2. Hubungan Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei terhadap
Perkembangan Tempat-tempat Usaha H
: α = 0 Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei tidak berperanan secara parsial terhadap Perkembangan Tempat-tempat Usaha.
H
1
: α ≠ 0 Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei mempunyai peranan secara parsial terhadap Perkembangan Tempat-tempat Usaha.
3. Hubungan Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei terhadap Pendapatan
Masyarakat H
: α = 0 Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei tidak berperanan secara parsial terhadap Pendapatan Masyarakat.
H
1
: α ≠ 0 Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei mempunyai peranan secara parsial terhadap Pendapatan Masyarakat.
sedangkan kriteria pengujian hipotesis adalah :
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H di tolak atau H
1
di terima.
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H di terima atau H
1
di tolak.
3.7. Defenisi Variabel Operasional Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel antara lain : 1.
Pembangunan Kawasan Industri adalah pembangunan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang
disediakan. 2.
Penyerapan tenaga kerja adalah kemampuan menyerap tenaga kerja dari jumlah penduduk dalam satuan orang.
Universitas Sumatera Utara
3. Perkembangan tempat-tempat usaha adalah berkembangnya tempat-tempat
usaha akibat pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dalam satuan unit.
4. Pendapatan masyarakat adalah berupa perolehan gaji atau penghasilan dari
berusaha yang timbul dari kesempatan bekerja dan membuka usaha sendiri dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dalam satuan
rupiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun secara geografis letaknya berada di antara 02
o
36’ 00” - 03
o
18’ 00” Lintang Utara LU dan 98
o
32’ - 99
o
35’ Bujur timur BT, dengan luas 4.386,6 Km
2
atau 6,12 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara dan merupakan Kabupaten terluas ke-3 setelah Kabupaten Mandailing Natal dan
Kabupaten Langkat. Batas-batas wilayah Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Deli
Serdang;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
Sebelah Timur berbatasan dengan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo.
Suhu udara rata ‐rata di Kabupaten Simalungun Tahun 2010 adalah 25,5°C,
dengan suhu terendah 21,1°C. dan suhu tertinggi 31,5°C. Suhu udara rata ‐rata
naik setiap tahunnya. Seperti halnya suhu udara maksimum dimana pada Tahun 2007 suhu maksimum 29,8°C naik menjadi 30,5°C di Tahun 2008, selanjutnya
naik kembali menjadi 31,1°C Tahun 2009 dan 31,5°C di Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Simalungun terkenal sebagai daerah penghasil lumbung beras dan perkebunan dengan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha
pertanian tanaman pangan dan perkebunan, baik skala besar maupun perkebunan rakyat.
Wilayah Kabupaten Simalungun berada pada ketinggian 0 – 1.600 meter di
atas permukaan laut dpl. Luas Wilayah Kabupaten Simalungun berdasarkan ketinggian dapat dilihat pada Tabel 4.1. dan Grafik 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Simalungun Berdasarkan Ketinggian
No. Ketinggian m dpl
Luas Ha Persentase
1. 2.
3. 4.
5. ≤ 100
101 – 500
501 – 1000
1001 – 1500
1501 80.065
164.175 92.885
98.955 2.515
18,25 37,43
21,17 22,56
0,59 Jumlah
438.660 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2011
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Simalungun Berdasarkan Ketinggian
Penyebaran kemiringan lahanlereng di wilayah Kabupaten Simalungun terdiri dari : kemiringan datar 0
– 2 , landai 2 – 15 , bergelombangberbukit 15
– 40 dan curam 40 . Luas lahan berdasarkan penyebaran kemiringan lahanlereng dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Grafik 4.2.
berikut ini.
Tabel 4.2. Luas Wilayah Kabupaten Simalungun Berdasarkan Penyebaran Kemiringan LahanLereng
No. Kemiringan LahanLereng Luas Ha
Persentase 1.
2. 3.
4. Datar 0
– 2 Landai 2
– 15 BergelombangBerbukit
15 – 40
Curam 40 117.558
160.613
100.684 59.805
26,80 36,61
22,95 13,63
Jumlah 438.660
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2011
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.2. Luas Wilayah Kabupaten Simalungun Berdasarkan Kemiringan LahanLereng
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 Kecamatan dengan luas wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Grafik 4.3. berikut
ini.
Tabel 4.3. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Simalungun
No. Kecamatan
Luas Km
2
Rasio Terhadap Luas Kabupaten
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. Silimakuta
Pematang Silimakuta Purba
Haranggaol Horison Dolok Pardamean
Sidamanik Pematang Sidamanik
Girsang Sipangan Bolon Tanah Jawa
Hatonduhan Dolok Panribuan
77,50 68,20
172,00 34,50
99,45 83,56
125,19 123,00
213,95 275,80
154,30 1,77
1,55 3,92
0,79 2,27
1,90 2,85
2,80 4,88
6,29 3,52
Universitas Sumatera Utara
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. 19.
20. 21.
22. 23.
24. 25.
26. 27.
28. 29.
30. 31.
Jorlang Hataran Panei
Panombeian Panei Raya
Dolok Silau Silau Kahean
Raya Kahean Tapian Dolok
Dolok Batu Nanggar Siantar
Gunung Malela Gunung Maligas
Huta Bayu Raja Jawa Maraja Bah Jambi
Pematang Bandar Bandar Huluan
Bandar Bandar Masilam
Bosar Maligas Ujung Padang
92,25 72,30
82,20 335,60
288,45 220,50
226,25 116,90
126,10 79,11
108,97 58,52
156,13 73,72
95,00 102,35
109,18 97,72
294,40 223,50
2,10 1,65
1,87 7,65
6,58 5,03
5,16 2,66
2,87 1,80
2,48 1,33
3,56 1,68
2,17 2,33
2,49 2,23
6,71 5,10
Jumlah 4.386,60
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2011
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.3. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Simalungun
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan lahan terluas di Kabupaten Simalungun terdiri dari : perkebunan besar seluas 141.623 Ha 32,28 , hutan belukar seluas 87.924
20,04 , tegalanladang seluas 76.834 Ha 17,56 , sawah 59.893 Ha 13,65 , sedangkan yang terkecil terdiri dari padang rumput seluas 265 Ha 0,06 ,
sungaidanau seluas 1.887 Ha 0,43 dan semak seluas 2.974 Ha 0,67 . Perincian penggunaan lahan di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel
4.4. dan Grafik 4.4. berikut ini dan Peta Penggunaan Lahan pada lampiran 5.
Tabel 4.4. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Simalungun
No. Penggunaan Lahan
Luas Ha Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
Hutan Belukar Hutan Lebat
Industri Kampung
Kebun Campuran Padang Rumput
Perkebunan Besar Perkebunan Rakyat
Sawah Semak
SungaiDanau TegalanLadang
87.924 28.564
3.056 6.218
21.814 265
141.623 7.609
59.893 2.974
1.887 76.834
20,04 6,51
0,69 1,41
4,97 0,06
32,28 1,73
13,65 0,67
0,43 17,56
Jumlah 438.660
100,00
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun, 2009
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.4. Penggunaan Lahan Kabupaten Simalungun 4.1.2. Kecamatan Bosar Maligas
Kecamatan Bosar Maligas merupakan salah satu kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun. Letak Kecamatan Bosar Maligas
berada pada ketinggian sekitar 0 - 150 meter di atas permukaan laut dpl. Luas Kecamatan Bosar Maligas adalah 294,40 Km
2
6,71 yang merupakan kecamatan terluas kedua setelah Kecamatan Raya dari seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Simalungun. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Bosar Maligas adalah sebagai
berikut : a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan; b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ujung Padang; c.
Sebelah Timur berbatasan dengan dengan Kecamatan Ujung Padang; d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Huta Bayu Raja.
Universitas Sumatera Utara
Wilayah Kecamatan Bosar Maligas berada pada ketinggian 0 – 150 meter
di atas permukaan laut dpl. Luas Wilayah Kecamatan Bosar Maligas berdasarkan ketinggian dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Grafik 4.5. berikut ini.
Tabel 4.5. Luas Wilayah Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan Ketinggian
No. Ketinggian m dpl
Luas Ha Persentase
1. 2.
3. 4.
≤ 25 26
– 50 51
– 100 101
– 150 525
5.660 14.600
8.655 1,78
19,22 49,59
29,41 Jumlah
29.440 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2011
Grafik 4.5. Luas Wilayah Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan Ketinggian
Universitas Sumatera Utara
Penyebaran kemiringan Lahanlereng di Kecamatan Bosar Maligas dapat dilihat pada Tabel 4.6. dan Grafik 4.6. berikut ini.
