36
Tabel 3.3 Hasil pengamatan gejala toksik
Kelompok Tremor Salivasi
Diare Lemas Perubahan
bulu Jalan
mundur Jalan
dengan perut
P1 -
- -
- -
- -
P2 -
- -
- -
- -
P3 -
- -
+ +
- -
P4 -
- -
+ +
- -
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, dan4 = dosis 250, 500 dan 1000mgkg bb; bb = berat badan; - = tidak menunjukkan gejala; +
= menunjukkan adanya gejala Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa pemberian ekstrak etanol daun
kedongdong pagar tidak ditemukan gejala toksik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan untuk dosis 250 mgkg bb sedangkan pada dosis 500 dan 1000
mgkg bb ditemukan gejala toksik yaitu terjadilemas dan perubahan bulu pada mencit.Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara dosis dan efek toksik,
dimana makin besar dosis yang diberikan makin besar efek toksik yang timbul Lu, 1995.Zat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan berkaitan dengan dosis
yang diberikan yaitu efek samping, efek merugikan dan efek toksik Priyanto, 2009.
4.5.2 Hasil Pengamatan Berat Badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari dari hari 0 sampai hari ke 29 untuk menentukan volume sediaan yang diberikan, sedangkan yang dianalisis
secara statistik dilakukan seminggu sekali. Rata-rata berat badan dapat dilihat pada Tabel 3.4
37
Tabel 3.4Hasil rata-rata berat badan
Hari Rata-rata berat badan g ± SD
P1 P2
P P3
p P4
P 28,20±2,0
9 27,71±2,1
8 0,54
28,21±1,7 4
0,83 30,10±2,1
9 0,61
7 28,38±2,7
30,86±3,3 5
0,88 29,41±4,5
8 0,98
32,16±7,7 6
0,49 14
33,78±6,3 9
29,86±5,4 1
0,76 26,06±7,8
3 0,45
37,83±4,4 6
0,88 21
33,16±5,9 8
28,96±5,4 5
0,72 26,85±7,0
9 0,37
34,90±3,5 5
0,95 28
37,01±4,4 9
37,25±6,1 5
1,00 28,27±6,1
7 0,11
32,60±5,2 3
0,75 29
37,33±4,4 5
37,48±6,1 3
1,00 28,57±6,2
7 1,11
33,05±5,1 6
0,78 Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, dan4 = dosis 250, 500 dan
1000mgkg bb; bb = berat badan; SD = standar deviasi; p = angka bermaknaan
Berdasarkan hasil statistik berat badan mencit setelah diberikan ekstrak etanol daun kedongdong pagar yang ditunjukkan pada Tabel 3.4 di atas yang
dianalisis secara statistik menggunakan one way anova menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dimana p 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kedongdong pagar selama 28 hari tidak berpengaruh terhadap
perkembangan berat badan mencit. Parameter yang merupakan indikator sensitif adalah berat badan dan gejala toksik. Hewan uji diamati setiap hari untuk gejala
toksik dan berat badan diukur secara berkala Gupta, dkk., 2012.Penurunan berat badan yang cepat dan bermakna biasanya merupakan pertanda kesehatan yang
buruk Selain itu, penurunan berat badan dapat pula disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan minuman, penyakit ataupun tanda toksik spesifik
Wilson,dkk., 2001.
38
4.5.3 Hasil Pengamatan Kematian
Hewan yang mati selama waktu pemberian sediaan uji dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil pengamatan kematian
Kelompok Jumlah mencit
Dosis mgkg bb Jumlah kematian
P1 6
- P2
6 250
P3 6
500 2
P4 6
1000 4
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, dan4 = dosis 250, 500 dan 1000mgkg bb; bb = berat badan
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas hewan yang mati selama waktu pemberian sediaan uji dapat dilihat bahwa pada dosis 1000 mgkg bb jumlah mencit yang mati
ada 4 ekor sedangkan pada dosis 500 mgkg bb 2 ekor.Pada kelompok kontrol dan dosis 250 mgkg bb tidak ada mencit yang mati selama waktu pemberian sediaan
uji.Hal tersebut dikarenakan pemberian EEDKP setiap hari selama 28 hari.Sifat toksik yang terkandung dalam daun kedongdong pagar kemungkinan merupakan
salah satu penyebab kematian dari mencit. Terpenoid dalam tumbuhan bekerja sebagai insektisida atau berdaya racun terhadap hewan tinggi Robinson, 1995.
Semua keracunan terjadi akibat reaksi antara zat beracun dengan reseptor dalam tubuh Katzung, 2002. Pemberian ekstrak etanol daun kedongdong pagar secara
oral menyebabkan zat aktif yang terdapat dalam daun kedongdong pagar diabsorbsi dalam saluran pencernaan. Zat aktif kemudian mengalami proses distribusi dan
metabolisme. Produk metabolisme yang bersifat toksik bekerja sebagai inhibitor enzim untuk tahap metabolisme selanjutnya. Reaksi antara zataktif dengan reseptor
dalam organ efektor menyebabkan timbulnya gejala keracunan Donatus, 1998.
39
4.5.4 Hasil Pengukuran Kadar SGPT