Sejarah Singkat Hak Anak

Ada beberapa perbedaan mendasar antara asas dan norma, yaitu : 1. Asas merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan norma merupakan peraturan yang riil. 2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan norma adalah penjabaran dari ide tersebut. 3. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma mempunyai sanksi. Tentu saja keduanya berbeda, karena asas hukum adalah merupakan latar belakang dari adanya suatu hukum konkrit, sedangkan norma adalah hukum konkrit itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa asas adalah asal mula dari adanya suatu norma. Salah satu contohnya adalah asas Miranda Rule yang menjadi latar belakang lahirnya pasal 56 ayat 1 KUHAP, Pasal 54 KUHAP, Pasal 55 dan 114 KUHAP. Ketentuan pasal-pasal tersebut setelah menjadi ketentuan Undang-undang yang sah telah berubah dari asas Miranda Rule yang abstrak, menjadi norma hukum sebagai peraturan yang riil berlaku di Indonesia. 50

B. Sejarah Singkat Hak Anak

The Best Intrest Of The child yang ada pada KHA, menjadi latar belakang lahirnya antara lain : Pasal 16 UUPA, Pasal 17 UUPA, Pasal 59 UUPA, Pasal 64 UUPA, Pasal 67 UUPA Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ketentuan pasal-pasal tersebut telah menjadi ketentuan Undang-Undang yang sah telah berubah dari prinsip The Best Intrest Of The child Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak yang abstrak menjadi norma hukum sebagai peraturan yang riil berlaku di Indonesia. Tahun 1923 Seorang Aktivis perempuan bernama Eglantyne Jeb mendeklarasikan 10 pernyataan hak-hak yaitu hak akan nama dan kewarganegaraan, hak kebangsaan, hak persamaan dan non diskriminasi, hak perlindungan, hak 50 Comments RSS http:lawmetha.wordpress.com20110517 diakses tanggal 21 Juli 2012 Universitas Sumatera Utara pendidikan, hak bermain, hak rekreasi, hak akan makanan, hak kesehatan, dan hak berpartisipasi dalam pembangunan 51 51 http:dewananaksoe.wordpress.com20090116sejarah-hak-anak Tahun 1924 Deklarasi hak anak diadopsi dan disahkan oleh Majelis Umum Liga Banga-Bangsa dikenal sebagai ”Deklarasi Jenewa”. Pada tanggal 10 Desember 1948 diumumkan ketika PBB mengadopsi Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia yang kemudian dikenal sebagai ”Hari Hak Asasi Manusia Sedunia”, beberapa hal menyangkut hak khusus anak tercantum dalam deklarasi ini. Walaupun ketentuan tentang hak anak sudah masuk dalam Deklarasi Universal untuk Hak Asasi Manusia, tetapi para aktivis perlindungan anak masih menuntut adanya ketentuan-ketentuan khusus. Tuntutan tersebut direspons, ketika pada tanggal 20 November 1959, Majelis Umum PBB kembali mengeluarkan pernyataan yang disebut dengan ”Deklarasi Hak Anak” yang merupakan deklarasi Internasional kedua. Tahun 1979 Disebut juga tahun anak internasional dimana tahun ini juga dibentuk satu komite untuk merumuskan Konvensi Hak Anak Convention on the Right of the Child CRC. Rancangan KHA diselesaikan dan disahkan dengan bulat oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November 1989, yang dituangkan dalam resolusi PBB Nomor 4425 tanggal 5 Desember 1989. Sejak itulah anak-anak diseluruh dunia memperoleh perhatian secara khusus dalam standar internasional KHA terdiri atas 54 pasal. Universitas Sumatera Utara Tahun 1990 Indonesia Menandatangani KHA di markas besar PBB di New York, selanjutnya Indonesia meratifikasi KHA melalui Kepres No.36 Tahun 1990 tanggal 25 Agustus 1990. Pada tanggal 2 September 1990 KHA disepakati sebagai hukum internasional. Lalu Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dan pada Tahun 2002 Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002 yang terdiri dari 14 BAB dan 93 Pasal.

C. Pengaturan Tentang Hak Anak Internasional 1. Konvensi Hak Anak KHA