Deskripsi Data Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013
tetapi dia gak ngejawab hanya senyum saja tetapi buatku itu sudah cukup daripada gak senyum juga gak ngejawab
”. Penggunaan kata
„gak‟ dan „ngejawab‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „gak‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan
„tidak‟ di dalam bahasa Indonesia. Kata „ngejawab‟ adalah bahasa Betawi yang
masuk ke dalam susunan kalimat bahasa Indonesia . Bentuk kata dasar „ngejawab‟
adalah „jawab‟. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „menjawab‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya panggil namanya dan tersenyum kepadanya, tetapi dia tidak menjawab hanya tersenyum. Bagi saya itu sudah cukup dari pada tidak senyum
dan juga tidak menjawab”.
Tabel 4.2 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Dini Hulia
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 4 Hmm...
ia membawa
anaknya yang
masih kecil,
iiiiihhh lucu
banget namanya
Amel, dan pukul 20.00 aku tidak
bisa tidur
dan akhirnya kira-kira
jam 22.00 aku bisa tidur. kalimat ke-
4 Banget
Sangat Hmm...ia
membawa anaknya yang
masih kecil,iiiiiihhhh
sangat lucu,
namanya Amel.
Pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan
akhirnya sekitar
pukul 22.00 aku bisa tidur.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Dini Hulia sebanyak satu kali.
Kesalahan tersebut terletak pada kalimat ke-4. Kutipan yang terdapat pada kalimat tersebut “Hmm... ia membawa anaknya yang masih kecil, iiiiihhh lucu
banget namanya Amel, dan pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan akhirnya kira- kira jam 22.00 aku bisa tidur”.
Penggunaan kata „banget‟ pada kalimat di atas tidak tepat, karena kata „banget‟ bukan kata baku di dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharusnya
digunakan yaitu „sangat‟. Dengan demikian, kalimat yang benar sebagai berikut.
“Ia membawa anaknya yang masih kecil dan sangat lucu, namanya Amel. Pukul 20.00 saya tidak bisa tidur dan akhirnya sekitar pukul 22.00 saya baru bisa
tidur”.
Tabel 4.3 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Taman Bunga Nusantara” Siswa Syifa Dwi
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 5 Disana aku cuma
jalan-jalan dan naik mobil-mobilan sama
temen-temen. kalimat ke-3
Temen-temen Teman-teman Di sana aku cuma
jalan-jalan dan naik mobil-mobilan
dengan teman-teman.
6 Gak cuma itu ajah aku sama temen-
temen aku mau ke taman bunga tapi
karena
Taman Bunganya jauh aku
masuk dulu
ke rumah
Jepang. kalimat ke-4
Gak Ajah
Temen-temen Tapi
Dulu Tidak
Saja Teman-teman
Tetapi Dahulu
Tidak hanya itu saja, aku
dan teman-
temanku mau
ke Taman Bunga tetapi
karena Taman
Bunganya jauh, aku masuk
dahulu ke
rumah Jepang. 7 Kayanya
sih dia
sekeluarga terus
ngomongnya pake
bahasa Arab lagi kan
aku sama
temen-temen gak
ngerti apa
yang mereka
lagi omongin.
kalimat ke-6
Kayanya Sih
Terus Ngomongnya
Pake Kan
Temene-temen Gak
Ngerti Omongin
Sepertinya Lalu
Bicaranya Pakai
Teman-teman Tidak
Mengerti Bicarakan
Sepertinya dia
sekeluarga. Lalu
bicaranya pakai
bahasa Arab, aku dan teman-teman
tidak mengerti apa yang
sedang mereka
bicarakan.
8 Setelah lama mereka pada
ngobrol- ngobrol, aku sama
temen-temen diusir sama mereka dari
Ngobrol-ngobrol Temen-temen
Mengobrol Teman-teman
Setelah lama mereka mengobrol, aku dan
teman-teman diusir
oleh mereka
dari rumah Jepang itu.
rumah Jepang itu. kalimat ke-7
9 Yaudah setelah itu
aku jalan ke taman bunga disana aku
foto-foto dan disana juga aku ketemu
orang
arab itu.
kalimat ke-8 Ketemu
Bertemu Setelah itu aku jalan
ke Taman Bunga, di sana aku berfoto-foto
dan di sana juga aku bertemu orang Arab
itu.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Syifa Dwi sebanyak sembilan belas
kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, enam, tujuh, dan delapan. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “Disana aku cuma jalan-jalan
dan naik mobil-mobilan sama temen-temen. ”.
Penggunaan kata „temen-temen‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „temen-temen‟ merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh oleh
bahasa Betawi. Kata dalam bahasa Indonesia yang benar adalah „teman-teman‟.
Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Di sana saya hanya jalan-jalan dan naik mobil-mobilan bersama teman-
teman. ”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4
Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4
“Gak cuma itu ajah aku sama temen-temen aku mau ke taman bunga tapi karena Taman Bunganya jauh
aku masuk dulu ke rumah Jepang .”
Penggunaan k ata „gak‟, „ajah‟, „temen-temen‟, „tapi‟, dan „dulu‟ pada
kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seh arusnya digunakan yaitu „tidak‟, „saja‟,
„teman-teman‟, „tetapi‟, dan „dahulu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Tidak hanya itu saja, saya dan teman-teman ingin ke Taman Bunga, tetapi karena Taman Bunganya jauh, saya masuk terlebih dahulu ke rumah
Jepang .”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6
Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak sepuluh kali. pada pemilihan kata baku dan struktur kata. Kutipan yang terdapat
pada kalimat ke-6 “Kayanya sih dia sekeluarga terus ngomongnya pake bahasa
Arab lagi kan aku sama temen-temen gak ngerti apa yang mereka lagi omongin. ”
Penggunaan ka ta „kayanya‟, „ sih‟, „terus‟, „ngomongnya‟, „pake‟,
„kan‟, „temen-temen‟, „gak‟, „ngerti‟, dan „omongin‟ pada kalimat tersebut tidak tepat.
Kata „kayanya‟, „terus‟, „ngomongnya‟, „temen-temen‟, gak‟, „ngerti‟ dan „omongin‟ merupakan kata-kata di dalam bahasa Betawi. Seharusnya kata-kata
tersebut diganti menjadi „sepertinya‟, „lalu‟, bicaranya‟, „teman-teman‟, „tidak‟, „mengerti‟, dan „bicarakan‟. Kata „sih‟ dan „kan‟ merupakan kata partikel di
dalam bahasa Betawi, sehingga tidak perlu ditulis ke dalam kalimat bahasa Indonesia. Kata
‟pake‟ juga merupakan bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa
Indonesia diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o.
Kata „pake‟ dalam bahasa Indonesia yaitu „pakai‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Sepertinya dia sekeluarga. Bicaranya menggunakan bahasa Arab, saya dan teman-teman tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-7 Kalimat ke-7 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 7 “Setelah lama mereka pada
ngobrol-ngobrol, aku sama temen-temen diusir sama mereka dari rumah Jepang itu
.” Pen
ggunaan kata „ngobrol-ngobrol‟, dan „temen-temen‟ pada kalimat di atas tidak tepat.
Kata „ngobrol‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi dengan ciri nasal yang mengawali bentuk kata kerja dasar „obrol‟. Kata „temen-temen‟
merupakan kata bahasa Indonesia yang terpengaruh tata ucap dalam bahasa
Betawi yang menggunakan è di setiap akhir kata. Kata yang tepat digunakan pada kalimat te
rsebut yaitu „mengobrol‟, „dan‟, teman-teman‟. Dengan demikian, kalimat yang benar adalah sebagai berikut.
“setelah lama mereka mengobrol, saya dan teman-teman diusir oleh mereka dari rumah Jepang itu.”
5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
8 ” Yaudah setelah itu aku jalan ke taman bunga disana aku foto-foto dan disana juga aku ketemu
orang arab itu.” Penggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang
seharusnya digunakan pada kalimat tersebut „bertemu‟. Dengan demikian,
kalimat yang tepat sebagai berikut. “Setelah itu saya jalan ke Taman Bunga. Di sana saya berfoto-foto
dan di sana juga saya bertemu dengan orang Arab itu.”
Tabel 4.4 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Nonton Pertandingan Sepak Bola Persikabo Vs Persikad “ Siswa Syah Reza
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 11 Saya
pengen cepet-cepet
liat pertandingan
sepak bola,
rasanya lama
banget hari
minggu. kalimat ke-1
Pengen Liat
Cepet-cepet Banget
Ingin Lihat
Cepat-cepat Sangat
Saya ingin cepat- cepat
melihat pertandingan sepak
bola. Rasanya lama sekali hari minggu.
12 Saya menabung uang sehari 5ribu
buat bayar liat pertandingan
sepak
bola. kalimat ke-2
Buat Liat
Untuk Lihat
Saya menabung
uang sehari 5ribu untuk
melihat pertandingan sepak
bola.
13 Pada saat jam 2 siang saya dan
Temen-temen Teman-teman
Saat jam 2 siang saya dan teman-
temen-temen saya berkumpul
di depan.
kalimat ke-4.
teman berkumpul di depan.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Syah Reza sebanyak tujuh kali.
Kesalahan terletak pada kalimat satu, dua, dan empat. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Saya pengen cepet-cepet
liat pertandingan sepak bola, rasanya lama banget hari minggu. ”
Pe nggunaan kata „pengen‟, „cepet-cepet‟, „liat‟, dan „banget‟ pada
kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan kosakata dalam bahasa Betawi. Kata-kata tersebut dalam bahasa Indonesia yaitu menggunakan kata
„ingin‟, „cepat-cepat‟, „lihat‟, dan „sangat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya ingin cepat-cepat melihat pertandingan sepak bola. Hari minggu terasa sangat lama.
” 2.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-2 “Saya menabung uang sehari
5ribu buat bayar liat pertandingan sepak bola .”
Penggunaan kata „buat‟ dan „liat‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharu
snya digunakan yaitu „untuk‟ dan „lihat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya menabung uang sehari lima ribu rupiah untuk melihat pertandingan sepak bola
.” 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 4 “Pada saat jam 2 siang saya dan
temen-temen saya berkumpul di depan.”
Penggunaan kata „temen-temen‟ pada kalimat tersebut tidak tepat, karena kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata
yang seharu snya digunakan yaitu „teman-teman‟. Dengan demikian, kalimat di
atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat pukul dua siang, saya dan teman-teman berkumpul di depan.”
Tabel 4.5 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Latihan Paskibra” Siswa Nurul Aini
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata dalam
Kalimat 14 Pas salah satu teman
saya datang, tiba-tiba dia langsung
menangis, terus dia cerita sama
kakak kelas dan teman- temannya katanya kaki
dia
dilindas motor.
kalimat ke-3 Pas
Terus Saat
lalu Saat salah satu teman
saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis,
lalu
dia bercerita
kapada kakak kelas dan teman-temannya bahwa
kakinya dilindas motor.
15 Pas itu ada kakak kelas yang baru datang, pas
mereka kita kasih tau kalau teman kita kakinya
habis dilindas motor, mereka berdua langsung
panik terus kita semua jadi ikutan panik deh.
kalimat ke-4 Pas
Kasih tau Terus
Deh Saat
Beri tahu Lalu
Saat itu ada kakak kelas yang datang, saat
mereka kita beri tahu kalau
teman kita
kakinya habis dilindas motor, mereka berdua
langsung panik lalu kita semua jadi ikut panik.
16 Teman saya terusnya dibawa
pulang sama
satpam sekolah. kalimat ke-6
Terusnya Kemudian
Teman saya kemudian dibawa pulang oleh
satpam sekolah.
17 Pas pelatih kita datang kita diajari formasi untuk
lomba nanti, formasinya agak ribet tapi keren loh.
kalimat ke- 9 Pas
Ribet Loh
Tapi Saat
Sulit Saat
pelatih kita
datang, kita
diajari formasi untuk lomba
nanti. Formasinya agak sulit tetapi keren.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurul Aini sebanyak sebelas kali.
Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, enam, dan sembilan. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “ Pas salah satu teman saya
datang, tiba-tiba dia langsung menangis, terus dia cerita sama kakak kelas dan teman-temannya katanya kaki dia dilindas motor.
” Pe
nggunaan kata „pas‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata- kata tersebut seharusnya menggunak
an kata „saat‟, dan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat salah satu teman saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis. Dia bercerita kapada kakak kelas dan teman-temannya bahwa kakinya terlindas
motor. ”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4
Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4
“Pas itu ada kakak kelas yang baru datang, pas mereka kita kasih tau kalau teman kita kakinya habis dilindas
motor, mereka berdua langsung panik terus kita semua jadi ikutan panik deh .”
