17 e.
Hepatitis yang Mirip Hepatitis Virus Berbagai macam obat mengakibatkan suatu sindroma klinis yang tidak
dapat dibedakan dari hepatitis virus. Pada umumnya, obat itu mempunyai ciri-ciri berikut:
1. Kerusakan hati semacam itu tidak dapat diperlihatkan pada hewan.
2. Tampaknya beberapa efek pada manusia tidak berkaitan dengan dosis.
3. Masa laten sangat beragam.
4. Toksisitas hanya muncul pada beberapa individu yang rentan.
5. Gambaran histologi lebih beragam.
6. Biasanya pasien memperlihatkan tanda-tanda hipersensivitas lain dan kadang-
kadang bereaksi terhadap suatu dosis tantangan. 7.
Demam, ruam dan eosinofilia sering ditemukan. f.
Karsinogenesis Karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma adalah jenis neoplasma
ganas yang paling umum pada hati. Jenis karsinoma lainnya antara lain angiosarkoma, karsinoma kelenjar, karsinoma trabekular dan karsinoma sel hati
yang tidak berdiferensiasi.
2.4.5 SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
Pengamatan fungsi hati adalah dengan mengamati aktivitas enzim SGPT.Hati sering menjadi organ sasaran karena sebagian toksikan memasuki tubuh
melalui sistem gastrointestinal dan setelah diserap toksikan dibawa oleh vena porta ke hati. Toksikan kemudian akan dimetabolisme menjadi radikal bebas yang akan
memecah sel hati Lu, 1995.Oleh karna itu, jika sel hati mengalami nekrosis dapat segera dideteksi melalui peningkatan aktivitas enzim.Salah satu enzim yang
dihasilkan oleh hati dan peka terhadap kelainan fungsi hati adalah enzim
18 SGPT.Enzim SGPT ini lebih spesifik terhadap kerusakan hati dan merupakan
enzim yang banyak terdapat di sitosol dalam hatiHusadha, 1996.
2.4.6 SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
SGOT merupakan enzim yang banyak ditemukan pada organ hepar terutama padasitosolGanong, 2008. Dengan adanya peranan yang cukup penting
dari jenis enzim ini utamanya dalam organ hepar, maka kemudian digunakan dalam pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya kelainan fungsi hati. Jika
terjadi peningkatan Serum Glutamic Oksaloasetic Transaminase SGOT dalam darah, maka dapat diduga bahwa telah terjadi kelainan pada hati Handoko,2003.
Karena itu peningkatan kadar enzim ini pada serum dapat dijadikan indikasi terjadinya kerusakan jaringan yang akut. Ketika terjadi kerusakan pada
hati,makasel-sel hepatositnya lebih permeabel sehingga enzim bocor ke dalam pembuluh darah menyebabkan kadarnya meningkat pada serum Nurcahyani,
2012.
19
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan tumbuhan, pembuatan ekstrak
etanol daun kedongdong pagar EEDKP, skrining fitokimia dari ekstrak EEDKP, penyiapan hewan percobaan, pengamatan gejala klinis, berat badan,berat organ hati
relatif, kematian, pengukuran SGPT dan SGOT, serta histopatologi organ hati dan analisis data menggunakan statistic metode one-way analysis of variance ANOVA.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan terdiri dari lemari pengering, oven Dynamica, tanur Nabertherm, rotary evaporator Stuart,seperangkat alat penetapan kadar
air, desikator, mikroskop Olympus, neraca hewan GW-1500,neraca listrik Mettler Toledo, blender Panasonic, alat-alat gelas laboratorium, mortir dan
stamfer, aluminium foil, kaca objek,kaca penutup, kertas saring, krusen tang, oral sonde, pipet tetes, dan spuit 1 ml Terumo,mikroskop digital,neraca kasar ohaus,
kamera digital, alat bedah Wells spencer.
3.1.2 Bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun kedongdong pagar Lannea coromandelica Houtt.Merr..Bahan kimia yang
digunakan kecuali dinyatakan lain berkualitas pro analisis adalah etanol 70 destilasi, pereaksi bouchardat, dragendorff, mayer, besi III klorida, Molish,
timbal II asetat, asam sulfat, asam klorida, metanol, kloroform-isopropanol, lieberman-burchard, n-heksan, toluen, kloroform, kloralhidrat,serbuk magnesium,