11 untuk berbagai masa pajanan. Penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga
kategori Lu, 1995: a.
Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan bahan kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.
b. Uji toksisitas jangka pendek dikenal dengan subkronik dilakukan dengan
memberikan bahan kimia berulang-ulang, biasanya setiap hari, selama jangkawaktu kurang lebih tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun untuk
anjing. c.
Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan memberikan bahan kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya
sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet.
2.3.1 Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji secara oral dalam
dosis tunggal yang diberikan dalam waktu 24 jam Lu, 1995.Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan LD
50n
potensi ketoksikan akut dari suatu senyawa Priyanto, 2009.Semakin kecil harga LD
50
maka semakin besar potensi ketoksikannya OECD, 2001.
Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per
kelompok, kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya efek toksik dan kematian OECD, 2001.
Tujuan toksisitas akut adalah untuk mendeteksi toksisitas dari suatu zat, menentukan organ sasaran dan kepekaan spesies, memperoleh informasi
12 bahayasetelah pemaparan suatu zat secara akut dan untuk memperoleh informasi
awal yang dapat digunakan untuk merancang uji toksisitas selanjutnya serta untuk memperoleh nilai LD
50
suatu sediaan BPOM RI., 2011.
2.3.2 Uji Toksisitas Subkronik
Uji toksisitas subkronik adalahsuatu pengujian untuk mengetahui efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosisyang diberikan
secara oral pada hewan uji, biasanya setiap hari atau lima hari semingguBPOM RI., 2011.
Tujuan toksisitas subkronik adalah untuk memperoleh informasi adanya efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut, informasi
kemungkinan adanya efektoksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu, informasi dosis yang tidak menimbulkan efek toksik
No Observed-Adverse Effect LeveNOEL, dan mempelajari adanya efek reversibilitas zat tersebut BPOM RI., 2011.
Prinsip uji toksisitas subkronik oral adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu
dosis per kelompok selama 28 atau 90 hari.Selama pemberian sediaan uji, hewan harus diamati setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas.Selama waktu dan
pada akhir periode pemberian sediaan uji, hewan yang mati dan masih hidup diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secara makropatologi pada setiap organ
dan jaringan.Selain itu juga dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan histopatologi BPOM RI., 2011.
2.3.3 Uji Toksisitas Kronik