Penggunaan kata „pas‟, „kasih tau‟, „terus‟ dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata
„pas‟, „kasih tau‟, dan „terus‟ dalam bahasa Indonesia seharusnya menggunakan kata „saat‟, „beri tahu‟, dan „lalu‟. Sedangkan kata
„deh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi yang seharusnya tidak
ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat itu ada kakak kelas yang datang. Mereka kami beri tahu bahwa teman kami kakinya terlindas motor. Mereka berdua langsung panik, lalu kami
semua pun ikut panik.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6
Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6
“Teman saya terusnya dibawa pulang sama satpam sekolah.
” Penggunaan kata „terusnya‟ pada kalimat tersebut tidak tepat, karena kata
tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharus
nya digunakan yaitu „kemudian‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Kemudian teman saya dibawa pulang oleh satpam sekolah.” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 9 “Pas pelatih kita datang kita
diajari formasi untuk lomba nanti, formasinya agak ribet tapi keren loh. ”
Penggunaan kata „pas‟, „ribet‟, „tapi‟, dan „loh‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Karena kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa
Indonesia. Kata „pas‟ dan „ribet‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan kata „saat‟ dan „sulit‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „tapi‟
merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa
Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kalimat bahasa Indonesia yang terpengaruh
bahasa Betawi. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „kemudian‟. Kata „loh‟
merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Serharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Saat pelatih kami datang, kami diajari formasi untuk lomba nanti.
Formasinya agak sulit, tetapi keren.”
Tabel 4.6 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Pengalaman yang Berbeda” Siswa Hanny Hapita
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata dalam
Kalimat 18 Pengalaman
saya pada saat di sd sangat
mengasyikan dengan teman-teman,
bercanda
bersama, senang bareng, sedih
bareng, dan pada saat suka maupun duka
tetap
bersama. kalimat ke-1
Bareng Bersama
Pengalaman saya pada saat di SD sangat
mengasyikan dengan
teman-teman, bercanda bersama,
senang bersama,
sedih bersama, dan pada saat
suka maupun
duka tetap bersama.
19 Pada saat saya sd kalau ketemu antara 1
dengan yang lain kita sering menegor tapi
kenapa
pada saat
berpisah semuanya
berubah. kalimat ke- 3
Ketemu Menegor
Tapi Bertemu
Menegur Tetapi
Saat saya SD kalau bertemu antara satu
dengan yang lain kita saling menegur, tetapi
kenapa
pada saat
berpisah semuanya
berubah.
20 Dulu kita
saling menyapa tapi skarang
mah udah
pada berubah
semua. kalimat ke-5
Dulu Tapi
Mah Udah
Dahulu Tetapi
Sudah Dahulu
kita saling
menyapa tetapi
sekarang sudah
berubah semua 21 Temanku
yang di
sdnya pendiem
skarang jadi berubah jadi
sombong sok
cantik, sok
pinter pokoknya
berubah drastis deh. kalimat
ke-6 Pendiem
Pinter Deh
Pendiam Pintar
Temanku yang di SD nya pendiam sekarang
jadi berubah,
jadi sombong sok cantik,
sok pintar pokoknya berubah drastis
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Hany Hapita sebanyak sebelas kali.
Kesalahan terletak pada kalimat satu, tiga, lima, dan enam.
1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1
Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
1 “Pengalaman saya pada saat di sd sangat mengasyikan dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bareng,
sedih bareng, dan pada saat suka maupun duka tetap bersama. ”
Penggunaan kata „bareng‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „bareng merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan kata „bersama‟
di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Pengalaman saya pada saat di SD sangat menyenangkan. Selalu bersama dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bersama, sedih bersama, dan
saat suka maupun duka tetap bersama.” 2.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “Pada saat saya sd kalau ketemu
antara 1 dengan yang lain kita sering menegor tapi kenapa pada saat berpisah semuanya berubah. “
Penggunaan kata „ketemu‟, „menegor‟ dan „tapi‟ pada kalimat di atas tidak
tepat. Kata „ketemu‟ bentuk dasarnya adalah‟ temu‟ jika ditambahkan awalan
menjadi „bertemu‟. Kata „menegor‟ bentuk kata dasarnya adalah „tegur‟ dan jika diberikan awalan me-
, maka menjadi „menegur‟. Kata „tapi‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa
Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kalimat bahasa Indonesia yang terpengaruh
b ahasa Betawi. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata
„tetapi‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat saya SD jika bertemu antara satu dan yang lain kami saling menegur, tetapi saat
berpisah semuanya berubah.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5
Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5
“Dulu kita saling menyapa tapi skarang mah udah
pada berubah semua.” Penggunaan kata „dulu‟, „tapi‟, „mah‟, „udah‟ pada kalimat tersebut tidak
tepat. Penulisan kata „dulu ‟ seharusnya „dahulu‟ dan kata „udah‟ seharusnya
„sudah‟. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan
ketidaksejajaran . Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata
„tetapi‟. Sedangkan kata „mah‟ bukan merupakan kata yang ada di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat
berikut. “Dahulu kita saling menyapa, tetapi sekarang semua sudah berubah.”
Tabel 4.7 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Pengalaman Liburan” Siswa Wafha Fauziyah
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 22 Saya dipanggil sama
mamah saya
kata mamah saya, saya
akan pergi berenang ke Jungle, terus saya
langsung pulang dan siap-siap
untuk berangkat.
kalimat ke-3
Terus Lalu
Saya dipanggil
oleh mamah saya. Saya akan pergi
berenang ke
Jungle, lalu saya langsung
pulang dan siap-siap untuk
berangkat.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Wafha Pauziah sebanyak satu kali.
Kesalahan terletak pada kalimat ketiga. Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata. Kutipan yang
terdapat pada kalimat ke- 3 “Saya dipanggil sama mamah saya kata mamah saya,
saya akan pergi berenang ke Jungle, terus saya langsung pulang dan siap-siap untuk berangkat..
” Penggunaan
„terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya menggunakan kata
„lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya dipanggil oleh ibu. Saya akan pergi berenang ke Jungle, lalu saya langsung pulang dan bersiap-
siap untuk berangkat.”
Tabel 4.8 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa
Lailatul Qadariyah
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 23 Pada hari rabu aku mau
berangkat sekolah aku mandi dulu, sesudah
mandi aku memakai baju, terus aku sarapan.
kalimat ke-1 Dulu
Terus Dahulu
Lalu Pada hari Rabu aku
mau berangkat ke sekolah, aku mandi
terlebih
dahulu. Sesudah mandi aku
memakai baju, lalu aku sarapan.
24 Sesudah di sekolah aku belajar
penjaskes, olahraga terus gurunya
gak ada, akhirnya aku jalan-jalan sama teman-
teman ke duren seribu. kalimat ke-3
Terus Gak
Lalu Tidak
Sesudah di sekolah aku
belajar penjaskes
lalu gurunya tidak ada,
akhirnya aku jalan- jalan
bersama teman-teman
ke Duren Seribu.
