Kawasan Bahari Terpadu sebagai Penyerap Tenaga Kerja

49 dapat dipandang sebagai sebuah rantai nilai proses yang dapat dikendalikan dengan proses pembelajaran yang terus menerus. Dalam alur proses rantai nilai tersebut terdapat hal yang sangat prinsipil yaitu: peran daya saing dalam menentukan keunggulan hanya dapat dijamin jika daya saing tersebut bersifat adaptif, yakni daya saing tersebut harus dikembangkan dan disesuaikan seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya Rajasa, 2007. Membangun ekonomi lokal berarti membangun sebuah daya saing ekonomi economi competitiveness suatu wilayah, dimana keunggulan kompetitif acap kali dicapai melalui keterkaitan diantara sejumlah aktivitas. Aktivitas tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain dalam suatu rantai nilai value chain. Value chain didefinisikan sebagai sebuah rangkaian proses produktif mulai dari penyedia input dari suatu produk, produksi, pemasaran dan distribusi hingga ke konsumen akhir. Melalui pendekatan value chain, sektor atau sub sektor potensial dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian dari proses produktif fungsi- fungsi. Kemampuannya yaitu untuk menciptakan keterkaitan. Rantai nilai menggambarkan suatu nilai total, yang terdiri atas aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai adalah kegiatan fisik dan teknologi yang diselenggarakan suatu kegiatan, dimana terdiri atas dua golongan besar, aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer berhubungan dengan produksi utama suatu kegiatan dan aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan primer Porter, 1985. Sehingga dari definisi diatas, Rantai Nilai memiliki arti sebagai berikut: 50 a. Urutan proses produksi fungsi dari masuknya input tertentu untuk sebuah produk tertentu ke dalam produksi primer, transformasi, pemasaran hingga konsumsi akhir. b. Sebuah rangkaian institusional yang menghubungkan dan mengkoordinasikan produsen, pemroses, pedagang dan distributor dari sebuah produk tertentu c. Sebuah model ekonomi yang menggabungkan pemilihan sebuah produk dan teknologi tertentu yang mengatur para pelaku di dalamnya dengan cara sedemikian rupa untuk mengakses pasar. Bagi pengembangan ekonomi lokal, pendekatan value chain juga dapat dijadikan sebagai model yang menciptakan keterkaitan aktif antar pelaku dalam mata rantai suatu sektorsub-sektor unggulan, serta dengan institusi dan stakeholder terkait lainnya guna penguatan daya saing sektorsub-sektor yang bersangkutan melalui hubungan internal dari berbagai macam kegiatan ini. Hubungan internal ini adalah adanya keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila satu sektor tumbuh akan mendorong sektor lainnya. Pertumbuhan suatu sektor akan seirama dengan seluruh sektor lainnya yang ada di wilayah tersebut dan menciptakan sinergi untuk saling mendukung untuk terciptanya pertumbuhan. Pengembangan daya saing pada suatu wilayah menekankan adanya kerjasama antar sektorsub-sektor pengembangan untuk menjadikan keunggulan komparatif suatu wilayah menjadi keunggulan kompetitif, melalui keterkaitan antar sektor pengembangan baik ke hulu maupun ke hilir forward and backward linkages, sehingga mampu menarik kemajuan