Tujuan Penerbitan dan Manfaat Surat Utang Negara Tujuan: Standing Appropriation Surat Utang Negara

Dalam rangka program penjaminan perbankan dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI, pada tahun 1998 dan 1999 pemerintah menerbitkan empat seri pada Surat Utang yakni SU-001, 002, 003, dan 004. d Special Rate Bank Indonesia SRBI SRBI merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2003, sebagai pengganti SU-001 dan 003 dalam rangka penyelesaian bantuan likuiditas BI. 2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing Pada tahun 2006, pemerintah menerbitkan ON berdenominasi dolar Amerika Serikat USD

2.2.3 Tujuan Penerbitan dan Manfaat Surat Utang Negara Tujuan:

a. Membiayai defisit APBN b. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas negara dalam satu tahun anggaran cash-mismatch c. Mengelola portofolio utang Negara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Manfaat: a. Sebagai instrumen fiscal yakni sebagai alternatif sumber pembiayaan APBN dari pasar modal baik di dalam maupun di luar negeri b. Sebagai instrumen investasi yakni memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan diversifikasi portofolionya guna memperkecil resiko investasi c. Mendorong terciptanya acuan imbal hasil benchmark yield bagi penilaian harga instrumen keuangan lainnya, sehingga memberikan alternatif bagi dunia usaha untuk memperoleh pembiayaan dari pasar modal.

2.2.3 Standing Appropriation Surat Utang Negara

Jaminan pemerintah kepada pasar untuk membayar semua kewajiban pokok dan bunga utang yang timbul akibat penerbitan SUN. Dilakukan dengan cara: a. Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok setiap Surat Utang Negara pada saat jatuh tempo pasal 4 UU No 24 Tahun 2002 b. Dana untuk membayar bunga dan pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN setiap tahun c. Sampai dengan berakhirnya kewajiban tersebut. Lelang SUN dilakukan dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif danatau cara nonkompetitif. Penawaran pembelian kompetitif adalah pengajuan penawaran pembelian dengan mencantumkan volume dan tingkat Imbal hasil yield yang diinginkan penawar atau dengan mencantumkan volume dan harga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang diinginkan penawar, sedangkan penawaran tanpa mencantumkan tingkat imbal hasil maupun harga itulah yang disebut penawaran pembelian nonkompetitif. Ketentuannya adalah sebagai berikut : Apabila telah ditetapkan hasil lelang, maka pemenang harus bertanggung jawab terhadap setelmen 1 seluruh penawaran pada tanggal setelmen. Setelmennya adalah 2 dua hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang untuk SPN, dan 5 lima hari kerja untuk Obligasi Negara. Penjualan SUN juga dapat dilakukan tanpa lelang pada pasar perdana dalam negeri, oleh Menteri Keuangan, Dirjen Pengelolaan Utang. Direktorat Surat Utang Negara. Berbeda dengan metode lelang, SUN juga dapat dibeli oleh pemerintah daerah danatau dealer utama. Mekanismenya didahului dengan mengajukan penawaran beserta kelengkapan administrasi kepada Menkeu, kemudian oleh Dirjen Pengelolaan Utang. Direktorat Surat Utang Negara ditindaklanjuti dengan pembahasan lebih lanjut atau penolakan, dalam waktu selambat-lambatnya 5 lima hari kerja sejak surat penawaran diterima. Hasil pembahasan dituangkan dalam dokumen kesepakatan berupa menerima sebagian atau seluruh atau menolak seluruh penawaran. Apabila diterima maka setelmen dilakukan paling cepat 2 dua hari kerja dan paling lambat 5 lima hari kerja setelah tanggal kesepakatan. Selain penjualan dilaksanakan pada pasar perdana dalam negeri, juga dilakukan kegiatan penawaran dan penjualan SUN dalam valuta asing Pasar Perdana Internasional secara langsung oleh pemerintah atau melalui agen penjual. Terdapat 2 dua cara penjualan yaitu dengan private placement atau bookbuilding namun khusus UNIVERSITAS SUMATERA UTARA untuk Pemerintah hanya dapat menjual melalui private placement. Jika penjualan dilaksanakan, maka diperlukan perjanjian dengan agen penjual bilamana melalui Agen, perjanjian dengan konsultan hukum, perjanjian dengan agen fiskal, memorandum informasi dan dokumen-dokumen lain sesuai metode penjualan yang digunakan. setelmen SUN dalam valuta asing dilakukan paling cepat 2 dua hari kerja setelah penetapan hasil penjualan, dan hasilnya merupakan penerimaan negara dalam APBN. SUN yang telah dibeli oleh orang perseorangan atau kumpulan orang dapat dijual kembali kepada pemerintah melalui lelang. Lelang diawali dengan adanya pengumuman rencana lelang dari Dirjen Pengelolaan Utang. Direktorat SUN yang memuat antara lain mengenai waktu pelaksanaan lelang, waktu pembukaan dan penutupan penawaran lelang, seri SUN yang akan dibeli kembali, seri dan harga SUN penukar dan seri SUN yang ditukar, waktu pengumuman hasil lelang dan tanggal setelmen. Peserta lelang kemudian mengajukan penawaran lelang dengan mengajukan seri SUN. Adapun kuantitas yang diajukan minimal 1.000 seribu unit atau nominal Rp1.000.000.000,00 dan selebihnya dengan kelipatannya. Setelah penawaran diterima, seluruh data penawaran disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dalam rapat penetapan hasil lelang, dan hasil lelang kemudian diumumkan pada saat pelaksanaan lelang. Hasil lelang ini adalah transaksi yang sah dan mengikat antara pemerintah dan peserta lelang. Sebagai konsekuensinya, pemerintah harus membayar harga setelmen dan pemenang lelang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA wajib menyerahkan SUN yang dimenangkan sampai dengan tanggal setelmen, yakni 3 tiga hari kerja setelah lelang dilaksanakan. SUN dijual dengan harapan dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri return of equity dengan konsep penggunaan faktor leverage. Sepanjang rentabilitas penggunaan SUN masih lebih besar dari biaya bunga SUN maka pemerintah dapat mengandalkan penjualan SUN sebagai salah satu alternatif sumber dana untuk menutup defisit, menutup kekurangan kas jangka pendek, dan mengelola portofolio utang negara. Akibatnya penjualan SUN ini pasti berdampak kepada keuangan negara khususnya APBN sehingga Menteri Keuangan harus bertanggung jawab atas penatausahaannya, dan pemerintah harus menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada DPR sebagai bagian dari pertanggungjawaban APBN

2.2.5 Sejarah Pengelolaan Surat Utang Negara