25 Kita jalan-jalan kekali, kesawah terus kita ke
sasar deh akhirnya kita nanya-nanya
jalan kekali
kemana. kalimat ke-4
Kali Terus
Kesasar Nanya-nanya
Sungai Lalu
Tersesat Bertanya
Kita jalan-jalan ke sungai
dan ke
sawah, lalu kita tersesat. Akhirnya
kita bertanya
kemana arah jalan ke sungai.
26 Akhirnya kita tau dan sampai dikali eh kita
mau nyebrang kali tau- tau jembatannya gak
ada, akhirnya kita tanya lagi
alhamdulillah Tau
Kali Eh
Nyebrang Gak
Tahu Sungai
Menyebrang Tidak
Akhirnya kita tahu dan
sampai di
sungai. Saat kita mau
menyebrang sungai
ternyata jembatannya tidak
jembatannya ada.
kalimat ke-6 ada. Akhirnya kita
tanya lagi
alhamdulillah jembatannya ada.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Laelatul Qadariyah sebanyak tiga
belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, tiga, empat, dan enam. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Pada hari rabu aku mau berangkat
sekolah aku mandi dulu, sesudah mandi aku memakai baju, terus aku sarapan. ”
Penggunaan kata „dulu‟ dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata
tersebut seharusnya menggunakan kata „dahulu‟ dan „lalu‟. Dengan demikian,
kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Ketika hari Rabu, saat ingin berangkat ke sekolah, saya mandi terlebih
dahulu. Sesudah mandi saya memakai baju lalu sarapan .”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3
Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
3 “Sesudah di sekolah aku belajar penjaskes, olahraga terus gurunya gak ada, akhirnya aku jalan-jalan sama
teman-teman ke duren seribu. “
Penggunaan kata „terus‟ dan „gak‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seh
arusnya digunakan yaitu „lalu‟ dan „tidak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Sesudah di sekolah saya belajar penjaskes, tetapi gurunya tidak ada. Akhirnya, saya dan teman-teman pergi jalan-jalan ke Duren Seribu
.” 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan
kata, pemilihan kata baku, dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4
“Kita jalan-jalan kekali, kesawah terus kita ke sasar deh akhirnya kita nanya-nanya jalan kekali kemana
.”
Penggunaan kata „kali‟, „terus‟, „kesasar‟, „nanya-nanya‟ dan „deh‟ pada kalimat tersebut tida
k tepat. Kata „kali ‟ seharusnya diganti menjadi „sungai‟. Kata „nanya-nanya‟ di sini merupakan bentuk kata ulang. Namun penggunaan
kata ulang pada kalimat tersebut tidak tepat. Seharusnya menggunakan kata „bertanya‟. Sedangkan kata „deh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi.
Seharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Kami jalan-jalan ke sungai dan ke sawah, lalu kita tersesat. Akhirnya kami bertanya arah jalan ke sungai
.” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6 Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 4 “Akhirnya kita tau dan sampai
dikali eh kita mau nyebrang kali tau-tau jembatannya gak ada, akhirnya kita tanya lagi alhamdulillah jembatannya ada.”
Penggun aan kata „tau‟, „kali‟, „eh‟, „nyebrang‟, dan „gak‟ pada kalimat
tersebut tidak tepat. Kata- kata tersebut seharusnya diganti menjadi „tahu‟,
„sungai‟, „menyebrang‟, „tahu-tahu‟, dan „tidak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Akhirnya kami tahu dan sampai di sungai. Saat kami mau menyebrang sungai ternyata jembatannya tidak ada. Akhirnya kami bertanya lagi dan
alhamdulillah jembatannya ada .”
Tabel 4.9 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Kenangan Teman-teman Sewaktu SD
” Siswa Citra Jendagia
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 27 Dulu
waktu SD,
setiap anak
perempuan sama
anak laki-laki selalu berebutan
tempat ngumpul. kalimat ke-
1 Dulu
Ngumpul Dahulu
berkumpul Dahulu ketika SD,
setiap anak
perempuan dan anak laki-laki
selalu berebutan
tempat berkumpul.
28 Dan akhirnya anak perempuan
yang dapetin tempat itu
setiap pagi. kalimat ke-2
Dapetin Mendapatkan Dan akhirnya anak
perempuan yang
mendapatkan tempat itu setiap pagi.
29 Jadi kita
semua jarang-jarang ketemu
lagi, kadang hanya beberapa saja yang
sering
bertemu. kalimat ke-8
Ketemu Bertemu
Jadi kita
semua jarang-jarang
bertemu lagi,
kadang hanya
beberapa saja yang sering bertemu.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Citra Jendagia sebanyak empat kali.
Kesalahan terletak pada kalimat satu, dua, dan delapan. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Dulu waktu SD, setiap anak
perempuan sama anak laki-laki selalu berebutan tempat ngumpul. ”
Penggunaan kata „dulu‟ dan „ngumpul‟ pada kalimat di atas tidak
tepat. Kata „dulu‟ seharusnya menggunakan kata „dahulu‟. Kata „ngumpul‟
merupakan bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kata bahasa Indonesia. Bentuk kata dasar dari ngumpul
„kumpul‟. Seharusnya dalam dalam bahasa Indonesia ditambahkan awalan ber- menjadi
„berkumpul‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Dahulu ketika SD, setiap anak perempuan dan anak laki-laki selalu berebutan tempat berkumpul
.” 2.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan sebanyak satu kali. Kutipan yang
terdapat pada kalimat ke-2 “Dan akhirnya anak perempuan yang dapetin
tempat itu setiap pagi.” Penggunaan kata „dapetin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Bahasa
Indonesia tidak mengenal adanya akhiran –in. Kata „dapetin‟ sejajar dengan
kata „mendapatkan‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Dan akhirnya anak perempuan yang mendapatkan tempat itu setiap pagi
.” 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8 “Jadi kita semua jarang-
jarang ketemu lagi, kadang hanya beberapa saja yang sering bertemu ”
Penggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata tersebut seharusnya
diganti menjadi „bertemu‟ Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Jadi, kami semua jarang bertemu lagi, kadang hanya beberapa orang saja yang sering bertemu
.”
Tabel 4.10 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa
Nurruba Rahayu Kenangan di Waktu SD
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 30 Bercanda
bareng, sarapan
bareng pokoknya
selalu bareng deh.kalimat
ke-2 Bareng
Deh Bersama
Bercanda bersama, sarapan
bersama pokoknya
selalu bersama.
31 Kalau kekamar mandi berebutan, terus harus
berantem dulu.
kalimat ke-4 Terus
Berantem Dulu
Lalu Bertengkar
Dahulu Kalau ke kamar
mandi berebutan, lalu
harus bertengkar dahulu.
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurruba Rahayu sebanyak lima kali.
Kesalahan terletak pada kalimat dua dan empat.
1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2
Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
2 “Bercanda bareng, sarapan bareng pokoknya selalu bareng deh.
” Penggunaan kata „bareng „ dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat.
Kata „bareng‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan „bersama‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „deh‟ merupakan kata partikel
bahasa Betawi, sehingga tidak perlu ditulis di dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Bercanda bersama, sarapan bersama, pokoknya selalu bersama.” 2.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan
kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Kalau
kekamar mandi berebutan, terus harus berantem dulu .”
Penggunaan kata „terus‟, „berantem‟, dan „dulu‟ pada kalimat di atas
tidak tepat. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „lalu‟, „bertengkar‟, dan
„dahulu‟. Kalimat yang benar adalah: “Kalau ingin ke kamar mandi haru berebutan dan bertengkar terlebih
dahulu.
Tabel 4.11 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Tentang Teman Sebangku ku yang Baik tetapi Selalu Buat Usil” Siswa Alfira Faila
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 32 Terus waktu Farel
sakit, Helen tidak bisa ngejenguk Farel
waktu sakit karena waktu itu Helen ada
ekskul, lalu pas ke esokan harinya Helen
bicara
dia itu
menyesal karena tiak Terus
Pas Ngejenguk
Lalu Saat
Menjenguk Lalu waktu Farel
sakit, Helen tidak bisa
menjenguk Farel waktu sakit
karena waktu itu Helen ada ekskul,
lalu
saat keesokan harinya
Helen bicara dia
bisa ngejenguk Farel waktu Farel sakit.
kalimat ke-6 itu
menyesal karena tiak bisa
menjenguk Farel waktu Farel sakit.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Alfira Faila sebanyak tiga kali.
Kesalahan terletak pada kalimat keenam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6
“Terus waktu Farel sakit, Helen tidak bisa ngejenguk Farel waktu sakit karena waktu itu Helen ada ekskul, lalu pas ke esokan harinya Helen bicara dia
itu menyesal karena tiak bisa ngejenguk Farel waktu Farel sakit ”
Penggunaan kata „terus‟, „ngejenguk‟ dan „pas‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya menggunakan
kata „lalu‟, „menjenguk‟, dan „saat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat
berikut. “Lalu ketika Farel sakit, Helen tidak bisa menjenguk, karena saat itu
Helen ada kegiatan ekskul, keesokan harinya, Helen bercerita bahwa ia menyesal karena tiak bisa menjenguk Farel ketika sedang sakit.
”
Tabel 4.12 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Pengalaman Kenaikan Kelas” Siswa Julian Ramayanti
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 33 Pada
jalan-jalan kenaikan kelas tahun
kemaren saya pergi ke Taman
Matahari. kalimat ke-1
Kemaren Kemarin
Saat jalan-jalan kenaikan
kelas tahun
kemarin saya pergi ke
Taman Matahari.
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Julian Ramayanti sebanyak satu kali.
Kesalahan terletak pada kalimat kesatu. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-1 “Pada jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemaren saya pergi ke Taman Matahari.”
Kata „kemaren‟ pada kalimat di atas tidak tepat . kata tersebut bukan
merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia karena terpengaruh oleh tata ucap dalam bahasa Betawi yaitu setiap akhir kata diucapkan dengan è. Kata
„kemaren‟ seharusnya ditulis „kemarin‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemarin, saya pergi ke Taman Matahari.
”
Tabel 4.13 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Menang Bermain Sepak Bola “ Siswa Peri Irawan
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 34 Setelah itu saya dan
teman-teman istirahat sejenak
dan dilanjutkan
yang bermain bola orang
yang gede sehingga lawan yang datang
jauh-jauh kalah juga. kalimat ke-6
Gede Besar
Setelah itu saya dan
teman-teman istirahat
sejenak dan
dilanjutkan yang bermain bola
orang yang besar, sehingga
lawan yang datang jauh-
jauh kalah juga.
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Peri Irawan sebanyak satu. Kesalahan
terletak pada kalimat keenam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 6 “Setelah
itu saya dan teman-teman istirahat sejenak dan dilanjutkan yang bermain bola orang yang gede sehingga lawan yang datang jauh-jauh kalah juga.
” Penggunaan
kata „gede‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya diganti dengan kata
„besar‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Setelah itu saya dan teman-teman beristirahat sejenak. Lalu dilanjutkan dengan permainan sepak bola orang yang berbadan besar, sehingga lawan yang
datang dari jauh akhirnya kalah. ”
Tabel 4.14 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Jalan- jalan ke Pantai Acara Perpisahan Kelas
” Siswa Mega Citra
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 35 Saya
dan teman-
teman ngumpul di BSI Bukit Sawangan
Indah ternyata sudah banyak yang datang,
setelah
semuanya datang kita pun pergi
ke pantai. kalimat ke- 4
Ngumpul Berkumpul
Saya dan teman- teman berkumpul di
BSI Bukit
Sawangan Indah
ternyata sudah
banyak yang datang, setelah
semuanya datang
kita pun
pergi ke pantai
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Mega Citra sebanyak satu kali,
Kesalahan terletak pada kalimat keempat. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
4 “Saya dan teman-teman ngumpul di BSI Bukit Sawangan Indah ternyata sudah banyak yang datang, setelah semuanya datang kita pun pergi ke pantai.”
Penggunaan kata „ngumpul‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ngumpul‟ ‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi dengan ciri nasal yang
mengawali bentuk kata kerja dasar „kumpul‟. Kata tersebut seharusnya
ditambahkan awalan ber- menjadi „berkumpul‟. Dengan demikian, kalimat di
atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya dan teman-teman berkumpul di BSI Bukit Sawangan Indah.
ternyata sudah banyak orang yang datang. Setelah semuanya datang kami pun pergi ke pantai.
Tabel 4.15 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Alvira Damayanti
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 36 Dan di tengah perjalanan
ternyata mobilnya
mogok, Ujan
Geladag-geludug Hujan
Petir Dan
di tengah
perjalanan ternyata
padahal ujan,
geladag- geludug. kalimat ke-3
mobilnya mogok,
padahal sedang hujan dan petir.
37 Untung aja ada warung dan mushola, tapi musholanya juga
dari gubug. kalimat ke-4 Aja
Tapi Saja
Tetapi Untung
saja ada
warung dan mushola, tapi musholanya juga
dari gubug.
38 Sambil nungguin knek supir membeli bensin aku makan
mie bareng sama kakak, dan aku shalat juga di situ.
kalimat ke-5 Nungguin
Bareng Menunggu
Bersama Sambil
menunggu kernet supir membeli
bensin, aku makan mie bersama dengan
kakak dan aku shalat juga di situ.
39 Karena jalannya lukak-likuk aku sampai puyeng. kalimat
ke-11 Lukak-likuk
Puyeng Berliku-liku
Pusing Karena jalannya lika-
liku aku
sampai pusing.
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Alfira Damayanti sebanyak delapan
kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, lima, dan sebelas. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Dan di tengah perjalanan
ternyata mobilnya mogok, padahal ujan, geladag-geludug. ”
Penggunaan kata „ujan‟ dan „geladag-geludug‟ pada kalimat di atas tidak tepat.
Kata „ujan‟ bukanlah kata baku di dalam bahasa Indonesia. Penulisan yang tepat seharusnya „hujan‟, sedangkan kata „geladag;geludug‟ bukan
merupakan kata di dalam bahasa Indonesia. Kata yang maknanya sama dengan kata tersebut yaitu „petir‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Dan di tengah perjalanan ternyata mobilnya mogok, padahal saat itu
sedang hujan dan petir .”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4
Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4
“Untung aja ada warung dan mushola, tapi musa
lanya juga dari gubug.”
Penggunaan kata „aja‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharus
nya digunakan yaitu „saja‟. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata
penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Dengan demikian, kalimat di atas
dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Untung saja ada warung dan musala, meskipun musalanya dari gubuk.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5
Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5
“Sambil nungguin knek supir membeli bensin aku makan mie bareng sama kakak, dan aku shalat juga di situ
” Penggunaan kata „nungguin‟, ‟bareng‟, dan „sama‟ pada kalimat tersebut
tidak tepat. Kata „nungguin‟ mengunakan akhiran–in yang merupakan akhiran
dalam bahasa Betawi. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya akhiran –in.
Kata „nungguin‟ sejajar dengan kata „menunggu‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „bareng‟ seharusnya diganti menjadi „bersama‟. Dengan demikian, kalimat di
atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sambil menunggu kernet supir membeli bensin, saya makan mie bersama
dengan kakak dan saya shalat juga di sana .”
4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11
Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11
“Karena jalannya lukak-likuk aku sampai puyeng
” Penggunaan kata „lukak-likuk‟ dan ‟puyeng‟ pada kalimat tersebut tidak
tepat. Kata-kata tersebut seharusnya diganti menjadi „berliku-liku‟ dan „pusing‟.
Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Karena jalannya yang berliku-liku, saya jadi pusing.
Tabel 4.16 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Shipa Pauziah
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 40 Dan
sesudah naik
kereta gantung aku dan
keluargaku memasuki
area berenang disitu airnya
dingin banget bibirku pun sampai bergetar,
dingin
banget. kalimat ke-6
Banget Sangat
Dan sesudah naik kereta gantung aku
dan keluargaku
memasuki area
berenang di situ airnya sangat
dingin bibirku pun sampai
bergetar, dingin sekali.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Sipa Pauziah sebanyak satu kali.
Kesalahan terletak pada kalimat enam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6
“Dan sesudah naik kereta gantung aku dan keluargaku memasuki area berenang disitu airnya dingin
banget bibirku pun sampai bergetar, dingin banget .”
Penggunaan kata „banget ‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut sama artinya dengan kata
„sangat‟ dalam bahasa Indonesia. Kalimat yang benar adalah:
“Sesudah naik kereta gantung, saya dan keluarga memasuki area berenang. Airnya sangat dingin, hingga bibir saya bergetar
.”
Tabel 4.17 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Nurkamala
No Kalimat Kosakata
Berbahasa Betawi Seharusnya
Perbaikan Kata dalam Kalimat
41 Ada sodaraku yang nginep dia tidurnya di
lantai engga mau di kasur. kalimat ke-2
Sodaraku Nginep
Engga Saudaraku
Menginap Tidak
Ada saudaraku
yang menginap, dia tidurnya
di lantai tidak mau di kasur.
42 Tetapi waktu
di Mabok Mabuk
Tetapi waktu
di
perjalanan ada yang mabok
alhamdulillah saya
tidak mabok.
kalimat ke-8 perjalanan
ada yang
mabuk alhamdulillah
saya tidak mabuk. 43 Kita pun pulang ke
rumah masing-masing sampai sekarang aku
tidak ketemu teman- teman lagi karna sudah
perpisahan di sekolah. kalimat ke-9
Ketemu Bertemu
Kita pun pulang ke rumah
masing-masing sampai
sekarang aku
tidak bertemu teman- teman lagi karena sudah
perpisahan di sekolah.
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurkamala sebanyak lima kali.
Kesalahan terletak pada kalimat dua, delapan, dan sembilan. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-2 “Ada sodaraku yang nginep dia
tidurnya di lantai engga mau di kasur. ”
Penggunaan kata „sodaraku‟, „nginep‟, dan „engga‟ pada kalimat di atas tidak tepat. K
ata „sodaraku ‟ merupakan bahasa Betawi yang tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa Indonesia
diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „sodaraku‟ sehaarusnya ditulis „saudaraku‟ di dalam bahasa Indonesia..
Sedangkan penggunaan kata „nginep‟ dan „engga‟ juga merupakan bahasa
Betawi. Kedua kata tersebut seharusnya diganti menjadi „menginap‟ dan „tidak‟.
Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Ada saudara saya yang menginap, tidurnya di lantai tidak mau di kasur.”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8
“Tetapi waktu di perjalanan ada yang mabok alhamdulillah saya tidak mabok
.” Penggunaan kata „mabok‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang
tepat yaitu kata „mabuk‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut.
“tetapi saat di perjalanan ada yang mabuk. Alhamdulillah saya tidak ikut mabuk.
” 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan
kata baku dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-9 “Kita pun
pulang ke rumah masing-masing sampai sekarang aku tidak ketemu teman-teman lagi karena
sudah perpisahan di sekolah.” Pen
ggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ketemu‟, adalah bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kalimat bahasa
Indonesia . Bentuk kata dasar dari kata tersebut adalah „temu‟. Seharusnya
ba hasa Indonesianya adalah „bertemu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat
dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Kami pun pulang ke rumah masing-masing. Sampai sekarang saya sudah
tidak bertemu lagi dengan teman-teman, karena s udah perpisahan di sekolah.”
Tabel 4.18 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Kerja Kelompok Bersama Teman “ Siswa Nisfi Fadilah
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 44 Waktu kita belajar
kelompok kita ketawa terus, malah paling
heboh sendiri, yang lain
pada diem.
kalimat ke-4 Ketawa
Diem Tertawa
Diam Waktu kita belajar
kelompok kita
tertawa terus, malah paling
heboh sendiri, yang lain
diam. 45 Kita cuma main-main
ajah, kita di sana foto-foto
dan karokean, pokoknya
seru deh
sampe- sampe lupa waktu.
kalimat ke-9 Ajah
Deh Sampe-sampe
Saja Sampai-sampai
Kita cuma main- main saja, kita di
sana foto-foto dan karokean, pokoknya
seru sampai-sampai lupa waktu
46 Waktu di jalan kita ketemu ibu Lilis dan
akhirnya kita sempet ngobrol dulu deh ga
Ketemu Sempet
Ngobrol Dulu
Bertemu Sempat
Mengobrol Dahulu
Waktu di jalan kita bertemu ibu Lilis
dan akhirnya kita sempat
mengobrol
nyangka bisa ketemu ibu Lilis. kalimat ke-
11 Deh
Ga nyangka
Tidak Menyangka
dahulu tidak
menyangka bisa
bertemu ibu Lilis. 47 Katanya
sih abis
pulang dari rumah kepala sekolah yang
dulu karna
kepala sekolah yang dulu
sudah meninggal.
kalimat ke-12 Sih
Abis Habis
Katanya habis
pulang dari rumah kepala sekolah yang
dahulu karena
kepala sekolah yang dahulu
sudah meninggal.
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nisfi Fadilah sebanyak empat belas
kali. Kesalahan terletak pada kalimat empat, sembilan, sebelas dan dua belas. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Waktu kita belajar kelompok
kita ketawa terus, malah paling heboh sendiri, yang lain pada diem .”
Penggunaan kata „ketawa‟ dan „diem‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kedua kata tersebut merupakan kata bahasa Betawi, seharusnya diganti menjadi
„tertawa‟ dan „diam‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat kami belajar kelompok, kami tertawa-tawa dan paling heboh sendiri, yang lain hanya diam
.” 2.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 9 “Kita cuma main-main ajah, kita
di sana foto-foto dan karokean, pokoknya seru deh sampe-sampe lupa waktu ”
Penggunaan kata „ajah‟, „deh‟, dan „sampe-sampe‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ajah‟ bukan merupakan kata baku bahasa Indonesia.
Seharusnya diganti menjadi „saja‟. Kata „sampe-sampe‟ merupakan kata dalam
bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan diftong dalam
bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „sampe-sampe‟ menjadi „sampai-
sampai‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Kami hanya bermain-main, foto-foto, dan karokean. Pokoknya sangat menyenangkan hingga lupa waktu
.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11
Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11
“Waktu di jalan kita ketemu ibu Lilis dan akhirnya kita sempet ngobrol dulu deh ga nyangka bisa ketemu ibu
Lilis. ”
Penggunaan kata „ketemu‟, „sempet‟, „ngobrol‟, „deh‟, „ga‟, dan „nyangka‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata
„ketemu‟, „sempet‟, „ngobrol‟, „ga‟, dan „nyangka‟ seharusnya diganti menjadi „bertemu‟, „sempat‟, „mengobrol‟,
tidak‟, dan „menyangka‟. Sedangkan „deh‟ merupakan kata partikel dalam
bahasa Betawi. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat di jalan, kami bertemu ibu Lilis dan akhirnya kami sempat mengobrol. Tidak disangka dapat
bertemu ibu Lilis.” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-12 Kalimat ke-12 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan
kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-12 “Katanya sih abis pulang dari rumah kepala sekolah yang dulu karna kepala
sekolah yang dulu sudah meninggal.”
Penggunaan kata „sih‟ , „abis‟, dan „dulu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „sih‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Sedangkan kata „abis‟
dan „dulu‟ bukan kata baku dalam bahasa indonesia. Kata yang benar adalah „habis‟ dan „dahulu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi
kalimat berikut. “Katanya mereka dari rumah kepala sekolah yang dahulu, karena kepala
sekolah yang dahulu baru saja meninggal .”
Tabel 4.19 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan
Narasi Siswa Putri Dewi
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 48 Padahal kan gunung
kapur itu jauh Banget tapi
nggak kerasa
kalau kita bercanda, ketawa-ketawa, ngak
ada rasa
capek ataupun ngeluh dari
mulut kita. kalimat ke-6
Kan Banget
Tapi Nggak
Kerasa Ketawa-ketawa
Ngeluh Sangat
Tetapi Tidak
Terasa Tertawa
Mengeluh Padahal
Gunung Kapur itu sangat
jauh tetapi tidak terasa kalau kita
bercanda,
tertawa, tidak ada rasa capek
ataupun mengeluh
dari mulut kita. 59 Sesampainya
di gunung kapur kita
semua bermain bom- bom kar resep banget
sampe
nabrak- nabrak. kalimat ke-
7 Resep
Banget Sampe
Nabrak-nabrak Senang
Sangat Sampai
Menabrak Sesampainya
di Gunung Kapur kita
semua bermain
bom- bomkar,
sangat senang
sampai menabrak. 50 Pas udah bosen kita
semua langsung
kegunungnya kita
mendaki kaya orang mendaki
beneran. kalimat ke-8
Pas Udah
Bosen Kaya
Beneran Saat
Sudah Bosan
Seperti Sebenarnya
Saat sudah bosan kita semua langsung
ke gunungnya, kita mendaki
seperti orang
mendaki sebenarnya.
51 Setelah waktu udah menjelang siang di
sana ada dangdut kita semua ngeliat trus
joget-joget
dah. kalimat ke-9
Udah Ngeliat
Trus Joget-joget
Dah Sudah
Melihat Goyang-goyang
Setelah waktu sudah menjelang siang, di
sana ada dangdut kita semua melihat
lalu goyang-goyang.
52 Stelah waktu udah jam 13.30 kita semua
pulang. kalimat ke- 10
Udah Sudah
Setelah waktu sudah pukul 13.30 kita
semua pulang.
53 Coba ajah sahabat- sahabatku bisa maen
seperti ini lagi pasti seru deh jangan
bosen-bosen
deh kalau
berteman denganku.
kalimat ke-13
Ajah Maen
Deh Bosen-bosen
Saja Main
Bosan-bosan Coba saja sahabat-
sahabatku bisa main seperti ini lagi pasti
seru, jangan bosan- bosan
kalau berteman denganku.
