Pengembangan wilayah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dilihat dari aspek ekonomi dan aspek lokasi. Dari aspek ekonomi, meliputi : penyerapan
tenaga kerja, perkembangan Tempat-tempat usaha dan pendapatan masyarakat dengan melihat bagaimana peningkatan pembangunan ekonominya. Dari aspek
lokasi dilihat sejauh mana faktor lokasi dapat mendorong pembangunan wilayah, berkaitan dengan pembangunan yang terjadi di wilayah tersebut.
2.2. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan merupakan sumber utama peningkatan standar hidup standard of living penduduk yang jumlahnya terus
meningkat. Dengan kata lain, kemampuan ekonomi suatu negara untuk meningkatkan standar hidup penduduknya adalah sangat bergantung dan
ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya long rate of economic growth Nanga, 2005.
Aspek pertumbuhan ekonomi daerah menjadi faktor penting untuk menentukan besarnya transfer pusat kepada daerah. Terkait dengan pertumbuhan,
daerah-daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seharusnya mendapatkan Dana Alokasi Umum DAU yang lebih kecil, namun
demikian meskipun konvergensi antar daerah mampu teratasi, kinerja pemerintah daerah bisa jadi berbeda. Daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih
baik, relatif mempunyai tingkat kesiapan yang lebih baik pula untuk menghadapi desentralisasi. Pengalaman dan kapabilitas dalam pengelolaan keuangan menjadi
modal dasar yang kuat untuk meningkatkan kemandirian daerah dalam era desentralisasi fiskal Adi, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara seperti pertambahan dan jumlah produksi
barang dan industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal,
dengan demikian pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam satu tahun tertentu
dengan tahun sebelumnya Sukirno, 2011. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional
yang melibatkan kepada perubahan yang besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan,
mengurangi ketimpangan dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi Todaro, 2003 dalam Sirojuzilam dan Mahalli, 2011.
Secara umum pembangunan ekonomi didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP Gross National Product atau pendapatan masyarakat
meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting, yaitu : suatu proses yang berarti terjadinya
perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat yang terjadi dalam
jangka panjang Sirojuzilam dan Mahalli, 2011. Sirojuzilam dan Mahalli 2011 mengemukakan pembangunan ekonomi di
pandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita dan lajunya pembangunan ekonomi ditujukan dengan menggunakan pertambahan PDB Produk Domestik
Bruto untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat wilayah atau regional. Tingkat PDRB ini juga ditentukan oleh lajunya pertumbuhan penduduk lebih dari
Universitas Sumatera Utara
PDRB, maka ini mengalami perubahan terhadap pendapatan perkapita. Oleh sebab itu, pertambahan PDRB tidak memperbaiki tingkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat karena terdapat kemungkinan timbulnya keadaan tersebut maka pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi harus dibedakan.
Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik di dalam distribusi pendapatan
penduduk maupun antar wilayah. Pola pertumbuhan ekonomi regionalwilayah berbeda dengan apa yang lazim ditemukan pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Faktor-faktor yang mendapat perhatian utama adalah keuntungan lokasi, aglomerasi, migrasi dan arus lalu lintas modal antar wilayah. Adapun beberapa
teori pertumbuhan ekonomi wilayah yang lazim di kenal Sirozujilam dan Mahalli, 2011, antara lain :
1. Export Base-Models, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah
ditentukan oleh eksploitasi pemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan.
2. Neo-Classic, menyatakan bahwa unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan
ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja dan teknologi. 3.
Cumulative Causation Models, menyatakan bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar
market mechasinm, tetapi perlu adanya campur tangan untuk daerah-daerah yang relatif masih terbelakang.
4. Core Periphery Models, menekankan analisa pada hubungan yang erat dan
saling mempengaruhi antara pembangunan kota core dengan desa periphery.
Universitas Sumatera Utara
5. Growth Pole, menyatakan bahwa pembangunan atau pertumbuhan tidak
terjadi di segala tata ruang, akan tetapi hanya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensitasnya. Salah satu cara
untuk menggalakkan kegiatan pembangunan dari suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “agglomeration economics” sebagai faktor pendorong
utama.
2.3. Penataan Ruang