Definisi Pulau Kecil Definisi dan Ruang Lingkup Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

2. Berdasarkan tipe proses gelombang yang terjadi di bagian-bagian berbeda di wilayah pesisir swash zone, surf zone, dan breaker zone, yang secara bersama-sama berada di nearshore zone. Gambar 3.1. Pembagian Zona Pesisir Berdasarkan Morfologi dan Proses Gelombang Sumber : Supriharyono, Konservasi Ekosistem SumberDaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, hal. 17.

2. Definisi Pulau Kecil

Selain definisi diatas mengenai pendefinisian mengenai pulau dan kepulauan itu sendiri dapat ditemui didalam Undang-undang Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, yang mengartikan : Pasal 1 ayat 2; “Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah di-kelilingi oleh air dan yang berada di atas permukaan air pada waktu air pasang.” Pasal 1 ayat 3; Universitas Sumatera Utara “Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian.” Sehingga dari pengertian ini dapat ditarik suatu benang merah bahwa gabungan dari pulau-pulau itulah yang merupakan salah satu unsur pembentuk konsep negara Kepulauan yang dikembangkan oleh Ir. Djuanda dan dikenal dengan Deklarasi Juanda. Berdasarkan perkembangannya Pulau Kepulauan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu 158 : 1. Pulau-pulau besar; meliputi Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua. 2. Gugusan kepulauan yang memiliki satu kesatuan ekosistem; meliputi gugusan Kepulauan Maluku dan gugusan Kepulauan Nusa Tenggara. Khusus mengenai masalah gugusan pulau yang merupakan satu kesatuan ekosistem, menarik yang menjadi kajian selanjutnya dari pendefinisian dan pembagian menurut PP ini adalah hanya menyebutkan Kepulaun Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara, sedangkan sebagai sebuah negara kepulauan negara kita juga mempunyai beberapa wilayah lain yang juga secara historis dan berdasarkan topografi wilayahnya juga merupakan gugusan pulau dengan kesatuan ekosistem seperti Kepulauan seribu, Kepulauan Riau, Kepulauan Mentawai, dll. Yang tidak 158 Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Universitas Sumatera Utara disebutkan di dalam peraturan pemerintah tersebut. Selain itu tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang menjadi kriteria sebuah gugusan kepulauan dan bagaimanakah status hukumnya dalam pelaksanan pengelolaan dan perencanaan tata ruang wilayahnya kelak akan membuka celah permasalahan dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah yang mewajibkan setiap daerah mulai dari Kabupaten dan Kota, Provinsi sampai Pusat menyiapkan rencana pembangunan dan penataan ruang yang bersinergi sebagaimana yang diharapkan. Bila dalam PP 15 tahun 2010 hanya membagi pulau atas pulau besar dan gugusan pulau, namun sebenarnya masih ada lagi definisi lain yang membahas mengenai mengenai pulau yang luasnya lebih kecil, yaitu baru dapat ditemui di dalam Pasal 1 ayat 3 UUPWPPPK yaitu : “Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km² dua ribu kilometer persegi beserta kesatuan Ekosistemnya.” Sehingga dengan demikian lebih tepat kiranya setelah menggabungkan dua pengertian dari dua pasal peraturan ini maka sebenarnya pembagian PulauKepulauan berdasarkan luas wilayah adalah terdiri atas Pulau Besar, Pulau Kecil, dan Gugusan Pulau, namun nyatanya dalam pelaksanaan terdapat perbedaan dalam pengelolaannya yang mesti disesuaikan dengan payung hukum peraturan perundang-undangannya. Khusus pulau-pulau kecil berada dibawah payung hukum UUPWPPPK sedangkan untuk Pulau Besar dan Gugusan Pulau berada dibawah PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang yang payung hukumnya mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Universitas Sumatera Utara

3. Definisi Perairan