Makna Agresivitas dalam Perspektif Realisme

negara. Karena sifatnya yang demikian, maka orientasi-orientasi politik luar negeri dan peran nasional biasanya adalah yang paling langgeng, bertahan lama dan susah berubah. Kemudian diikuti oleh komponen yang lain. Politik luar negeri suatu negara, misalnya, akan selalu menggantikan tindakan politik luar negeri untuk mencapai tujuan, baik jangka pendek ataupun jangka panjang, namun jarang mereka menggantikan orientasi dan peran nasional politik luar negeri mereka.

6.3. Makna Agresivitas dalam Perspektif Realisme

Kata Agresif dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia berarti ‘bernafsu menyerang,’ sedangkan kata agresivitas diartikan sebagai ‘hal agresif,’ ‘sifat agresif,’ atau ‘tindakan yang agresif.’ 20 Agresif dan agresivitas sesungguhnya merupakan sebuah kata sifat yang melekat pada manusia. Akan tetapi dilekatkannya kata ‘agresif’ dan ‘agresivitas’ pada negara dalam konteks penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku ataupun sikap sebuah negara yang secara personifikasi memiliki defenisi yang serupa dengan makna kedua kata tersebut pada manusia, yakni berarti ‘bernafsu menyerang’ untuk kata agresif, serta ‘hal agresif,’’sifat agresif,’ atau ‘tindakan yang agresif,’ untuk kata agresivitas. Dalam perspektif realisme, negara merupakan suatu kohesi sosial yang penting dalam masyarakat modern. Sebab, negara memberikan perlindungan terhadap individu-individu yang bernaung di dalamnya dalam menjalankan aktivitas kehidupannya, terutama dalam konteks ketika berhadapan dengan ‘dunia luar.’ Perspektif realisme mengasumsikan ‘dunia luar’ sebagai suatu wilayah di luar batas juridiksi negara, dimana jangkauan negara atas hak-hak individu yang berada dalam di luar naungannya terbatas. 21 Karena negara merupakan kumpulan dari individu-individu, serta digerakkan dan dikendalikan oleh manusia itu sendiri, maka sikap dan tindakan sebuah negara sesungguhnya ialah perwujudan dari sikap dan tindakan manusia yang bernaung di dalamnya. Negara dalam perspektif realisme yang menganggap panggung global sebagai suatu area yang bersifat anarki, tanpa struktur hirarkis, menyebabkan individu-individu yang bernaung di dalam negara menyelenggarakan suatu pola 20 Fajri, EM Zul dan Ratu Aprillia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher. 21 Log Cit, 1979 Universitas Sumatera Utara kebijakan yang sesuai dan mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhannya. Sikap, tindakan dan kebijakan sebuah negara terhadap dunia luar yang dikendalikan oleh individu-individu itulah yang kemudian disebut sebagai Politik Luar Negeri. Perspektif realis sebenarnya tidak menggarisbawahi perilaku ataupun sikap negara yang bagaimana yang menunjukkan politik luar negeri yang agresif. Tetapi perspektif realis itu sendiri menganggap bahwa manusia dan negara sebagai kohesi individu itu cenderung egois terhadap orang lain yang berada di’luar’ outside. Perspektif realis memandang bahwa pemenuhan kebutuhan di dalam inside negara hendaknya dicapai dengan cara apapun termasuk apabila mengharuskan negara bersikap agresif terhadap dunia luar. 22 Meskipun di dalam teori realisme secara khusus tidak ada kriteria yang menyebutkan suatu tindakan politik luar negeri tertentu yang bisa diklasifikasikan sebagai tindakan yang agresif, namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan sejumlah kriteria sebagai alat bantu untuk memberikan pola yang mengarahkan pemahaman kita pada apa yang dimaksud sebagai tindakan-tindakan politik luar negeri yang agresif itu. Sejumlah kriteria yang peneliti tentukan ini merupakan derivasi atas teori realisme dalam tahap aplikatif. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa kriteria-kriteria ini masih terbuka untuk diperdebatkan secara teoretik, serta tidak bermaksud untuk mengeneralisir. Adapun sejumlah kriteria yang menunjukkan sikap atau tindakan agresif dalam politik luar negeri sebuah negara itu ialah sebagai berikut:  Sebuah negara yang secara eksplisit mengumumkan sikap dan posisinya yang bermusuhan terhadap sebuah negara berdaulat lainnya;  Sebuah negara yang mengklaim kepemilikan suatu wilayah teritorial dimana masih terdapat entitas politik berdaulat yang secara sah menguasai wilayah tersebut;  Sebuah negara yang melakukan provokasi ataupun bertujuan ekspansif dengan menghadirkan kekuatan militer di kawasan teritorial negara lain atau di sebuah kawasan teritorial yang masih dalam tahap perselisihan di Mahkamah Internasional; 22 Log Cit, 2011 hal 38 Universitas Sumatera Utara  Sebuah negara yang memiliki tujuan nasional baik yang tertulis melalui dokumen resmi kenegaraan, maupun visi misi pemimpin politiknya yang secara gamblang mengutarakan ambisi ekspansionisme dalam kebijakan politik luar negerinya;  Sebuah negara yang memberlakukan kebijakan politik luar negeri yang bersifat unilateral tetapi mengancam kepentingan negara lain sehingga mencederai hubungan bilateral dengan negara tersebut;  Sebuah negara yang melalui pemimpin politik ataupun utusan diplomatik resminya mengumumkan suatu pernyataan verbal yang bersifat mengancam kedaulatan, kepentingan, dan kehormatan negara lain;  Sebuah negara dengan sengaja mengadakan sebuah kegiatan di dalam negerinya yang bertentangan dengan norma ataupun asas keamanan yang telah menjadi kesepakatan dalam komunitas internasional atau mengadakan kegiatan yang berpotensi membahayakan perdamaian dunia. Adapun sejumlah kebijakan luar negeri Republik Rakyat Cina yang disoroti sebagai sebuah sikap ataupun tindakan yang agresif dalam penelitian ini ialah berkisar seputar perselisihan sengketa perbatasan yang terjadi di kawasan regional Asia Pasifik, diantaranya ialah sebagai berikut: menghadirkan armada militer dan personil bersenjata di kawasan yang secara resmi merupakan wilayah kedaulatan negara lain ataupun kawasan yang masih dipersengketakan; menerbitkan dokumen resmi baca: paspor bergambar peta wilayah kedaulatan negara lain ataupun wilayah yang masih dipersengketakan; mengintervensi kebijakan politik luar negeri negara lain dengan tujuan menguntungkan kepentingan nasional RRC; menghalangi kehadiran pemimpin politik negara lain ke RRC dengan tidak bersedia menerbitkan visa kunjungan dengan maksud hendak mengadakan transaksi berupa pencabutan laporan negara tersebut pada Mahkamah Internasional atas sejumlah pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh RRC; serta, melalui pemimpin politiknya menyuarakan pernyataan verbal yang bersifat memprovokasi negara lain atas perselisihan sengketa kedaulatan yang melibatkan RRC. Universitas Sumatera Utara

6.4. Beberapa Konsep dalam Teori Realis