Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian

Melihat perkembangan yang terjadi kekinian, terutama pada tahun 2011 hingga 2013, terlihat kecendrungan menguatnya upaya-upaya dari pihak tertentu untuk mengakhiri status quo. Sebagai contoh adalah upaya penegasan klaim dengan menghadirkan kapal perang dan pesawat militer, eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi di kawasan sengketa, penerbitan paspor dengan menghadirkan peta kedaulatan yang masih dipersengketakan, serta bentuk-bentuk provokasi lainnya yang mengarah pada potensi konflik. Sebagai salah satu negara poros kekuatan baru dunia, pengaruh RRC dalam mendikte kebijakan negara-negara di kawasan sekitarnya cukup kuat. Hal ini terlihat misalnya ketika untuk pertama kalinya forum menteri luar negeri ASEAN gagal menyepakati komunike bersama di Phnom Phen, Kamboja untuk menentukan Kode Tata Berperilaku di kawasan perairan Laut Cina Selatan. Kondisi ini diyakini terjadi akibat sikap Kamboja sebagai tuan rumah yang tidak menginginkan isu yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan di- internasionalisasi-kan. Sikap Kamboja ini sesungguhnya merefleksikan kepentingan RRC yang bertentangan secara kontras dengan sikap Filipina, Brunei, dan Vietnam yang memiliki sengketa perbatasan dengan RRC di wilayah Laut Cina Selatan. Melihat perkembangan dan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Pasifik yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global abad-21, peneliti merasa penting untuk menganalisa fenomena kebangkitan negara yang menjadi poros kekuatan baru dunia untuk melihat kecendrungan yang memungkinkan adanya potensi konflik di masa depan dalam panggung politik global yang multipolar. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan munculnya sikap agresif dalam politik luar negeri RRC dalam konteks regional di Asia Pasifik.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini akan menjawab pertanyaan penelitian yaitu: “ Apa Saja Faktor Penyebab Agresivitas Politik Luar Negeri Republik Rakyat Cina dalam Sengketa Perbatasan di Asia Pasifik ?”

3. Pembatasan Masalah

Sebagai upaya dalam mensistematiskan masalah dalam penelitian ini diperlukan adanya batasan-batasan masalah agar masalah yang diteliti menjadi jelas, terarah, serta konsisten. Pembatasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang Universitas Sumatera Utara termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup penelitian tersebut. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian yang dilakukan terbatas pada faktor-faktor internal RRC yang menyebabkan munculnya sejumlah kebijakan luar negeri yang agresif di kawasan regional. Sehingga, penelitian ini akan meminggirkan persoalan sengketa perbatasan sebagai akibat saja. Fokus utama penelitian ini tetap pada analisis penyebab munculnya sikap agresif dalam politik luar negeri RRC itu sendiri. Karena itu sebenarnya tidak terlalu relevan untuk menyimpulkan hasil penelitian hanya pada wilayah Asia Pasifik saja, sebab RRC juga terlibat konflik perbatasan dengan India di wilayah barat daya negerinya. b. Penelitian hanya dilakukan dengan melihat perkembangan sengketa klaim kedaulatan antara RRC dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang mulai mengemuka pada 2012 hingga 2013. Sehingga penelitian tidak akan terlalu mendalami kajian historis dari sengketa perbatasan tersebut, ataupun sengketa perbatasan lain yang pernah terjadi pada masa sebelumnya yang melibatkan RRC dengan negara di kawasan Asia Pasifik Lainnya.

4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan munculnya sejumlah kebijakan politik luar negeri Republik Rakyat Cina RRC yang bersifat agresif di kawasan regional yang berimplikasi pada terjadinya sengketa klaim kedaulatan dengan negara-negara tetangga RRC di kawasan Asia Pasifik.

5. Manfaat Penelitian