Tabel 4.6. Luas Wilayah Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan Penyebaran Kemiringan LahanLereng
No. Kemiringan LahanLereng Luas Ha
Persentase 1.
2. 3.
4. Datar 0
– 2 Landai 2
– 15 BergelombangBerbukit
15 – 40
Curam 40 14.085
7.350
8.005 -
47,84 24,96
27,20 -
Jumlah 29.440
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2011
Grafik 4.6. Luas Wilayah Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan Kemiringan LahanLereng
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Bosar Maligas terdiri dari 17 nagorikelurahan. Luas Kecamatan Bosar Maligas berdasarkan nagorikelurahan adalah sebagai berikut
Tabel 4.7. dan Grafik 4.7..
Tabel 4.7. Luas Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan NagoriKelurahan
No. NagoriKelurahan
Luas Km
2
Rasio Terhadap Luas Kecamatan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. Parbutaran n
Mayang n Dusun Pengkolan n
Bosar Maligas k Boluk n
Sei Mangkei n Gunung Bayu n
Talun Saragih n Marihat Butar n
Marihat Tanjung n Sei Torop n
Adil Makmur n Teladan n
Tempel Jaya n Sidomulyo n
Nanggar Bayu n Mekar Rejo n
13,80 31,65
36,38 10,20
21,46 19,56
15,51 11,42
2,60 58,65
18,17 13,75
11,50 4,66
5,40 11,11
8,58 4,69
10,75 12,36
3,46 7,29
6,64 5,27
3,88 0,88
19,92 6,17
4,67 3,91
1,58 1,83
3,77 2,91
Jumlah 294,40
100,00
Sumber : BPS Kecamatan Bosar Maligas Dalam Angka, 2011
Keterangan : n = nagori, k = kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.7. Luas Kecamatan Bosar Maligas Berdasarkan NagoriKelurahan
4.1.3. Nagori Sei Mangkei
Nagori Sei Mangkei merupakan Nagori yang diklasifikasikan sebagai Nagori Swasembada. Nagori Sei Mangkei mempunyai luas 19,56 Km
2
atau 6,64 dari rasio terhadap luas Kecamatan Bosar Maligas. Jumlah Penduduk di
Nagori Sei Mangkei sebanyak 3.124 jiwa dengan perincian laki-laki 1.591 jiwa dan perempuan 1.533 jiwa. Penggunaan Lahan di Nagori Sei Mangkei terdiri dari
lahan kering seluas 1.813 Ha dan halaman pekarangan seluas 143 Ha Sumber : Kantor Pangulu Nagori Sei Mangkei, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada di Nagori Sei Mangkei terdiri dari : Taman Kanak-kanak sebanyak 1 lokasi; Sekolah Dasar sebanyak 2
lokasi; Madrasah sebanyak 2 lokasi; Mesjid sebanyak 5 lokasi; Gereja sebanyak 1 lokasi; Poliklinik sebanyak 1 lokasi dan praktek kesehatan sebanyak 1 lokasi
Sumber : Kantor Pangulu Nagori Sei Mangkei, 2012. Jumlah usaha menurut lapangan usaha yang ada di Nagori Sei Mangkei
sebanyak 102 kegiatan. Perincian berdasarkan jumlah usaha menurut lapangan usaha di Nagori Sei Mangkei Tahun 2010 adalah sebagai berikut Tabel 4.8..
Tabel 4.8. Jumlah Usaha Menurut Lapangan Usaha di Nagori Sei Mangkei
No. Lapangan UsahaSektor
Jumlah Keterangan
1. 2.
3. 4.
5.
6. 7.
8.
9. Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan eceran
Akomodasi dan Makan Minum Transportasi, Penggudangan dan
Komunikasi Real Estate, Usaha Persewaan
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial Jasa
Kemasyarakatan, Sosial
Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya
1 3
29 46
4
1 5
1
12 Jumlah
102
Sumber : BPS Kecamatan Bosar Maligas Dalam Angka, 2011
Universitas Sumatera Utara
Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha yang ada di Nagori Sei Mangkei sebanyak 3.190 orang. Perincian berdasarkan jumlah tenaga kerja
menurut lapangan usaha di Nagori Sei Mangkei Tahun 2010 adalah sebagai berikut Tabel 4.9..
Tabel 4.9. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Nagori Sei Mangkei
No. Lapangan UsahaSektor
Jumlah orang
Keterangan 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8.
9. Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan eceran
Akomodasi dan Makan Minum Transportasi, Penggudangan dan
Komunikasi Real Estate, Usaha Persewaan
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial Jasa
Kemasyarakatan, Sosial
Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya
9 3.014
45 68
6
4 27
2
15 Jumlah
3.190
Sumber : BPS Kecamatan Bosar Maligas Dalam Angka 2011
Universitas Sumatera Utara
4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Jenis Kelamin
Pada Tabel 4.10. dan Grafik 4.8. dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 44 orang 88 dan perempuan sebanyak 6 orang
12 .
Tabel 4.10. Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
Laki-laki Perempuan
44 6
88 12
Jumlah 50
100
Sumber : Data Primer diolah, 2012
Grafik 4.8. Jenis Kelamin Responden
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Umur Responden
Pada Tabel 4.11. dan Grafik 4.9. dapat dilihat bahwa umur responden 30 –
39 tahun sebanyak 8 orang 16 , umur responden 40 – 49 tahun sebanyak 22
orang 44 , umur responden 50 – 59 tahun sebanyak 14 orang 28 dan umur
responden ≥ 60 tahun sebanyak 6 orang 12 .
Tabel 4.11. Umur Responden
No. Umur Tahun
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
3. 4.
30 – 39
40 – 49
50 – 59
≥ 60 8
22 14
6 16
44 28
12 Jumlah
50 100
Sumber : Data Primer diolah, 2012
Grafik 4.9. Umur Responden
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Tingkat Pendidikan
Pada Tabel 4.12. dan Grafik 4.10. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tamat Sekolah Dasar SD sebanyak 5 orang 10 , tamat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama SLTP sebanyak 19 orang 38 dan tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA sebanyak 26 orang 52 .
Tabel 4.12. Tingkat Pendidikan Responden
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
3. Tamat SD
Tamat SLTP Tamat SLTA
5 19
26 10
38 52
Jumlah 50
100
Sumber : Data Primer diolah, 2012
Grafik 4.10. Tingkat Pendidikan Responden
Universitas Sumatera Utara
4.2.4. Jumlah Anggota Keluarga
Pada Tabel 4.13. dan Grafik 4.11. dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga responden 1
– 2 sebanyak 3 orang 6 , jumlah anggota keluarga responden 3
– 4 sebanyak 29 orang 58 , jumlah anggota keluarga responden 5 – 6 sebanyak 16 orang 32 dan jumlah anggota keluarga responden ≥ 7
sebanyak 2 orang 4 .
Tabel 4.13. Jumlah Anggota Keluarga Responden
No. Anggota Keluarga
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
3. 4.
1 – 2
3 – 4
5 – 6
≥ 7 3
29 16
2 6
58 32
4 Jumlah
50 100
Sumber : Data Primer diolah, 2012
Grafik 4.11. Jumlah Anggota Keluarga Responden
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Lama Tinggal Bermukim
Pada Tabel 4.14. dan Grafik 4.12. dapat dilihat bahwa lama tinggal bermukim responden 6
– 10 tahun sebanyak 6 orang 12 , lama tinggal bermukim responden 11
– 15 tahun sebanyak 10 orang 20 , lama tinggal bermukim responden 16
– 20 tahun sebanyak 13 orang 26 dan lama tinggal bermukim
responden ≥ 21 tahun sebanyak 21 orang 42 .
Tabel 4.14. Lama Tinggal Bermukim Responden
No. Umur Tahun
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
3. 4.
