4. Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Pembentukan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan
pembangunan nasional khususnya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
68
Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak UUPA pada asas dan tujuan, pasal 2 penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan
Pancasila dan berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasa Konvensi Hak Hak Anak meliputi :
Oang tua, keluarga dan masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh
hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggungjawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi
anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan terarah. Hal ini dilakukan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak
anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna
menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spritual maupun sosial, untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan
sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia.
68
Bagian dari Penjelasan Undang Undang RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ,Bab Umum
Universitas Sumatera Utara
a. non diskriminasi b. kepentingan yang terbaik bagi anak
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan dan d. penghargaan terhadap pendapat anak
69
Pasal 64 Ayat 1 Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan degan hukum merupakan kewajiban dan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat,
Pasal 16 Ayat 1 Setiap anak berhak memproleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Ayat
2. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. Ayat 3. Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan
apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17 ayat 1. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : mendapat perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang
dewasa. Pasal 59. Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan
bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak yang berhadapan dengan hukum ABH
69
Asas perlindungan anak sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang terkadung dalam Konvensi Hak-Hak Anak.Yang dimaksud dengan asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah bahwa dalam
semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.Yang
dimaksud dengan asas hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang
tua.Yang dimaksud dengan asas penghargaan terhadap pendapat anak adalah penghormatan atas hak-hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam pengambilan keptusan terutama jika
menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
pada Ayat 2 Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan melalui :
a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak
anak b.
penyediaan petugas pendampingan khusus anak sejak dini. c.
Penyediaan sarana dan prasarana khusus d.
Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan terbaik bagi anak. e.
Pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum
f. Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghidari labelisasi. Pasal 67 Ayat 1 Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza sebagaimana dimaksud Pasal 59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya,
dilakukan melalui pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
Identifikasi pasal-pasal anak yang berkomplik dengan hukum tersebut diatas bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak dapat dikatakan memenuhi
maksud dan tujuan dari KHA dan ketentuan hukum internasional lainnya. Namun demikian UUPA masih mempunyai kelemahan dan bertentangan dengan
perlindungan anak itu sendiri, dalam hal anak berkomplik dengan hukum yaitu
BAB XII tentang ketentuan Pidana, penggunaan istilah ”setiap orang” sangat
Universitas Sumatera Utara
tidak tepat, sehingga jika yang menjadi pelakunya adalah yang tergolong anak yang belum berumur 18 tahun. Maka ancaman hukuman dan denda yang
termuat dalam UUPA tersebut terlalu berat dan sangat bertentangan dengan asas kepentingan terbaik bagi anak sebaiknya diatur jika anak sebagai pelaku.
Misalnya pada Pasal 81 Ayat 1 Setiap orang yang melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan, memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas
tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp.60.000.000.00
enam puluh juta rupiah. Walaupun Undang Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, Pasal 26 Ayat 1 mengatur ancaman pidana bagi anak nakal
adalah ½ satu per dua dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa namun ancaman tersebut masih juga terlalu kejam jika anak sebagai
pelaku. Pasal tersebut diatas yang menyebutkan kata setiap orang, termasuk anak
anak remaja dari data yang ada pada BAPAS Klas I Medan, banyak juga yang menimpa mereka yang sudah mengenal pacaran menyintai lawan jenis dengan
usia sekitar 15 lima belas tahun sampai dengan 18 delapan belas tahun, mereka
saling jatuh cinta, akibat faktor internal, masa puberitas kebutuhan biologis yang tidak terkendalikan dan pengaruh faktor eksternal yang terlalu kuat yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh orang dewasa yang tidak bertanggungjawab hanya tujuan untuk meraup materikeuntungan pribadiperusahaan belaka.
70
Demikian juga halnya dengan ketentuan pidana menurut Undang Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, juga menggunakan kata setiap orang, dan
tidak ada perlakuan khusus bagi anak. Walaupun anak ditemukan sebagai pelaku, dan kalau mau dipahami lebih jauh, sesungguhnya dalam hal ini anak adalah
sebagai korban dari orang dewasa yang ingin mencari keuntungan pribadi, Peredaran gambar dan film porno, filmsenetron yang sangat tidak
mendidik ditayangkan hampir setiap malam di TV, mulai sinetron anak SD, SMP dan SMA ditayangkan tentang cerita anak remaja pacaranpercintaan remaja, film
porno dengan mudah pula diaksesdiperoleh diinternet melalui warnet dan juga Hand PhoneHP, faktor banyaknya peredaran narkoba, sehingga anak remaja
mengkonsumsinya, faktor banyaknya tempat-tempat hiburan malam yang membebaskan anak remaja masuk didalamnya dan lain sebagainya, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh besar terhadap anak remaja dalam perlakuan pelecehan seksual dan lain sebagainya. Dan jika anak tersebut oleh penegak
hukum dikenakan pasal tersebut diatas akibatnya anak dihukumdipenjara dengan waktu yang lama sehingga anak harus pula putus sekolah, setelah anak bebas dari
penjara anak sudah malu melanjutkan sekolah karena usianya sudah tidak sesuai lagi terlalu lama dipenjara.
70
Hasil wawancara dengan PK BAPAS Medan
Universitas Sumatera Utara
kelompok kecil atau besar mafia yang tidak jarang pula mendapatkan perlindungan dari penegak hukum yang tidak bertanggungjawab.
5. Keputusan Bersama Tentang Penanganan Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum