neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar.
2.Modern Monetery Theories on Short Term Exchange Rate Volatility Teori ini memperhatikan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan
peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing
power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan
penawaran terhadap asset-aset keuangan. Dalam pandangan modrn, teori purchasing power parity
juga diperluas dengan menyertakan variable-variabel seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan rill, dalam menentukan
tingkat nilai tukar antara dua negara. Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan pasar
modal dan pasar uang lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barang komoditi. Oleh karena itu, dalam jangka pendek fluktuasi nilai tukar lebih
dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di pasar barang.
2.3.8 Pendekatan Keseimbangan Portofolio terhadap Nilai Tukar
Pendekatan moneter tentang nilai tukar mengasumsikan bahwa masyarakat ingin memegang mata uangnya sendiri dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Pendekatan keseimbangan portofolio mengakui bahwa masyarakat mungkin ingin memegang kedua mata uang tersebut, walaupun mereka mungkin memiliki referensi
terhadap salah satu mata uang, mungkin mata uang negaranya sendiri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendekatan keseimbangan portofolio mengajukan argument yang sama untuk obligasi, yaitu pendekatan ini mengasumsikan bahwa masyarakat di kedua negara
meminta obligasi domestik dan asing atau secara lebih umum masayarakat tersebut lebih suka menganekaragamkan portofolio sekuritas. Bagaimanapun, model
keseimbangan portofolio tidak hanya memiliki persamaan permintaan bagi berbagai uang dan obligasi yang ada di setiap negara, yang memperlihatkan bagaimana
permintaan ini berhubungan dengan pendapatan, tingkat bunga dan sebagainya. Dalam pendekatan moneter, setiap pasar Obligasi Negara diasumsikan bersih, apapun
yang terjadi terhadap permintaan dan penawaran Obligasi Negara. Asumsi ini secara implisit terlihat pada tidak adanya persamaan bagi permintaan dan penawaran
obligasi, dan kondisi bagi pasar obligasi untuk menjadi bersih tanpa menunjukkan keberadaan ketika pasar obligasi bersih. Kita daat menguraikan asumsi dari
pendekatan moneter ini jika dianggap bahwa obligasi suatu negara dapat menggantikan secara sempurna obligasi negara lain. Hal ini karena, jika penawaran
obligasi suatu negara meningkat, obligasi tambahan akan dipegang oleh warga atau masyarakat luar negeri menggantikan Obligasi Negara tersebut untuk obligasi asing
yang mereka miliki sekarang. Perubahan dalam penawaran obligasi suatu negara adalah tidak signifikan
dalam konteks global yaitu permintaan global terhadap obligasi sama dengan penawaranya tanpa pengaruh yaitu signifikan pada tingkat bunga atau kurs.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4 Kerangka Konseptual