Prosedur pengamatan dan pengambilan data

Merah; kuning; hijau dan biru. Antar kompartemen bercahaya, diberikan sebuah kompartemen kosong gelap. Gambar 6 Plexiglass.

3.2.2 Bahan

Bahan penelitiannya adalah larva cumi-cumi sirip besar Sepiotethis lessoniana, LESSON yang baru menetas, dengan lama pemeliharaan di bak pemeliharaan selama dua puluh satu hari. Lebih dari jangka waktu tersebut, umumnya larva cumi-cumi tidak bisa bertahan hidup. Larva cumi-cumi didapat dari telur yang ditetaskan di Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol. Telur cumi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tubir Selatan Gugus Pulau Pari. Telur cumi ditemukan dengan penyisiran rumput laut Sargasum sp. dan menempel pada atraktor cumi-cumi FPIK IPB yang dipasang di Tubir Selatan Gugus Pulau Pari. Telur cumi yang didapat dibawa ke Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol untuk ditetaskan dan di pelihara. Telur dan larva cumi-cumi juga diamati dengan mikroskop elektron untuk mengetahui jenis cumi-cuminya, serta dilakukan studi literatur morfologi cumi-cumi.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Prosedur pengamatan dan pengambilan data

Pada penelitian pendahuluan ini dilakukan pengamatan untuk pencarian kapsul telur cumi-cumi. Pencarian kapsul telur cumi-cumi dilakukan dengan cara manual yaitu melalui penyisiran rumput laut Sargasum sp. dan menempel pada atraktor cumi-cumi FPIK IPB yang dipasang di Tubir Selatan Gugus Pulau Pari. Setelah kapsul telur cumi-cumi didapat, kapsul telur cumi-cumi di bawa ke Laboratorium Ilmu Kelautan FPIK IPB di Jl. Pasir Putih Ancol untuk di tetaskan hingga menjadi larva cumi-cumi dan di pelihara. Larva cumi-cumi yang telah menetas dimasukkan kedalam arena plexiglass berdiameter satu meter yang diperlengkapi lampu LED dengan warna 4 cahaya biru, hijau, kuning dan merah. Larva cumi ditempatkan tepat ditengah-tengah arena plexiglass selama 5 menit bersamaan dengan itu lampu LED super bright dinyalakan sesuai dengan perlakuan warna dan jumlah lampu yang sedang dilakukan, kemudian dilihat arah renang larva cumi-cuminya. Lampu LED jenis super bright digunakan dalam penelitian ini karena arena plexiglass yang digunakan untuk pengamatan hanya berukuran kecil 60 cm. Maka digunakanlah lampu LED jenis super bright yang berukuran kecil namun memiliki intensitas yang cukup besar dan terang Warna lampu LED yang digunakan dalam pengamatan dipilih warna merah, kuning, hijau dan biru karena warna tersebut merupakan gabungan antara warna cahaya dasar merah, hijau dan biru dan warna pigmen dasar merah, kuning dan biru, dimana ingin mengetahui respon retina mata cumi terhadap warna cahaya dasar dan warna pigmen dasar. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu, hasil pengamatan dilakukan pengumpulan pooling berlandaskan pada waktu jam pengamatan, yaitu pukul 18:00-21:00; 21:00-24:00; 24:00-03:00 dan 03:00-06:00. Pengamatan dilakukan hanya pada saat malam hari mulai dari matahari terbenam dikarenakan cumi-cumi merupakan hewan noturnal, yaitu hewan yang bergerak aktif beraktifitas pada malam hari. Pembagian waktu pengamatan menjadi 4 pembagian berlandaskan pada tingkah laku larva cumi dan juga predatornya saat terjadi perubahan mekanisme penggantian alat indra sensor baik dari sel kerucut cell cone menjadi sel batang cell rod proses dark adaptation ataupun sebaliknya dari sel batang cell rod menjadi sel kerucut cell cone pada retina mata ikan, dimana proses adaptasi ini terjadi 2 kali dalah satu malam, yaitu pada pukul 18.00-21.00 dan pukul 24.00-03.00. Larva cumi-cumi yang diamati adalah satu ekor untuk satu jenis pengamatan. Larva cumi-cumi kemudian diistirahatkan setelah melakukan satu kali perlakuan, kemudian digunakan kembali pada keesokan harinya untuk jenis perlakuan yang berbeda. Tingkat preferensi terhadap cahaya dipertajam dengan melakukan penyalaan lampu yang berubah, mulai dari satu lampu hingga empat lampu yang dinyalakan. Untuk setiap perlakuan warna cahaya yaitu warna merah, kuning, hijau dan biru, digunakan 30 ekor larva cumi-cumi. Pada setiap satu kali pengamatan larva cumi-cumi menggunakan satu jenis warna cahaya. Tingkat kesukaan larva cumi-cumi terhadap cahaya dilihat dari arah renang larva cumi- cumi menuju cahaya.

3.3.2 Metode analisis data