Dengan demikian tidak ada lagi penyidik yang bersikap tidak ramah terhadap anak, sehingga perlakuan juga harus berbeda dengan penanganan
terhadap orang dewasa, perlakuan kasar, membentakmarah, megancam seharusnya tidak dilakukan lagi. Pertimbangan dan saran dari Pembimbing
Kemasyarakatan di dalam hasil Penelitian Kemasyarakatan LITMAS yang berpegang pada asas kepentingan terbaik bagi anak seharusnya wajib
dipedomanidilaksanakan bukan hanya sekedar melengkapi berkas untuk melimpahkan ke penuntutan, ini adalah hal yang keliru dan sangat tidak
profesional, ego sektoral harus benar-benar dibuang jauh demi kepentingan terbaik bagi anak.
2. Penuntut Umum Anak
Undang Undang No.3 Tahun 1997 Pasal 53 menentukan bahwa Penuntut Umum Anak diangkat berdasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung atau pejabat
lain yang ditunjuk oleh Jaksa Agung. Bila penuntutan anak tidak dilakukan oleh Penuntut Umum Anak, dikhawatirkan asas kepentingan terbaik bagi anak tidak
dijadikan dasar dalam melakukan penuntutan, sehingga anak menjadi korban. Pengalaman Pembimbing Kemasyarakatan BAPAS I Medan ketika
mendampingi anak dipersidangan sering sekali mendapatkan bahwa tuntutan Penuntut Umum Anak selalu tidak berpihak kepada asas kepentingan terbaik
bagi anak, jarang sekali bahkan hampir tidak pernah memberikan tuntutan berupa tindakan anak kembali kepada orang tua akot dan selalu menuntut anak
Universitas Sumatera Utara
dengan pidana penjara.
99
3. Hakim Anak
Dari penjelasan pengalaman PK BAPAS Medan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa Penuntut Umum belum sepenuhnya
berpihak kepada kepentingan terbaik bagi ABH, walaupun putusan ada ditangan Hakim yang menangani perkara, akan tetapi setidaknya tuntutan tersebut dapat
mempengaruhi putusan Hakim pula, dan jika bertemu dengan hakim yang juga tidak berpihak kepada kepentingan terbaik bagi anak maka serta merta Hakim
memberikan putusan mengikuti sebagaimana tuntutan Jaksa Penuntut Umum , sehingga anak akan jadi korban dari penegak hukum. Disamping itu masih
banyak pihak atasan dari kejaksaan KasipidumKajari yang tidak mau menerima pendapat dari bawahannya yang secara langsung menangani perkara
anak, sebab saran yang disampaikan bawahan selalu saja dirubah untuk dinaikkan hukuman tuntutan pada anak, padahal JPU yang langsung
menangani perkara tersebut yang lebih mengatahui permasalahan dan keadaan si anak yang juga telah membaca hasil dari LITMAS PK BAPAS. Tindakan
tersebut yang tidak berdasarkan pada kepentingan terbaik bagi anak.
Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Pasal 10, syarat-syarat untuk dapat ditetapkan sebagai Hakim Anak adalah
:
99
Berdasarkan hasil penelitian, wawancara dilakukan kepada beberapa orang Pembimbing Kemaysarakatan BAPAS Klas I Medan, berkaitan pengalamannya ketika melakukan pendampingan anak
di persidangan.
Universitas Sumatera Utara
a. Telah berpengalaman sebagai hakim di pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum; dan
b. Mempunyai minat, perhatian, dedikasi dan memahami masalah anak. Berdasarkan pasal tersebut hendaknya Mahkamah Agung lebih selektif
dalam mengangkatmenetapkan hakim anak, perlu adanya Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA dengan menetapkan, apa yang dimaksud dengan
syarat-syarat ”berpengalaman”, misalnya tidak hanya tamatan sarjana hukum tetapi juga memiliki pengetahuan psikologi anak, memiliki pengetahuan tentang
perlindungan anak dan memiliki mindset bertanggung jawab penuh untuk memberikan kepentingan terbaik bagi masa depan anak.
Diharapkan dengan demikian Hakim yang menangani perkara anak sedapat mungkin mengambil tindakan yang tidak memisahkan anak dengan
keluargaorang tua, karena bimbingan orang tuakeluarga masih sangat dibutuhkan oleh anak. Dan untuk menegakkan keadilan bagi pihak korban solusi
keadilan restoratif dengan diversi adalah hal yang tepat. Bila tidak ada pilihan lain kecuali menjatuhkan pidana terhadap anak,
patut diperhatikan pidana yang tepat pula. Untuk memperhatikan hal tersebut, patut dikemukakan sifat kejahatan yang dilakukan; perkembangan jiwa anak,
tempat menjalankan hukuman. Berdasarkan penelitian normatif diketahui bahwa yang menjadi dasar pertimbangan bagi Hakim dalam menjatuhkan putusan,
antara lain: keadaan psikologis anak pada saat melakukan tindak pidana, keadaan
Universitas Sumatera Utara
psikologis anak setelah dipidana, keadaan psikologis hakim dalam menjatuhkan hukuman.
4. Petugas Pemasyarakatan Anak