3.10.7 Pemeriksaan Histopatologi Organ Pengamatan Makropatologi Organ

30 tabung reaksi 5 ml, dihomogenkan dengan bantuan vortex. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada suhu 37°C tepat setelah menit ke 1, 2, dan 3 pada panjang gelombang 340 nm. Hal yang sama dilakukan terhadap blanko preaksi+akuades. Kadar SGPT dan SGOT dapat ditentukan dengan menghitung rata-rata selisih absorbansi sampel permenit dikalikan faktor 1745BPOM RI., 2011.

3.10.5 Penimbangan Organ

Organ yang akan ditimbang absolut harus dikeringkan terlebih dahhulu dengan kertas penyerap, kemudian segera ditimbang, sedangkan yang dianalisis adalah bobot relatif indeks organ, yaitu bobot organ absolut dibagi bobot badanBPOM RI., 2011.

3.10.6 Pengamatan Makropatologi Organ

Mencit yang mati segera diotopsi dan dilakukan pengamatan.Pengamatan meliputi warna, permukaan dan konsistensi organ hati secara visualBPOM RI.,

2011. 3.10.7 Pemeriksaan Histopatologi Organ

Organ yang diperiksa secara histopatologi adalah hati.Organ yang sudah dipisahkan segera dimasukkan dalam larutan dapar formalin 10 dan dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Prosedur pembuatan preparat histopatologi: a. Organ yang akan dihistologi direndam didalam larutan dapar formalin 10 pada suhu kamar. 31 b. Organ yang akan dihistologi dipotong, untuk hati dilakukan pemotongan pada lobus terbesar hati. c. Untuk menghilangkan sisa formalin dilakukan pencucian dengan air mengalir. d. Dilakukan proses dehidrasi dengan etanol 70, 80, 90, etanol absolut. Kemudian dilanjutkan dengan penjernihan menggunakan xilen sebanyak tiga kali selama 1 jam. e. Proses penanaman. Caranya: sampel direndam dengan parafin cair pada suhu 60–70 o Cselama 2 jam. f. Dilakukan pencetakan dan dibiarkan membeku, kemudian blok parafin dipotong dengan menggunakan alat mikrotom dengan ketebalan irisan 5-7 µm. Setelah memperoleh potongan yang bagus, potongan tersebut ditempelkan pada kaca obyek. Sayatan organ yang telah menempel pada kaca obyek segera diletakkan pada permukaan pemanas dengan suhu 56 - 58° C selama kurang lebih 10 detik, sehingga organ meregang dan menempel pada kaca obyek sambil diatur jangan sampai organ berkerut atau melipat. Selanjutnya preparat disimpan dalam suhu kamar untuk dilakukan pewarnaan. g. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan hematoksilin-eosin. Pertama sediaan direndam dengan larutan xilen untuk proses deparafinasi masing- masing selama 12 menit. Kemudian dilakukan proses dehidrasi dengan merendam preparat dalam etanol 70, 80, 90, etanol absolut selama 5 menit, dicuci dengan air mengalir. Selanjutnya direndam dengan larutan hematoksilin selama 5 menit, dicuci dengan air mengalir, dilakukan pewarnaan dengan eosin. Kemudian, dicelupkan ke dalam etanol 70, 80, 90, dan etanol absolut masing-masing selama 10 menit. Terakhir dimasukkan kedalam xilen selama 12 menit. Preparat diamati dibawah mikroskopBPOM RI., 2011. 32

3.10.8 Analisis Statistik