tingkat pengeluaran yang tinggi cenderung lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan konsumsi mereka dan lebih memperhatikan kandungan gizi dari
makanan yang dikonsumsi. Selain itu hal ini dikarenakan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang berpendapatan rendah akan
meningkatkan pengeluaran untuk pangan pokok sebaliknya kelompok berpendapatan tinggi dengan kelas sosial menengah ke atas memiliki pengeluaran
yang menurun untuk makanan pokok tetapi pengeluaran untuk pangan hewani, sayur, dan buah meningkat Martianto et al, diacu dalam Purba 2006.
6.1.6 Karakteristik Umum Konsumen Berdasarkan Variabel Suku Bangsa
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumen daging kelinci berasal dari berbagai suku bangsa. Kota Bogor yang tergolong dalam tanah
Sunda ternyata memiliki masyarakat dari beragam suku yang berdomisili di wilayah tersebut. Dari hasil penelitian, mayoritas responden berasal dari suku
sunda yaitu sebesar 54 persen. Hal ini dapat dipahami dikarenakan penelitian dilakukan di Kota Bogor yang merupakan salah satu dari wilayah tanah Sunda.
Selain itu 18 persen dari responden berasal dari suku Jawa. Sisanya berasal dari suku Batak, Jawa-Sunda, Manado, Tionghoa, dan Aceh dengan proporsi masing-
masing sebesar 8, 8, 6, 4, dan 2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar suku yang ada di Indonesia dapat mengonsumsi daging kelinci sehingga
usaha pengolahan daging kelinci tidak menutup kemungkinan dpat dilakukan di luar wilayah Bogor atau Jawa Barat secara umum. Tabel 15 berikut ini
menampilkan sebaran data karakteristik konsumen daging kelinci berdasarkan suku bangsa.
Tabel 15.
Karakteristik Konsumen Daging Kelinci di Kota Bogor Berdasarkan Variabel Suku Bangsa
Suku Frekuensi Persentase
Sunda 27 54
Batak 4 8
Jawa 9 18
Manado 3 6
Tionghoa 2 4
Jawa-sunda 4 8
Aceh 1
2 TOTAL 50
100
6.1.7 Karakteristik Umum Konsumen Berdasarkan Variabel Agama
Agama merupakan salah satu bagian dari sub-budaya. Agama turut menentukan konsumsi terhadap suatu produk terutama terkait kehalalannya atau
aturan-aturan sakral tertentu yang menjadi kepercayaan seseorang. Tabel 16 berikut menampilkan sebaran responden berdasarkan agama:
Tabel 16. Karakteristik Konsumen Daging Kelinci di Kota Bogor Berdasarkan
Variabel Agama Agama Frekuensi
Persentase Islam 41
82 Kristen 6
12 Katolik 2
4 Budha 1
2 Sebagian besar responden berasal dari agama Islam, yaitu sebesar 82
persen. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Kota Bogor merupakan pemeluk agama Islam. Agama Kristen sendiri sebanyak 12 persen dan sisanya adalah
pemeluk agama Katolik dan Budha sebesar empat dan dua persen.
6.2 Persepsi Konsumen Terhadap Daging Kelinci