Kerangka Pemikiran Gerakan Sosial Dalam Pemberhentian Penebangan Hutan (Studi Kasus tentang Gerakan Sosial Pemberhentian Penebangan Hutan Tele di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir)

2.5.1. Ciri-ciri Kemiskinan

Menurut Dwi Widodo dalam buku Soeharto, kemiskinan tidak hanya tampak pada penghasilan saja, melainkan juga pada aspek-aspek kehidupan lainnya. Adapun ciri-ciri yang tampak pada masyarakat miskin antara lain: a Ciri Ekonomi, pemilikan modal fisik. kecil, pekerjaan serabutan, anggota keluarga ikut mencari nafkah, bidang usaha di sektor informal, manajemen usahanya lemah. b Ciri Sosial, jumlah anggota keluarga besar, tingkat pendapatan rendah, tingkat kesehatan rendah. c Ciri Politik, kadang-kadang luput dari program pemerintah, tertutup terhadap program pembangunan, masa bodoh dan acuh tak acuh terhadap pembaharuan, buta hukum. d Ciri Lingkungan Fisik, hidup dirumah darurat atau daerah kumuh, fasilitas rumah terbatas dan kurang sehat, lingkungan geografis jelek tandus, pinggir sungai, transportasi sulit e Ciri Sosial Budaya, merasa di pinggir, rendah diri dan pasrah pada nasib

2.6. Kerangka Pemikiran

Sumber daya alam harus memiliki keselarasan pada peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat harus menerima manfaat akan adanya sistem sumber di sekeliling mereka. Hutan merupakan sumber daya alam yang Universitas Sumatera Utara sangat besar peranannya untuk menjaga keberlangsungan kehidupan mahluk hidup, termasuk manusia sebagai mahluk sosial didalamnya Pembangunan hadir sebagai proses untuk mengembangkan peradaban manusia ke arah yang lebih baik. Segala bentuk usaha pembangunan yang dicanangkan oleh negara seperti membuka regulasi hadirnya perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya. Oleh karena itulah adanya kehadiran perusahaan PT. Gorga Duma Sari GDS untuk menebang hutan di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Perusahaan ini merupakan perusahaan kepemilikan perseorangan yang melakukan usaha pengolahan kayu hutan untuk dijadiakan material bangunan dan meubel. Kehadiran perusahaan ini dalam melakukan penebangan hutan Tele mengundang banyak perhatian masyarakat dan kelompok- kelompok sosial dari luar desa Hariara Pintu. Mereka menolak kehadiran perusahaan ini melalui gerakan sosial yang dilangsungkan pada semenjak tahun 2013. Gerakan sosial ini menamakan diri dengan Forum PESONA, yang merupakan gabungan dari berbagai elemen masyarakat sebagai berikut; STKS Serikat Tani Kabupaten Samosir PSE Caritas Keuskupan Medan, JPIC Kapusin Medan, HKBP Distrik VII Samosir, Yayasan Raja Lintong Situmorang, para perantau Samosir, Kelompok Swadaya Prakarsa dan Pengembangan Masyarakat KSPPM, , Komunitas Samosir Greeen, GAMKI Samosir, LSM Perintis, SLTF Save Lake Toba Foundation yang tergabung dalam Forum PESONA Peduli Samosir Nauli. Akan tetapi disatu sisi, kehadiran perusahaan ini tidak serta merta ditolak oleh masyarakat di Desa Hariara Pintu. Menarik untuk meneliti kasus ini lebih Universitas Sumatera Utara dalam untuk melihat fenomena respon yang berbeda ditengah- tengah masyarakat. Disatu sisi, sebahagian masyarakat di Desa Hariara Pintu mendukung gerakan sosial yang digerakkan oleh Forum PESONA namun di sisi lain sebahagian masyarakat di desa ini mendukung keberadaan perusahaan untuk tetap beroperasi. Oleh karena itu, menarik untuk diteliti melihat bagaimana peranan dan proses gerakan sosial Forum PESONA dalam memberhentikan usaha penebangan hutan yang dimasksud dan juga untuk melihat respon yang berbeda ditengah- tengah masyarakat lokal daerah hutan tersebut Bagan 2.7 Bagan Alir Pikiran Penebangan Hutan Tele Gerakan Sosial Forum PESONA Masyarakat Lokal Hutan Tele Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir Aksi Reaksi PT. Gorga Duma Sari Reaksi Penolakan Mendukung Mendukung Universitas Sumatera Utara

2.7. Defenisi Konsep