arah angin berkisar antara Timur laut dan Tenggara. Musim pancaroba terjadi antara April sampai Mei dan Oktober hingga bulan November Dinas Hidro-
Oseanografi, 1986. Kegiatan pengamatan lapang ini di lakukan pada musim pemijahan cumi-
cumi sirip besar, yaitu dari bulan Juni hingga Oktober 2006. Lokasi penelitian pendahuluan ditentukan berdasarkan studi literatur tentang tingkah laku
pemijahan cumi-cumi sirip besar, seperti: kondisi perairan dan kebiasaan cumi- cumi sirip besar dalam menempelkan telurnya.
Penelitian utama yaitu pengamatan preferensi cumi-cumi sirip besar Sepioteuthis lessoniana,LESSON terhadap perbedaan warna dan intensitas
cahaya pada waktu pengamatan yang berbeda dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir
Putih Ancol. Kegiatan Pengamatan laboratorium ini dilakukan pada Juni hingga Oktober 2006. Pengamatan tingkah laku cumi-cumi ini dilakukan pada sebuah
kamar tanpa lampu, dimana seluruh jendelanya ditutup plastik polibag hitam, saat malam hari mulai pukul 18.00 sampai dengan pagi pukul 06.00, dikarenakan sifat
cumi-cumi yang merupakan hewan noturnal hewan yang beraktifitasbergerak aktif pada malam hari.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan yaitu: Akuarium, aerator, filter, water hitter, bak besar untuk penetasan telur cumi-cumi, rotifera, artemia
dan nano sebagai makanan larva cumi-cumi, camera digital, Plexiglass berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang dilapisi plastik polibag hitam, yang
memiliki 8 kompartemen, lampu LED Super Bright warna merah, kuning, hijau dan biru, Software Statistika volume 6 dan Software Microsoft Office 2003, serta
biota larva Cumi-cumi Sirip Besar Sepioteuthis lessoniana, LESSON.
3.2.1 Alat
Pada penelitian ini alat yang dipergunakan adalah arena Plexiglass berbentuk lingkaran dengan diameter 100cm, yang memiliki 8 kompartemen.
Kompartemen diberikan lampu dari LED-super bright dengan urutan cahaya
Merah; kuning; hijau dan biru. Antar kompartemen bercahaya, diberikan sebuah kompartemen kosong gelap.
Gambar 6 Plexiglass.
3.2.2 Bahan
Bahan penelitiannya adalah larva cumi-cumi sirip besar Sepiotethis lessoniana, LESSON
yang baru menetas, dengan lama pemeliharaan di bak pemeliharaan selama dua puluh satu hari. Lebih dari jangka waktu tersebut,
umumnya larva cumi-cumi tidak bisa bertahan hidup. Larva cumi-cumi didapat dari telur yang ditetaskan di Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol. Telur cumi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tubir Selatan Gugus Pulau Pari. Telur
cumi ditemukan dengan penyisiran rumput laut Sargasum sp. dan menempel pada atraktor cumi-cumi FPIK IPB yang dipasang di Tubir Selatan Gugus Pulau
Pari. Telur cumi yang didapat dibawa ke Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol untuk
ditetaskan dan di pelihara. Telur dan larva cumi-cumi juga diamati dengan mikroskop elektron untuk mengetahui jenis cumi-cuminya, serta dilakukan studi
literatur morfologi cumi-cumi.
3.3 Metode Penelitian