Era Pasca Deregulasi Perkembanagan Pasar Modal di Indonesia

bekerja ekstra keras. Membujuk perusahaan-perusahaan itu untuk mau lebih terbuka dan kemudian masuk ke pasar modal. Masalah lain yang membuat pasar modal Indonesia dimasa itu diliputi kesuraman disebabkan ula oleh faktor yang muncul dari lembaga yang muncul dalam pasar modal itu sendiri. Banyak aturan pasar modal yang dianggap oleh pemilik perusahaan tidak terlalu menguntungkan jika go public.

4.2.3 Era Deregulasi 1987-1990

Pada tahun 1987 sejalan dengan semakin besarnya kebutuhan dana investasi dan pembangunan, serta perlunya menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah mulai menyadari peran strategis pasar modal. Dari sini pemerintah merombak berbagai aturan yang dianggap menghambat minat perusahaan untuk masuk bursa. Karenanya pemerintah lantas meluncurkan tiga perangkat angket penting kebijakan pasar modal, intinya berupa penyederhanaan aturan yang dikemas dalam paket-paket deregulasi.

4.2.4 Era Pasca Deregulasi

Lahirnya berbagai kebijakan telah menegaskan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Puncak kepercayaan itu terjadi sesudah pemerintah menetapkan UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang berlaku secara efektif pada 1 Januari 1996. Undang-undang ini dususul kemudian dengan meluncurnya dua peraturan pemerintah. Pertama peraturan pemerintah No 45 Tahun 1995 tentang enyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal. Kedua peraturan pemerintah No 46 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tentang tata cara pemeriksaan di bidang pasar modal. Di tingkat menteri pun terlahir pula tiga keputusan pendukung UU itu. Pemberlakuan kebijakan ini bisa dikatakan sebagai momentum penting dalam perjalanan pasar modal Indonesia untuk menuju pasar modal yang bisa bersaing di dunia. Momentum ini langsung ditangkap oleh Bapepam, sehingga pada tahun 1996 Bapepam telah menegeluarkan 102 peraturan sebagai petunjuk pelaksanaan teknis dari undang-undang itu. Melalui peraturan-peraturan itu, setidaknya pasar modal Indonesia memiliki seperangkat-peraturan yang komprehensif dan tentu saja siap bersaing di dunia internasional. Sejak awal tahun 1989, pasar modal Indonesia sudah mulai bangkit kembali dan sedang bergerak cepat seiring dengan kebangkitan era globalisasi yang diawali dengan perubahan drastis dari sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar di negar-negara eks komunis. Semakin hari, pasar modal semakin besar karena peran seluruh lapisan masyarakat seperti swasta cukup meningkat tajam selama kurun waktu 1989-1997. Namun peran swasta yang cukup besar tersebut tidak terarah dengan baik sehingga pihak swasta memiliki utang valuta asing pada periode berjalan dan sejalan dengan pemerintah yang memiliki utang juga. Dalam kejadian tersebut pemerintah kehilangan kontrol terhadap keuangan negara Karena banyaknya penyalahgunaan keuangan di dalam negeri sehingga hal ini menyebabkan kreditor asing kehilangan kepercayaan terhadap Indonesia baik terhadap swasta maupun pemerintahannya. Kreditor asing menarik kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak swasta yang pada umumnya berjangka pendek tetapi dapat diperpanjang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kembali. Akan tetapi, kreditor asing menolak memberikan perpanjangan. Akibatnya pihak swasta berebut dolar dan kurs Dolar naik secara tidak terkendali dan hal ini juga yang menjadi awal kebangkrutan perekonomian Indonesia yang terjadi pada tahun 1997. Namun juga perlu diketahui bahwa resesi ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari rentetan depresiasi mata uang regional yang diawali dari negara-negara ASEAN pada umumnya.

4.3 Perkembangan Surat Utang Negara di Indonesia