Kerangka Analisis Posisi Penelitian dalam Bidang Pembangunan Wilayah dan Kota

20 Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Tasikagung yang peneliti anggap mengerti situasi dan kondisi masyarakat di Desa Tasikagung. Disamping itu informan kunci adalah seorang yang terlibat dalam aktivitas di Tempat Pelelangan Ikan. Dan pertimbangan lainnya adalah: a. Kepala Desa Tasikagung merupakan penduduk asli, yang lahir dan besar di desa tersebut, sehingga sangat mengerti kondisi sosial ekonomi di wilayah tersebut. b. Merupakan orang yang terbuka dan mau meluangkan banyak waktu untuk diajak wawancara, dan memiliki pandangan mengenai fenomena yang terjadi di Desa Tasikagung. Langkah selanjutnya adalah mencari target group, yaitu informan yang tinggal di wilayah studi dan terlibat dalam kegiatan Kawasan Bahari Terpadu, yang antara lain terdiri dari nelayan, pedagang ikan, padagang warung makan, kuli panggul, pemilik persewaan basket, atau mereka-mereka yang ditengarai memiliki informasi yang dibutuhkan dalam studi ini. Agar informasi yang diperoleh sesuai dengan harapan peneliti, peneliti membatasi informan dengan beberapa kriteria, antara lain: a. Laki-laki atau perempuan dewasa umur 17 tahun. b. Berpendidikan minimal SD. c. Bertempat tinggal atau bekerja di wilayah studi. d. Terlibat langsung dalam kegiatan Kawasan Bahari Terpadu atau kegiatan ikutannya. 21

1.9.4. Pengumpulan Data

Data untuk mendukung penelitian ini didapat dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber pertama adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: a. Wawancara mendalam, yaitu untuk memperoleh informasi sebanyak- banyaknya mengenai peran Kawasan Bahari Terpadu terhadap masyarakat setempat, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, dengan alasan bahwa peneliti ingin menggali semua informasi dari responden sebanyak mungkin, mendalam dan ingin menggali motivasi dan keinginan dari responden mengenai fenomena yang terjadi di wilayah penelitian. Langkah pertama, peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci, sebab dengan melakukan wawancara dengan informan kunci terlebih dahulu, peneliti akan lebih mudah mendapatkan informan berikutnya. Proses wawancara diciptakan dalam situasi non formal, dilakukan mengalir seperti percakapan sehari- hari, sehingga akan dapat membangun suatu kepercayaan dan agar tidak ada jarak antara peneliti dan subyek yang diteliti. Waktu melakukan wawancara, peneliti berusaha menjadi pendengar yang baik atau tidak menyela pada saat informan menceritakan pengalamannya. Selain itu 22 peneliti tidak membatasi waktu pelaksanaan wawancara, dan memberikan kesediaan informan untuk diwawancarai. b. Observasi visual, yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai lingkungan di wilayah penelitian, kondisi sosial ekonomi masyarakat masyarkat pesisir, dan terhadap fenomena-fenomena lainnya yang ada di wilayah penelitian. Setelah informasi dipenuhi, baik dari observasi maupun wawancara mendalam, peneliti akan menyusun dalam bentuk catatan lapangan untuk mencatat informasi yang didapat agar tidak lupa. Teknik seperti ini dipakai agar memperoleh kedalaman, kekayaan serta kompleksitas mengenai peran Kawasan Bahari Terpadu terhadap ekonomi masyarakat setempat. Sumber kedua adalah data sekunder, yaitu data yang bukan dari usaha sendiri dalam pengumpulannya, tetapi diperoleh dari narasumber lain yang terkait dalam penelitian, yaitu dengan memanfaatkan dokumen, rekaman maupun laporan kegiatan, surat kabar, laporan penelitian terdahulu, dan website, karena semua data ini akan memperkuat didalam menarik kesimpulan didalam penelitian. Berkaitan dengan kedua sumber data diatas, data yang dibutuhkan sesuai dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah: