Perkembangan Surat Utang Negara di Indonesia

kembali. Akan tetapi, kreditor asing menolak memberikan perpanjangan. Akibatnya pihak swasta berebut dolar dan kurs Dolar naik secara tidak terkendali dan hal ini juga yang menjadi awal kebangkrutan perekonomian Indonesia yang terjadi pada tahun 1997. Namun juga perlu diketahui bahwa resesi ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari rentetan depresiasi mata uang regional yang diawali dari negara-negara ASEAN pada umumnya.

4.3 Perkembangan Surat Utang Negara di Indonesia

Pembiayaan dalam suatu negara dalam jangka panjang biasanya membutuhkan modal yang tidak sedikit. Modal atau pembiayaan dimaksud berasal dari berbagai sumber yang ditentukan oleh suatu negara sebagai pos-pos penerimaan untuk pembiayaaan negara. Di Indonesia sama seperti negara-negara lain pada umumnya menenetapkan pasar modal sebagai wadah masuknya modal pembiayaan tersebut, baik itu saham, obligasi, dan hipotek yang berhubungan dengan likuiditas. Pihak yang berperan di dalam pasar modal terutama adalah pemerintah dan juga swasta. Pemerintah menjual obligasi jangka menengah dan jangka panjang untuk membiayai proyek pendidikan, transportasi, dan proyek-proyek pembangunan ekonomi lainya. Sekuritas pemerintah pada umumnya ada tiga jenis, yaitu obligasi jangka pendek treasury bill, obligasi jangka menengah treasury notes, dan obligasi jangka panjang treasury bonds. Obligasi jangka pendek pemerintah adalah obligasi pemerintah dengan waktu jatuh tempo lebih kecil dari satu tahun. Obligasi pemerintah jangka menengah adalah obligasi pemerintah dengan waktu jatuh tempo UNIVERSITAS SUMATERA UTARA antara 1-10 tahun. Obligasi pemerintah jangka panjang adalah obligasi pemerintah dengan waktu jatuh tempo antara 10-30 tahun. Di Indonesia obligasi pemerintah disebut Obligasi Republik Indonesia ORI dan Surat Utang Negara SUN atau Surat Berharga Negara SBN yaitu sekuritas yang tidak mengandung risiko kegagalan tetapi bukan berarti bebas resiko. Obligasi pemerintah masih mengandung resiko, yaitu resiko kenaikan tingkat bunga yang mengakibatkan penurunan harga obligasi. Tingkat bunga obligasi pemerintah cukup rendah, akan tetapi tingkat bunga tersebut masih diatas tingkat bunga instrument pasar uang karena mengandung resiko tingkat bunga. Inovasi resiko tingkat obligasi ini berkembang sejak tahun 1985 yaitu penjualan separate trading of registered interest and princial securities STRIPS. STRIPS adalah penjualan dan perhitungan sekuritas secara elektronik yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan penjualan Surat Utang Negara adalah untuk membiayai pembangunan atau untuk menutupi defisit APBN yang berhubungan dengan ketidakstabilan kondisi perekonomian nasional. Keadaan ini memaksa pemerintah menjalankan fungsinya sebagai stabilisator, yaitu untuk menjaga agar tetap terpelihara tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat stabilitas yang baik, laju pertumbuhan ekonomi yang baik melalui penerbitan SUN seperti yang disebutkan diatas Sebelum dilakukan penyesuaian melalui APBN Perubahan APBNP tahun 2008, target pembiayaan dari SBN Neto ditetapkan sebesar Rp 91,6 triliun. Dalam perkembangannya, target tersebut kemudian direvisi menjadi Rp 117,8 triliun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jumlah nominal tersebut merupakan target neto, yaitu jumlah penerbitan SUN baru setelah dikurangi dengan jumlah SUN yang jatuh tempo maupun dibeli kembali oleh pemerintah sebelum jatuh tempo buyback. Untuk melaksanakan hal tersebut, maka dalam rangka pengelolaan portofolio SUN dilakukan kegiatan :  Penerbitan Obligasi Negara dalam Rupiah Total nilai nominal Obligasi Negara ON dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 72,22 triliun yang dilakukan dalam 20 kali lelang yang dilakukan sejak bulan Januari sampai September 2008. Jumlah tersebut meliputi penerbitan ON Fixed Rate Variable Rate, Zero Coupon , dan Obligasi Negara Ritel ORI. Penerbitan Obligasi Negara secara reguler dilakukan dengan cara lelang di pasar perdana. Pada setiap penerbitan, jumlah penawaran yang dimenangkan lebih rendah dari jumlah penawaran yang masuk dengan bid to cover ratio berkisar dari 1,00 kali sampai 6,32 kali. Total nilai nominal ON dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap Fixed Rate adalah sebesar Rp 41,50 triliun, ON dengan tingkat bunga mengambang Variable Rate sebesar Rp 5,00 triliun sedangkan ON dengan pembayaran bunga secara diskonto Zero Coupon sebesar Rp 9,55 triliun dan memiliki waktu jatuh tempo berjangka pendek, menengah dan panjang, yaitu antara tahun 2010 dan 2038, serta ORI sebesar Rp 16,17 triliun. Penerbitan ON dalam denominasi Rupiah mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain: i struktur jatuh tempo utang yang sudah ada, ii pengembangan pasar sekunder SUN, dan iii cost of borrowing. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penjualan Obligasi Negara Ritel ORI yang dilakukan sebanyak 2 kali penerbitan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperluas basis investor SUN dan ditujukan untuk investor perorangan. Penerbitan ORI pada tahun 2008 dilakukan pada tanggal 12 Maret 2008, yaitu ORI 004 dengan tenor selama 4 tahun, dan ORI 005 pada tanggal 3 September 2008 dengan tenor 5 tahun. Penerbitan ORI ini dilaksanakan dengan cara bookbuilding melalui agen penjual yang diseleksi oleh panitia seleksi. Penerbitan ORI tersebut mendapat sambutan yang positif dari masyarakat, terbukti dengan jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 13,46 triliun terdiri dari 37.724 pemesanan pembelian untuk ORI 004, dan untuk ORI 005 mencapai Rp2,72 triliun terdiri dari 14.001 pemesanan pembelian. Mengantisipasi minat investor yang cenderung bergeser dari instrumen jangka panjang ke instrumen jangka pendek sehubungan dengan kondisi ketidakpastian pasar karena adanya krisis keuangan global, pemerintah mengambil inisiatif untuk tidak hanya menerbitkan instrumen ON jangka panjang dan menengah, tetapi juga ON jangka pendek. Instrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh Pemerintah adalah ON dengan tingkat bunga mengambang Variable Rate, yaitu Obligasi Negara yang memberikan bunga sesuai dengan Sertifikat Bank Indonesia tenor 3 bulan, dan ON jenis Zero Coupon. Pada tahun 2008, penerbitan Variable Rate Bond seri VR 0032 dilakukan oleh pemerintah sebanyak 2 kali, pada lelang tanggal 15 April dan 15 Mei 2008 reopening , seri ini jatuh tempo pada tanggal 25 April 2011 tenor 3 tahun dengan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA total penerbitan sebesar Rp 5,00 triliun. Sementara Zero Coupon diterbitkan sebanyak 7 kali dengan tenor 2-5 tahun, dengan total penerbitan Rp 9,55 triliun.  Penerbitan Surat Perbendaharaan Negara SPN SPN adalah Surat Utang Negara yang jangka waktu jatuh temponya sampai dengan 12 bulan. Pada tahun 2008, Pemerintah menerbitkan 2 seri SPN, yaitu SPN 20090430 dan SPN 20090731, dengan total penerbitan SPN mencapai Rp 10,01 triliun, yang terdiri dari Rp 5,25 triliun untuk SPN 20090430 dan Rp 4,76 triliun untuk SPN 20090731. Penerbitan SPN tahun 2008 dilakukan dalam 6 kali pelaksanaan lelang. Untuk meningkatkan minat investor atas instrumen SPN dan mendorong perkembangan pasar SPN, pemerintah telah melakukan perubahan terhadap PP nomor 11 tahun 2006 dengan menerbitkan PP Nomor 27 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan atas diskonto SPN, dimana pemungutan pajak atas diskonto SPN dilakukan di pasar sekunder dan pada saat jatuh tempo dengan tarif sebesar 20 final.  Penerbitan Obligasi Negara dalam Valuta Asing International Bonds Total penerbitan International Bonds dalam tahun 2008 mencapai US 4,20 miliar atau setara dengan Rp 39,31 triliun. Mempertimbangkan daya serap pasar SBN domestik, pada tahun 2008 dilaksanakan 2 kali penerbitan International Bonds yaitu pada bulan Januari dan Juni 2008. Penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional yang pertama dilaksanakan pada awal bulan Januari tahun 2008, dengan nominal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebesar USD 2 miliar. Penerbitan dilakukan dengan dual tranches, yaitu seri INDO- 18 sebesar US 1.509.900.000 setara Rp 14,31 triliun dan INDO-38 sebesar US 1.628.920.000 setara Rp 15,44 triliun. Penerbitan Obligasi Negara di pasar internasional pada tahun 2008 ini adalah untuk keenam kalinya sejak penerbitan pertama pada tahun 2004 lalu. Sebagaimana penerbitan sebelumnya, penerbitan pada tahun 2008 ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar internasional. Adapun distribusi investor berdasarkan regional, untuk INDO-18 yaitu Asia 24, Eropa 29, dan Amerika 47. Yield INDO-18 ini adalah 6,950. Distribusi investor berdasarkan regional untuk INDO-38 adalah Asia 10, Eropa 38 dan Amerika 52. Yield INDO-38 adalah 7,750. Hasil penerbitan ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap manajemen fiskal dan prospek ekonomi Indonesia jangka panjang. Penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional yang kedua dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2008, dengan nominal sebesar USD 2,20 miliar. Penerbitan dilakukan dalam triple tranches, yaitu seri INDO-14 reopening sebesar US 1.314.505.000 setara Rp 12,164 triliun, INDO-18 reopening sebesar US2.059.773.000 setara Rp 19,06 triliun, dan INDO-38 reopening sebesar US 2.963.168.000 setara Rp 27,42 triliun. Sebagaimana penerbitan sebelumnya, penerbitan pada tahun 2008 ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar internasional. Adapun distribusi investor berdasarkan regional, untuk INDO-14 reopening yaitu Asia 13, Eropa 28, dan Amerika 59. Yield untuk INDO-14 tersebut adalah 6,694. Distribusi investor berdasarkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA regional untuk INDO-18 reopening adalah Asia 19, Eropa 47 dan Amerika 34. Yield INDO-18 tersebut adalah 7,278. Distribusi investor berdasarkan regional untuk INDO-38 reopening adalah Asia 15, Eropa 22 dan Amerika 63. Yield INDO-38 tersebut adalah 8,154. Pada grafik dibawah ini menunjukkan permintaan pada SUN cenderung mengalami peningkatan setiap bulannya 48 observasi atau selama 4 tahun penelitian 2008-2011, meskipun kadangkala mengalami penurunan tapi tidak drastis. Gambar 4.1 Pergerakan Surat Utang Negara 2008-2011 Grafik perkembangan permintaan SUN di Indonesia periode 2008-2011 - 100,000.00 200,000.00 300,000.00 400,000.00 500,000.00 600,000.00 700,000.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 Series1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.1 Perkembangan Surat Utang negara SUN di Indonesia Miliar Rupiah Bulan 2008 2009 2010 2011 Januari 476,048 530,195 577,665 624,291 Februari 482,948 541,595 577,303 627,152 Maret 498,404 536,902 571,649 639,352 April 499,397 540,602 580,019 642,482 Mei 511,678 550,377 585,666 650,807 Juni 520,228 542,971 596,741 654,475 Juli 526,678 543,348 604,191 663,652 Agustus 534,286 554,520 620,023 665,781 September 537,001 557,111 619,742 658,363 Oktober 537,601 564,511 617,267 673,018 November 529,756 570,225 617,097 684,768 Desember 520,995 570,215 615,498 684,618 Sumber: Lampiran 1 Bank Indonesia UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.4 Sejarah dan Perkembangan Nilai Tukar Rupiah