BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
Aliran Sungai DAS, konsep pengembangan wilayah berdasarkan jalan raya, konsep pengembangan wilayah bertitik tolak dari segi produksi barang dan jasa,
dan konsep pengembangan wilayah berdasarkan kelompok industri. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menggunakan ruang dan
melakukan kegiatan pengubahan bentuk dari sumber daya alam menjadi bahan baku atau setengah jadi, dari bahan baku atau setengah jadi menjadi bahan jadi
atau produk akhir. Di samping sektor industri menghasilkan produksi, juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat serta menambah pendapatan bagi
daerah yang disebut sebagai dampak positif. Akan tetapi pembangunan industri juga mempunyai dampak negatif yaitu berupa limbah padat, cair dan gas yang
mempunyai kualitas di atas ambang batas yang berlaku dari produksi sampingan industri tersebut. Oleh karena itu, kegiatan industri memilih lokasi di daerah
dengan nilai produktivitas tanah rendah dan diusahakan jauh dari pusat permukiman penduduk.
Suatu kawasan industri harus dapat menggerakkan dan mendorong pertumbuhan industri kecil pada pusat-pusat di luar kawasan yang bersifat padat
karya melalui pemanfaatan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
sekitarnya. Dengan demikian industri kecil akan membuka lapangan kerja baru dan tempat-tempat usaha.
Kegiatan industri mempunyai karakteristik kebutuhan lahan, air, energi, tenaga kerja, orientasi dasar lokasi, kualitas dan kuantitas limbah dan setiap ruang
mempunyai daya dukung tertentu. Oleh karena itu, untuk mengalokasikan ruang suatu kegiatan industri harus diketahui dahulu jenis-jenis industri yang prospektif
dan industri yang tidak sesuai tumbuh pada suatu daerah tertentu. Fenomena permasalahan yang dihadapi adalah pembangunan industri di suatu daerah kurang
di dukung oleh sarana dan prasarana penunjang, akibatnya industri-industri sering di bangun berbaur dengan kegiatan sosial ekonomi masyarakat, sehingga sering
menimbulkan kasus-kasus pencemaran terhadap lingkungan. Daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam tertentu, layak
untuk ditumbuhkembangkan industrinya. Hal ini disebabkan karena melalui industri maka suatu daerah dapat tumbuh ekonominya. Banyak efek ganda yang
dapat diraih oleh suatu daerah karena kehadiran industri tertentu, seperti : kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan karena adanya pemilikan pendapatan
masyarakat, pengelolaan lingkungan yang baik, penyediaan infrastruktur, pendapatan asli daerah, pelayanan publik di kawasan tersebut menjadi tersedia
dan lain-lain. Semuanya ini membawa dampak positif yang luas bagi pembangunan suatu kawasan dan pembangunan wilayah atau regional. Dengan
pertimbangan itu, wajar jika pemerintah memberi perhatian besar bagi pengembangan wilayah.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah telah berupaya mendorong pembangunan industri di luar Pulau Jawa, meski disadari bahwa hal ini tidaklah mudah dan banyak dijumpai kendala-
kendalanya. Kendala itu dapat berupa keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur, peraturan perundang-undangan yang tidak mendukung serta
birokrasi yang ada. Pengembangan dan pembangunan Kawasan Ekonomi senantiasa
membutuhkan lahan, sedangkan tuntutan akan kebutuhan lahan oleh pelaku pembangunan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kondisi inilah yang
menyebabkan terjadinya suatu pertarungan perolehan lahan antar pelaku pembangunan, swasta, Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat seolah-
olah bersaing satu sama lain dalam mencari dan memperoleh lahan yang dibutuhkan. Dan dalam jangka panjang jika tidak ada perencanaan dan
pengendalian oleh pemerintah akan menimbulkan persaingan semakin tidak sehat. Oleh karena itu, dalam pembangunan wilayah atau regional pembentukan
suatu kawasan ekonomi harus dibuatkan suatu perencanaan terpadu yang merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, antar sistem dan sistem dengan
subsistem, serta subsistem dengan subsistem lainnya. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
MP3EI diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini
pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keungggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan kluster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus KEK.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat
pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya.
Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategi yang berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
daya saing internasional. Kawasan Industri Sei Mangkei di dalam MP3EI termasuk di dalam
Koridor Ekonomi Sumatera, dengan kegiatan ekonomi utama kelapa sawit. Dalam pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, pembangunan struktur ruang
diarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun sawit sebagai kegiatan ekonomi utama menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang
selanjutnya menuju pelabuhan. Oleh sebab itu, penentuan prioritas dan kualitas pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, kereta api dan
pelabuhan diarahkan untuk melayani angkutan barang untuk menunjang kegiatan ekonomi utama.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan ekonomi utama kelapa sawit di Sumatera memegang peranan penting bagi penyediaan kelapa sawit Indonesia dan dunia. Indonesia adalah
produsen minyak kelapa sawit di dunia sejak Tahun 2007. Pemenuhan permintaan kelapa sawit dunia didominasi oleh produksi Indonesia. Indonesia
memproduksi sekitar 43 dari total produksi minyak mentah sawit Crude Palm OilCPO di dunia. Di Sumatera, kegiatan ekonomi utama kelapa sawit
memberikan kontribusi ekonomi yang besar. Dimana 70 lahan penghasil kelapa sawit di Indonesia berada di Sumatera dan membuka lapangan pekerjaan
yang luas. Produksi kelapa sawit di Indonesia sebagian besar di ekspor dalam bentuk
CPO, seharusnya sudah harus mengembangkan industri hilir kelapa sawit untuk menggenjot nilai tambah kelapa sawit tersebut. Industri hilir dalam mata rantai
industri kelapa sawit, antara lain : oleo kimia dan biodiesel. Pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan untuk mempertahankan posisi strategis sebagai
penghasil hulu sampai hilir, sehingga dapat menjual produk yang bernilai tambah tinggi dengan harga bersaing.
Kawasan Industri Sei Mangkei, yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara sebagai “Sei Mangkei –
Integrated Sustainable Palm Oil Cluster SM – ISPOIC”. Pembangunan
Kawasan Industri Sei Mangkei ini sudah selaras dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Simalungun, yakni “Mengembangkan kebijakan
industri, perdagangan dan investasi dengan membuka kesempatan kerja dan berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia”. Kawasan Industri Sei Mangkei ini
Universitas Sumatera Utara
diharapkan terjadi peningkatan pendayagunaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia serta penggunaan tekonologi ramah lingkungan.
Kawasan Industri Sei Mangkei yang terletak di Nagori Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Lokasi Kawasan Industri Sei
Mangkei ini cukup strategis dikarenakan, yaitu : i
letak geografisnya yang berada relatif di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit atau dekat dengan sumber bahan baku Raw Material Oriented;
ii telah ada Pabrik Kelapa Sawit PKS 30 ton Tandan Buah Segar TBSJam
sejak Tahun 1997 dan dekat dengan beberapa PKS dengan radius 70 Km milik PTPN III = 165 ton TBSJam, PTPN IV = 300 ton TBSJam, Swasta
= 140 ton TBSJam; iii
dekat dengan sungai Bah Bolon yang sangat diperlukan sebagai sumber air pada Pabrik Kelapa Sawit PKS;
iv dekat dengan pelabuhan Kuala Tanjung ± 40 Km, tempat pengapalan
CPO dan CKPO yang mampu mengakomodasi kapal-kapal dengan berat 30.000
– 40.000 DWT dan pelabuhan Inalum yang jaraknya hanya 36 km, sehingga sangat memudahkan transportasi produk-produk industri tersebut
keluar Sumatera Utara dan Program MP3EI dimana pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi global hub di Koridor Ekonomi I Sumatera;
v dekat dengan jalan besar Pematang Siantar – Lima Puluh yaitu jaraknya 5
km dan jalur kereta api Gunung Bayu - Perlanaan, sehingga transportasi produk ke daerah lain di Sumatera juga bisa lancar; dan
Universitas Sumatera Utara
vi dari segi pengembangan wilayah dapat memacu pengembangan wilayah
Kabupaten Simalungun secara keseluruhan dan wilayah-wilayah yang berada disekitarnya.
Berdasarkan Data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Simalungun Tahun 2010, luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Simalungun Tahun 2005
– 2009 seluas 108.399,66 Ha yang terdiri dari perkebunan rakyat 27.154,50 Ha, perkebunan Negara 70.098,34 Ha, perkebunan besar asing 10.089,89 Ha dan
perkebunan swasta nasional 1.056,93 Ha. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian dengan
judul “Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap
Pengembangan Wilayah di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun ”.
1.2. Perumusan Masalah