6 – 10
11 – 15
16 – 20
≥ 21 6
10 13
21 12
20 26
42 Jumlah
50 100
Sumber : Data Primer diolah, 2012
Grafik 4.12. Lama Tinggal Bermukim Responden
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei di Kecamatan Bosar Maligas
Pembangunan kawasan industri di tinjau dari aspek kependudukan mempunyai nilai penting, dimana letak kawasan industi yang biasanya berada di
pinggiran kota atau di luar kota dapat mengurangi arus urbanisasi. Masyarakat dari desa tidak lagi hanya menargetkan kota sebagai tempat mencari pekerjaan,
tetapi cukup ke kawasan industri yang menyediakan lapangan lapangan kerja cukup banyak. Para warga kota yang bekerja di kawasan industri juga cenderung
akan memilih tinggal di daerah kawasan industri apabila kawasan industri telah menyediakan fasilitas permukiman yang layak. Sehingga peluang arus migrasi
dari kota ke daerah pinggiran kota menjadi semakin besar yang tentu saja dapat mengurangi kepadatan penduduk kota sebagai nilai positifnya.
Di samping memberikan pengaruh positif, pembangunan kawasan industri juga memberikan dampak negatif yaitu berkaitan dengan aspek lingkungan,
misalnya : terjadi polusi atau pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dari pabrik-pabrik kawasan industri. Pencemaran dari
pabrik-pabrik di kawasan industri ini biasanya berupa polusi udara, air, kebisingan ataupun degradasi tanah dan yang langsung menerima dampak negatif
itu adalah warga yang bermukim di sekitar lokasi kawasan industri. Untuk itu, pembangunan kawasan industri harus memperhatikan aspek-aspek di atas, agar
tidak ada masyarakat yang dirugikan. Kehadiran pembangunan kawasan industri mendorong penduduk
pendatang untuk menetap di desa tempat industri didirikan dengan tujuan bekerja. Hal ini diakibatkan banyaknya peluang kerja yang ditawarkan, kondisi ini
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan terjadinya interaksi antara penduduk pendatang dengan masyarakat setempat, sehingga keadaan ini memberikan pengaruh terhadap kondisi dan corak
kehidupan masyarakat. Kawasan Industri ini pada tahap operasional, nantinya akan memberikan pengaruh terhadap sosial budaya masyarakat setempat.
Pengaruh positif yaitu masuknya teknologi yang lebih modern dari penduduk pendatang dan inovasi-inovasi terbaru yang ditawarkan, sedangkan pengaruh
negatif yaitu terjadinya pergeseran kebiasaan, sikap dan gaya hidup. Kebiasaan masyarakat yang pada mulanya saling membantu tanpa imbalan, kini mengalami
perubahan dengan meminta imbalan seperti uang sesuai dengan bantuan yang diberikan, perubahan gaya hidup terlihat pada kalangan masyarakat yang beralih
pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, juga kebiasaan dan gaya hidup berpakaian, dahulu berpakaian sederhana akan tetapi sekarang berpakaian
modis mengikuti gaya penduduk pendatang. Kawasan Industri Sei Mangkei didirikan di Nagori Sei Mangkei,
Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara berlokasi sekitar 170 Km dari Kota Medan yang akan menjadikan Provinsi
Sumatera Utara sebagai pusat pengembangan ekonomi Indonesia di wilayah barat. Untuk sementara ini PT. Perkebunan Nusantara III ditunjuk sebagai
pengelola sebelum dikukuhkan badan tertentu yang akan menangani kawasan ini. Rencana strategis pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Kawasan
Industri Sei Mangkei oleh PT. Perkebunan Nusantara III ada 3 tahap, yaitu : Tahap I seluas 104 Ha; Tahap II seluas 640 Ha dan Tahap III seluas 2002,77 Ha.
Kawasan Industri Sei Mangkei merupakan suatu kawasan industri berbasis tanaman kelapa sawit. Proyek ini diharapkan menjadi perintis bagi
Universitas Sumatera Utara
pengembangan industri hilir kelapa sawit dan crude palm oil CPO atau minyak sawit mentah. Pemanfaatan CPO selama ini digunakan industri dalam negeri
sebagai bahan baku industri turunan CPO yang hanya 18 jenis produk, antara lain yaitu : industri pangan, seperti : minyak goreng, mentega margarine; industri
non pangan, seperti : fatty acids, fatty alcohol, glycerin dan biodiesel. Di dalam Kawasan Industri Sei Mangkei yang akan dikembangkan ini ada
sebuah Pabrik Kelapa Sawit PKS yang telah beroperasi sejak Tahun 1997 dan kompleks perumahan karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Persero Kebun
Sei Mangkei dengan luas masing-masing 58.642,3 m
2
dan 62.709,8 m
2
. Beberapa kegiatan yang direncanakan dalam pengembangan Kawasan
Industri Sei Mangkei ini antara lain, adalah : a.
