Kewenangan KabupatenKota Kewenangan Pemerintah dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

h. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.14MEN2009 tentang Mitra Bahari. Pasal 4 : 1 Mitra Bahari merupakan forum kerjasama antara Pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, tokoh masyarakat, danatau dunia usaha untuk mendukung peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 2 Mitra Bahari sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dibentuk di Pusat dan Daerah. 3 Mitra Bahari Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri dari Mitra Bahari Provinsi dan Mitra Bahari KabupatenKota. Pasal 6 : 1 Pembentukan Mitra Bahari Provinsi ditetapkan oleh Gubernur. 2 Susunan keanggotaan Mitra Bahari Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari wakil perguruan tinggi setempat selaku ketua dengan keanggotaan terdiri dari instansi terkait, wakil Lembaga Swadaya Masyarakat, wakil organisasi profesi, tokoh masyarakat danatau wakil dunia usaha. 3 Susunan keanggotaan Mitra Bahari Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disesuaikan dengan fokus kegiatannya. 4 Mitra Bahari Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai tugas: a. menyiapkan dan menyusun rencana induk Mitra Bahari Provinsi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja pelaksanaan kegiatan Mitra Bahari Provinsi; c. melakukan kaji lapang dalam rangka menetapkan kegiatan Mitra Bahari Provinsi; d. melaksanakan ketentuanpetunjuk pelaksanaan, pedoman pelaksanaan kegiatan Mitra Bahari Pusat, dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan Mitra Bahari Provinsi; e. menyampaikan laporan secara berkala perkembangan Mitra Bahari Provinsi kepada Gubernur dengan tembusan kepada Mitra Bahari Pusat; f. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengumpulan data dan informasi mengenai wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; g. membantu pengembangan jejaring kemitraan Provinsi.

3. Kewenangan KabupatenKota

Universitas Sumatera Utara Bila ditinjau dari sudut pandang batasan pengelolaan yang diberikan undang- undang terhadap kabupatenkota maka kewenangannya meliputi : a. Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Adapun kewenangan kabupatenkota yang diatur dalam undang-undang ini adalah khusus mengenai kewenangan dibidang pengelolaan sumber daya di wilayah laut sebagaimana yang dimaksud dalam Bab III Pembagian Urusan Pemerintahan, berikut ini menjelaskan : Pasal 14 1 Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi: a. perencanaan dan pengendalian pembangunan; b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum; e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan; i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertanahan; l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; l. pelayanan administrasi umum pemerintahan; m. pelayanan administrasi penanaman modal; n. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan o. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. 2 Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Pasal 18 : Universitas Sumatera Utara 1 Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut 2 Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar danatau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang- undangan. 3 Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; b. pengaturan administratif; c. pengaturan tata ruang; d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah; e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara. 4 Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat 3 paling jauh 12 dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas danatau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 13 sepertiga dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupatenkota. 5 Apabila wilayah laut antara 2 dua provinsi kurang dari 24 dua puluh empat mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya. Di wilayah laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 dua provinsi tersebut, dan untuk kabupatenkota memperoleh 13 sepertiga dari wilayah kewenangan provinsi dimaksud. 6 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5 tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh neIayan kecil. 7 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangperundangan. b. Kewenangan berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang PWPPPK. Pasal 55 1 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada tingkat kabupatenkota dilaksanakan secara terpadu yang dikoordinasi oleh dinas yang membidangi kelautan dan perikanan. 2 Jenis kegiatan yang dikoordinasikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. penilaian setiap usulan rencana kegiatan tiap-tiap pemangku kepentingan sesuai dengan perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terpadu; Universitas Sumatera Utara b. perencanaan antarinstansi, dunia usaha,dan masyarakat; c. program akreditasi skala kabupatenkota; d. rekomendasi izin kegiatan sesuai dengan kewenangan tiap-tiap dinas otonom atau badan daerah; serta e. penyediaan data dan informasi bagi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil skala kabupatenkota. 