5. Growth Pole, menyatakan bahwa pembangunan atau pertumbuhan tidak
terjadi di segala tata ruang, akan tetapi hanya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensitasnya. Salah satu cara
untuk menggalakkan kegiatan pembangunan dari suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “agglomeration economics” sebagai faktor pendorong
utama.
2.3. Penataan Ruang
Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan antara yang satu dengan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga diharapkan i dapat mewujudkan pemanfaatan
ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; ii tidak terjadi pemborosan
pemanfaatan ruang; dan iii tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007.
Menurut Rustiadi, dkk 2004 penataan ruang pada dasarnya merupakan perubahan yang disengaja. Dengan memahaminya sebagai proses pembangunan
melalui upaya-upaya perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik, maka penataan ruang merupakan bagian dari proses pembangunan. Penataan ruang
mempunyai tiga urgensi, yaitu : a.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya prinsip produktifitas dan efisiensi. b.
Alat dan wujud distribusi sumber daya prinsip pemerataan, keberimbangan da keadilan.
Universitas Sumatera Utara
c. Keberlanjutan prinsip Sustainaibility.
Perencanaan tata ruang yang di muat dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana
umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang di susun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi
mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang di susun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan danatau kegiatan
kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub blok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan
sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan di susun untuk setiap blokzona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci
tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupatenkota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam
pengendalian pemanfaatan ruang ssehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
2.4. Pembangunan Kawasan Industri