Pengembangan PKS yang sudah ada dengan membangun sebuah lagi PKS baru berkapasitas 45 ton TBSJam.
b. Pembangunan sebuah Pabrik Kernel Oil PKO yang berkapasitas olah 400
ton inti sawithari. c.
Pembangunan 2 dua buah Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa PLTBM masing-masing berkapasitas 6 MW.
d. Pembangunan gedung-gedung perkantoran kawasan industri, mini market,
training centre, mesjid, kantor pemadam kebakaran, dan lain-lain. e.
Pembangunan jalan utama berupa jalan beton bertulang K 360 dengan lebar 2 x 10 m, dan jalan sekunder dengan lebar 12 m dan tebal 20 cm. Jalan ini
dibuat dengan campuran K 176 setebal 20 cm tanpa besi bertulang dan tanpa sambungan.
Universitas Sumatera Utara
f. Pembangunan jaringan utilitas seperti kabel listrik, telepon, pipa air bersih,
pipa limbah, pipa hydrant, pipa gas yang ditanam dalam tanah dan berada di kiri dan di kanan jalan di atas lahan selebar 5 m dan pembangunan parit jalan.
Rincian penggunaan lahan untuk pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei ini diuraikan dalam Tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15. Penggunaan Lahan Kawasan Industri Sei Mangkei
No. Uraian Penggunaan Lahan
Luas m
2
1. Perumahan Karyawan yang sudah ada
58.642,3 2.
PKS yang sudah ada 62.709,8
3. Pengembangan PKS
66.292,2 4.
Instalasi Pengolah Air Limbah IPAL 100.727,5
5. Water Treatment Plant WTP
28.743,5 6.
Pabrik PKO 27.428,7
7. PLTBM
70.721,3 8.
Kantor Kawasan Industri 4.654,5
9. Mini Market
4.786,0 10.
Mesjid 2.763,9
11. Training Centre
5.393,2 12.
Kantor Pemadan Kebakaran dan Garasi 3.546,1
13. Kavling Industri
423.110,5 14.
Jalur Jaringan Utilitas 181.961,4
J u m l a h 1.041.480,9
Sumber : Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan USU, 2009
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI telah menjadikan pembangunan di Sei Mangkei berjalan lebih cepat
karena ada perhatian dari Pemerintah. Namun, jika kawasan ini dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus KEK, maka minat investor yang menanamkan
Universitas Sumatera Utara
modal akan semakin besar, sehingga peluang mencapai target MP3EI akan semakin besar.
KEK akan memberikan banyak inisiatif bagi investor, seperti kemudahan atau jika memungkinkan tax holiday. Sementara itu, penetapan Kawasan Industri
Sei Mangkei menjadi KEK berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2012, akan lebih efektif jika dilakukan pada saat proses pembangunan
berlangsung, sehingga ada kepastian insentif fiskal, baik bagi penanaman modal asing maupun domestik sebelum memutuskan berinvestasi.
Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dijadwalkan berlangsung dari tahun 2009 hingga 2025 yang dibagi menjadi 3 fasetahap. Fasetahap I tahun
2009 sampai 2011 yang mengutamakan pengadaan infrastruktur, seperti jalan dalam kawasan, pabrik kelapa sawit, pembangkit listrik dan industri pengolahan
air. Fasetahap II, mulai tahun 2012 hingga 2019 dan Fasetahap III mulai tahun 2020 hingga 2025.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012, sudah ada 9 calon investor yang akan menanamkan investasinya di Kawasan
Industri Sei Mangkei . Jika terealisasi, maka akan terjadi efek ganda multiflier effect yang tentunya sangat mendukung perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat sekitar. Adapun 9 calon investor itu, antara lain : 1 PT. Ferrostaal Indonesia mewakili Ferrostaal Jerman; 2 PT. Aozora Bioresource mewakili
Gianazza Engineering Italia; 3 PT. Multi Agro Gemilang Plantation; 4 PT. Golden Westindo Artaja; 5 PT. Eco Palm Industrial; 6 PT. Danareksa; 7
MEC Minreals Energy Commodities Uni Emirat Arab; 8 PT. Hasil Abadi Perdana dan 9 PT. Medco Downstream. Sembilan perusahaan ini akan
Universitas Sumatera Utara
menanamkan modalnya dalam pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei untuk digunakan membangun pabrik dan kegiatan lain yang menjadikan Kawasan
Industri Sei Mangkei sebagai salah satu Kawasan Industri terbesar di Indonesia dalam Program MP3EI.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun, Kawasan Industri Sei Mangkei
termasuk di dalam Kawasan Strategis Kabupaten KSK. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya danatau lingkungan. Oleh sebab itu, pembangunan Kawasan
Industri Sei Mangkei berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah Kabupaten Simalungun serta wilayah-wilayah yang ada
disekitarnya. Pembangunan-pembangunan yang telah dilakukan di dalam dan diluar
Kawasan Industri Sei Mangkei berdasarkan observasi di lapangan adalah : Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit PKS 45 ton TBSjam;
Pembangunan Kernel Storage Kapasitas 500 ton; Pembangunan Membrane Wall Boiler 45 tonjam;
Pembangunan CPO Storage Tank Kapasitas 1.000 ton; Pembangunan Jembatan Timbang PKS;
Pembangunan Gedung perkantoran; Pembangunan Water Treatment Plant WTP;
Pembangunan water tangker 1000 liter per detik yang dapat ditingkatkan kapasitasnya 2 kali lipat;
Universitas Sumatera Utara
Jalan di dalam Kawasan Industri Sei Mangkei; Pembangunan saluran induk, jaringan listrik 2 x 3,5 MW dan fasilitas
Teknologi Informasi TI; Pembangunan rel kereta api sepanjang 2 Km.
Pembangunan infrastruktur jalan darat dari Simpang Mayang ke Kawasan Industri sepanjang 2,5 Km;
Peningkatan kualitas jalan darat dari Lima Puluh ke Perdagangan jaraknya 11 Km dan Simpang Mayang ke Kecamatan Bosar Maligas jaraknya 14 Km.
4.4. Analisis Tanggapan Responden 4.4.1. Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Kawasan Industri
Sei Mangkei
Tanggapan responden terhadap Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei ini dapat dilihat pada Tabel 4.16. berikut ini :
Tabel 4.16. Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei
No Pertanyaan
Jawaban Total
5 4
3 2
1 1.
Manfaat pembangunan Kawasan Industri
Sei Mangkei
di lingkungan tempat tinggal
66,0 34,0
100
2. Pembangunan Kawasan Industri
Sei Mangkei
sudah tepat
dijadikan kawasan industri di Nagori Sei Mangkei
52,0 48,0
100
3. Lokasi pembangunan Kawasan
Industri Sei Mangkei sudah strategis
48,0 52,0
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.16. dapat dilihat, bahwa mayoritas responden menganggap pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei di lingkungan tempat tinggal sangat
bermanfaat yaitu 66,0 . Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei mayoritas dianggap responden sangat tepat dijadikan Kawasan Industri di Nagori Sei
Mangkei yaitu 52,0 . Lokasi pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei di Nagori Sei Mangkei mayoritas dianggap responden strategis yaitu 52,0 .
4.4.2. Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Tanggapan responden terhadap penyerapan tenaga kerja, dapat dilihat pada Tabel 4.17. berikut ini :
Tabel 4.17. Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
No Pertanyaan
Jawaban Total
5 4
3 2
1 1.
Jumlah tenaga
kerja yang
diperlukan pada pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei
24,0 62,0
14,0 100
2. Jumlah penduduk yang bekerja di
pembangunan Kawasan
Industri Sei
Mangkei dari
Nagori Sei Mangkei 10,0
62,0 28,0
100
3. Jumlah penduduk yang bekerja
di pembangunan
Kawasan Industri Sei Mangkei dari luar
Nagori Sei Mangkei 70,0
30,0 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 4.17. dapat dilihat, bahwa mayoritas responden menyatakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada pembangunan Kawasan Industri Sei
Mangkei sebanyak 45 - 59 yaitu 62,0 . Mayoritas jumlah penduduk yang bekerja di pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dari Nagori Sei Mangkei
Universitas Sumatera Utara
yaitu 62,0 . Mayoritas jumlah penduduk yang bekerja di pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dari luar Nagori Sei Mangkei yaitu 70,0 .