3 Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur oleh bupatiwalikota. Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan lain yang tidak dimasukkan kedalam Bab. IX Kewenangan UUPWPPPK, meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Sehingga Pemerintah Daerah KabupatenKota diharuskan oleh UUPWPPPK menyusun Rencana Zonasi rinci di setiap Zona Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu dalam wilayahnya. 216 Dalam hal perencanaan ini kabupatenkota memegang peranan penting dalam hal pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil dimana bila membaca secara mendalam bahwa perencanaan dimulai dari tingkat kabupatenkota sebagai ujung tombak dalam pengelolaan wilayah pesisir. c. Kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar PPKT. Peraturan pemerintah ini tidak mengatur mengenai kewenangan dalam suatu judul bab tertentu tetapi pada pasal tertentu terdapat pengaturan mengenai kewenangan kabupatenkota sebagai salah satu unsur pemerintah daerah, yaitu : Pasal 14 216 Pasal 7 ayat 5 UUPWPPPK. Universitas Sumatera Utara 1 Dalam rangka pengawasan dan pengendalian pemanfaatan PPKT, Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan pemantauan, pengamatan lapangan, danatau evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. 2 Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan PPKT dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang menangani bidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan sifat pekerjaan yang dimilikinya. 3 Pejabat pegawai negeri sipil tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berwenang: a. mengadakan patroliperondaan di wilayah PPKT; dan b. menerima laporan yang menyangkut perusakan lingkungan di PPKT. 4 Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan pemanfaatan PPKT. d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Meskipun pengaturan secara khusus mengenai Kewenangan kabupatenkota tidak ada dalam mitigasi bencana, namun dalam beberapa pasalnya ada yang membahas mengenai kewenangan pemerintah daerah antara lain: Pasal 6 1 Pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil wajib memuat mitigasi bencana. 2 Mitigasi bencana merupakan bagian dari rencana penanggulangan bencana. Pasal 18 ayat 3 Pemerintah kabupatenkota menyelenggarakan mitigasi bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam kewenangan kabupatenkota. e. Kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.17MEN2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Pasal 25 ayat 3 Universitas Sumatera Utara Kewenangan pengelolaan oleh pemerintah daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf c, meliputi: a. perairan laut sepertiga dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi; b. perairan payau, perairan tawar, danatau wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil yang berada dalam wilayah kewenangannya. Pasal 26 : 1 Kewenangan pengelolaan KKM untuk daerah perlindungan adat maritim dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupatenkota untuk kawasan konservasi kabupatenkota 2 Kewenangan pengelolaan KKM untuk daerah perlindungan budaya maritim dilaksanakan oleh: a. pemerintah daerah provinsi untuk kawasan konservasi provinsi; dan b. pemerintah daerah kabupatenkota untuk kawasan konservasi kabupaten kota. Pasal 27 : 1 Kewenangan pengelolaan daerah perlindungan adat maritim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil oleh pemerintah daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat 1, meliputi daratan dan perairan dalam satu atau beberapa desakelurahan atau kecamatan dalam wilayah administratif kabupatenkota. 3 Kewenangan pengelolaan daerah perlindungan budaya maritim oleh pemerintah daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat 2 huruf b, meliputi: a. perairan laut sepertiga dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi; b. perairan payau, perairan tawar, danatau wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil yang berada dalam wilayah kewenangannya. f. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18MEN2008 tentang Akreditasi Terhadap Program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Berdasarkan peraturan menteri ini, meskipun tidak membahas mengenai kewenangan dalam judul bab-nya namun terdapat beberapa pasal yang menyinggung mengenai kewenangan provinsi, antara lain : Pasal 5 ayat 3 : Universitas Sumatera Utara Pelimpahan penyelenggaraan akreditasi oleh pemerintah kepada pemerintah kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan ketentuan program PWP-3-K dilakukan pada: a. wilayah administrasi kecamatan atau desa; b. wilayah pesisir sampai dengan 4 empat mil laut. g. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20MEN2008 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya. Kewenangan kabupatenkota dapat ditemui dalam pasal : Pasal 5 : 1 Orang perseorangan warga negara Indonesia dan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dalam memanfaatkan pulau- pulau kecil dan perairan di sekitarnya wajib mengajukan permohonan kepada gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya dengan melampirkan: a. rencana jenis usaha; b. luasan penggunaan lahan; dan c. luasan perairan yang akan dimanfaatkan. 2 Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atau penolakan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya. 3 Apabila permohonan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya disetujui, maka gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya menetapkan persetujuan pemanfaatan yang dituangkan dalam berita acara. 4 Apabila permohonan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya ditolak, maka gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya menetapkan penolakan disertai dengan alasan yang sah. Pasal 10 1 Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemanfaatan pulau- pulau kecil dan perairan di sekitarnya dilakukan oleh Menteri, gubernur dan bupatiwalikota sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya masingmasing. 2 Pembinaan dan pengawasan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. pemberian arahan, masukan serta pertimbangan dalam pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya; Universitas Sumatera Utara b. bantuan pemeliharaan sarana dan prasarana; c. pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah disusun; d. peningkatan kesadaran tentang pentingnya pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya yang berkelanjutan; dan e. pelaporan pelaksanaan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya dilakukan secara berkala dan berjenjang sekurang- kurangnya 1 satu kali dalam 1 satu tahun sesuai dengan kepentingannya. h. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.14MEN2009 tentang Mitra Bahari. Kewenangan kabupatenkota dapat ditemui dalam pasal : Pasal 4 : 1 Mitra Bahari merupakan forum kerjasama antara Pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, tokoh masyarakat, danatau dunia usaha untuk mendukung peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 2 Mitra Bahari sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dibentuk di Pusat dan Daerah. 3 Mitra Bahari Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri dari Mitra Bahari Provinsi dan Mitra Bahari KabupatenKota. Pasal 7 1 Pembentukan Mitra Bahari KabupatenKota ditetapkan oleh BupatiWalikota. 2 Susunan keanggotaan Mitra Bahari KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari wakil perguruan tinggi setempat selaku ketua dengan keanggotaan terdiri dari instansi terkait, wakil Lembaga Swadaya Masyarakat, wakil organisasi profesi, tokoh masyarakat danatau wakil dunia usaha. 3 Susunan keanggotaan Mitra Bahari KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disesuaikan dengan fokus kegiatannya. 4 Mitra Bahari KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai tugas: a. menyiapkan dan menyusun rencana induk Mitra Bahari KabupatenKota; Universitas Sumatera Utara b. melaksanakan rencana kerja pelaksanaan kegiatan Mitra Bahari KabupatenKota; c. melakukan kaji lapang dalam rangka usulan kegiatan Mitra Bahari KabupatenKota; d. melaksanakan ketentuanpetunjuk pelaksanaan, pedoman pelaksanaan kegiatan Mitra Bahari Pusat, dan petunjuk teknis pelaksanaan Mitra Bahari Provinsi; e. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengumpulan data dan informasi mengenai wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; f. membantu pengembangan jejaring kemitraan pada KabupatenKota. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bahwa peraturan perundangan mulai dari tingkat internasional sampai dengan nasional dengan UUPWPPPK sebagai lex specialis telah memberikan perlindungan terhadap wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Adapun konsep perlindungan yang diberikan oleh UUPWPPPK adalah konsep perlindungan yang terpadu antara perencanaan, pemanfaatan serta pengawasan dan pengendalian, dimana setiap stake holders mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat turut serta dalam setiap proses pengelolaan WPPPK. UUPWPPPK itu sendiri dalam pelaksanaannya dibantu dengan beberapa petunjuk pelaksana, yaitu dari 4 Peraturan Pemerintah yang diamantkan UUPWPPPK saat ini baru 2 PP yang dibentuk, lain halnya dengan Kepres, sampai penelitian ini berakhir berdasarkan informasi peraturan dalam website reemi Depkumham belum satu-pun Kepres diterbitkan. Peraturan Menteri telah terbit 4 empat dari 11 Permen yang diamanatkan. 2. Bahwa UUPWPPPK telah memberikan batasan pengertian yang jelas mengenai definisi setiap komponen ruang lingkup sampai dengan sumber dan penyebab pencemaran danatau perusakan. Sedangkan Universitas Sumatera Utara