnya sama dengan lengan kanan. Bagian proximal lengan yang tidak
termodifikasi terdiri atas 25 – 30 pasangan penghisap yang tersusun dalam dua baris.
• Tentakel : berbentuk batang yang panjang, kokoh , dan compres secara lateral.
Bagian pentung club agak lebih besar dengan bagian tepi dilapisi oleh selaput yang telah berkembang dengan baik, kokoh dengan dilengkapi penyokong
yang menonjol, bagian permukaan aboral memiliki keel yang kuat.
• Gladiuspen : dengan rachistulang yang kokoh, melebarpada anterior dan
mengecil pada posterior, pada bagian tengah berbentuk lingkaran, tebal secara lateral. Bagian vane lebar dengan bagian terlebar pada 13 dari ujung posterior,
tebal pada bagian ¾ posterior namun bagian tepinya tipis.
• Paruh bawah : pendek dan kuat dengan ujung taring yang melengkung,
memiliki kepala yang pendek dan sayap yang yang besar. Bagian ujung taring dan tepi pemotong bagian anterior sayap berwarna hitam, bagian puncak
melengkung tanpa adanya pigmen warna. • Radula : terdiri atas tujuh gigi melintang dansama pada individu betina
maupun jantan; gigi rasidian pendek dan kuat dengan taring samping yang rendah, gigi samping pertama dan kedua sama dengan gigi rasidian namun
sedikit lebih besar, gigi samping ke tiga berbentuk pelat oval dengan kait yang
tipis. • Spermatofor : dengan ukuran panjang 4,5 mm dan lebar 0,15 mm, terdiri batas
kumpulan sperma sepanjang ¾ total panjang spermatofor. Tubuh semen dengan penyempitan terdapat bagian pertengahan tubuh spermatofor, hampir
terpisah menjadi dua bagian, bagian aboral lebih besar dari pada bagian oral.
Alat ejakulasi terdiri atas beberapa gulungan besar dan rapat sekali di bagian
ujung oral spermatofor. • Kantong tinta : bentuk pirifrom tanpa fotofor, dengan lapisan luar berwarna
hijau-biru keperakan dengan gari-garis pada sisi ventral massa isi rongga perut.
Gambar 2 Larva cumi-cumi sirip besar Sepioteuthis lessoniana.
2.1.3 Sistem reproduksi