4.4.3. Tanggapan Responden Terhadap Perkembangan Tempat-tempat Usaha
Tanggapan responden terhadap perkembangan Tempat-tempat usaha, dapat dilihat pada Tabel 4.18. berikut ini :
Tabel 4.18. Tanggapan Responden Terhadap Perkembangan Tempat- tempat Usaha
No Pertanyaan
Jawaban Total
5 4
3 2
1 1.
Ada pembangunan Tempat- tempat usaha di Nagori Sei
Mangkei dengan
adanya pembangunan
Kawasan industri Sei Mangkei
4,0 80,0
16,0 100
2. Dengan adanya pembangunan Kawasan
Industri Sei
Mangkei, memberikan
peluang usaha 14,0
62,0 24,0
100
3. Ada pembeli di tempat usaha
dengan adanya pembangunan Kawasan
Industri Sei
Mangkei 2,0
84,0 14,0
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 4.18. dapat dilihat, bahwa mayoritas menyatakan banyak pembangunan Tempat-tempat usaha di Nagori Sei Mangkei dengan adanya
pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei yaitu 80,0 . Mayoritas menyatakan dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei,
banyak memberikan peluang usaha yaitu 62,0 . Mayoritas menyatakan banyak pembeli di tempat usaha banyak dengan adanya pembangunan Kawasan Industri
Sei Mangkei yaitu 84,0 .
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Tanggapan Responden Terhadap Pendapatan Masyarakat
Tanggapan responden terhadap pendapatan masyarakat, dapat dilihat pada Tabel 4.19. berikut ini :
Tabel 4.19. Tanggapan Responden Terhadap Pendapatan Masyarakat
No Pertanyaan
Jawaban Total
5 4
3 2
1 1.
Dengan adanya pembangunan Kawasan
Industri Sei
Mangkei, ada memperoleh pendapatan tambahan
20,0 74,0 6,0
100
2. Jumlah pendapatan
dalam sebulan
54,0 46,0 100
3. Dengan adanya pembangunan
Kawasan Industri Sei Mangkei, ada peningkatan
kesejahteraan 48,0 50,0
2,0 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 4.19. dapat dilihat, bahwa mayoritas responden menyatakan dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei, ada memperoleh
pendapatan tambahan yaitu 74,0 . Mayoritas responden menyatakan jumlah pendapatan dalam sebulan di atas 2,4 juta yaitu 54,0 . Mayoritas responden
menyatakan dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei, cukup meningkatkan kesejahteraan yaitu 50,0 .
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas
Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah hasil korelasi antara skor item pernyataan dan skor total item pernyataan
responden terhadap informasi dalam kuesioner dengan menggunakan metode Pearson Correlation. Kriteria yang digunakan dalam uji validitas adalah jika r-
hitung r-tabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Nilai r-tabel dalam penelitian ini untuk N = 50 pada taraf signifikansi 0,05 adalah 0,279 yang
akan dibandingkan dengan t-hitung yang diperoleh dari hasil pengolahan SPSS, sebagaimana diuraikan pada Tabel 4.20. sebagai berikut :
Tabel 4.20. Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian
Variabel Butir
Pernyataan r-hitung
r-tabel Keterangan
Pembangunan Kawasan Pembangunan
Industri Sei Mangkei
1 2
3 0,706
0,571 0,779
0,279 0,279
0,279 Valid
Valid Valid
Penyerapan Tenaga Kerja 1
2 3
0,862 0,799
0,704 0,279
0,279 0,279
Valid Valid
Valid Perkembangan Tempat-
tempat Usaha 1
2 3
0,596 0,600
0,415 0,279
0,279 0,279
Valid Valid
Valid Pendapatan Masyarakat
1 2
3 0,814
0,611 0,519
0,279 0,279
0,279 Valid
Valid Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengujian validitas di atas, bahwa variabel pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei, Penyerapan Tenaga Kerja,
Perkembangan Tempat-tempat Usaha dan Pendapatan Masyarakat, diperoleh nilai r-hitung r-tabel, hal ini berarti bahwa item pernyataan adalah valid.
b. Uji Reliabilitas