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Putri Dewi sebanyak dua puluh enam
kali. Kesalahan terletak pada kalimat enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dan tiga belas.
1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6
Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
6 “Padahal kan gunung kapur itu jauh Banget tapi ngak kerasa kalau kita bercanda, ketawa-ketawa, ngak ada rasa
capek ataupun ngeluh dari mulut kita.”
Penggunaan kata „kan‟, „banget‟, „tapi‟, „ngak‟, „kerasa‟, „ketawa- ketawa‟, dan „ngeluh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „kan‟ bukan kata
dalam bahasa Indonesia. Seharusnya tidak perlu ditulis pada kalimat tersebut. Kata-
kata tersebut seharusnya diganti menjadi „ sangat‟, „tetapi‟, „tidak‟, „terasa‟, „tertawa‟, dan „mengeluh‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat
dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Padahal Gunung Kapur itu sangat jauh, tetapi tidak terasa jika sambil
bercanda dan tertawa. Tidak ada rasa capek ataupun mengeluh dari mulut kami. ”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-7
Kalimat ke-7 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-7
“Sesampainya di gunung kapur kita semua bermain bom- bom kar resep banget sampe nabrak-nabrak
.” Penggunaan kata „resep‟, „banget‟, „sampe‟, dan „nabrak-nabrak‟ pada
kalimat tersebut tidak tepat. Kata-kata tersebut seharusnya diganti menjadi „senang‟, „sangat‟, „sampai‟, dan „menabrak‟. Dengan demikian, kalimat di atas
dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sesampainya di Gunung Kapur, kami semua bermain bom- bomkar, sangat
senang hingga menabrak .”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8
“Pas udah bosen kita semua langsung kegunungnya kita mendaki kaya orang mendaki beneran
.” Penggunaan kata „pas‟, „udah‟, „bosen‟, „kaya‟, dan „beneran‟ pada
kalimat di atas tidak tepat. Kata „pas‟ sama artinya dengan kata „saat‟ dalam
bahasa Indonesia. Kata „udah‟ dan „bosen‟bukan kata baku bahasa Indonesia, kata tersebut terpengaruh oleh bahasa Betawi. Seharusnya kata yang digunakan
adalah „sudah‟ dan „bosan‟. Kata „kaya‟ dalam bahasa Betawi sama artinya dengan‟seperti‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „beneran‟ menggunakan akhiran-
an. Akhiran tersebut sama bentuknya dengan akhiran bahasa Indonesia, tetapi penggunaannya dalam bahasa Betawi cukup khas. Dalam bahasa Betawi akhiran
itu bisa menyatakan „lebih‟ bila dihubungkan dengan bentuk dasar adjektiva. Sedangkan dalam bahasa Indonesia akhiran-an menyatakan hasil. Jadi, kata
yang tepat digunakan untuk kalimat tersebut yaitu „sebenarnya‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat sudah bosan, kami semua langsung ke gunung. Kami mendaki seperti pendaki gunung sebenarnya
.” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-9 “Setelah waktu udah menjelang
siang di sana ada dangdut kita semua ngeliat trus joget-joget dah .”
Penggunaan kata „udah‟, „ngeliat‟, „trus‟, joget-jeget‟, dan „dah‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan bahasa Betawi yang
dalam bahasa Indonesia menjadi „sudah‟, „lalu‟, „melihat‟, dan „goyang-goyang‟.
Sedangkan „dah‟ bukan kata dalam bahasa Indonesia melainkan kata partikel dalam bahasa Betawi. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Setelah waktu menjelang siang, di sana ada dangdut. Kami semua melihat
lalu ikut bergoyang .”
5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-10
Kalimat ke-10 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
10 “Stelah waktu udah jam 13.30 kita semua pulang.”
Penulisan kata „udah‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „udah‟
seharusnya diganti „sudah‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Setelah waktu menunjukkan pukul 13.30, kami semua pulang.”
6. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13
Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak enam kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
13 “Coba ajah sahabat-sahabatku bisa maen seperti ini lagi pasti seru deh jangan bosen-bosen deh kalau berteman
denganku” Pe
nggunaan kata „ajah‟, „maen‟, „bosen-bosen‟, dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat.
Kata „ajah‟ tersebut seharusnya diganti menjadi „saja‟. Kata „maen‟ dan „bosen-bosen‟ merupakan kata bahasa Indonesia yang terpengaruh
tata ucap bahasa Betawi yang setiap akhir katanya dilafalkan è . Kata „maen‟
dan „bosen-bosen‟ dalam bahasa Indonesia yang benar adalah „main‟ dan „bosan-bosan‟. Sedangkan „deh‟ bukan kata dalam bahasa Indonesia melainkan
kata partikel dalam bahasa Betawi, seharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat
berikut. “Jika saja sahabat-sahabat saya bisa main seperti ini lagi, pasti
menyenangkan. Jangan bosan-bosan kalau berteman dengan saya .”
Tabel 4.20 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Maaf untuk Ummi “Siswa Ida Laela
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 54
Ummi: “sini dulu sebentar, beliin umi
Beliin Belikan
Ummi: “sini dulu sebentar, belikan umi
gula ke
warung 2kg”.kalimat ke-5
gula ke warung 2kg.” 55 Aku gak dengerin
umi, terus
umi marah-marah.
kalimat ke-8 Gak
Dengerin Tidak
mendengarkan Aku
tidak mendengarkan
umi, lalu
umi marah-
marah. 56 Aku
dinasehatin sama
nenek, kata
nenek “neng Fa‟ud gak boleh ngebantah,
bantuin umi”.
kalimat ke-10 Dinasehatin
Gak Ngebantah
Bantuin Dinasihati
Tidak Membantah
Bantu Aku dinasihati oleh
nenek, kata nenek “neng Fa‟ud tidak
boleh membantah,
bantu umi.”
57 Terutama umi, umi yang udah ngelahirin
kamu, ngerawat
kamu sampe
sekarang kamu inget surga ada di telapak
kaki ibu, kalau kamu ngelawan
emang kamu mau dosa terus
masuk neraka?.
kalimat ke-13 Udah
Ngelahirin Ngerawat
Sampe Inget
Ngelawan Emang
Terus Sudah
Melahirkan Merawat
Sampai Ingat
Melawan Memang
Lalu Terutama umi, umi
yang sudah
melahirkan kamu,
merawat kamu
sampai sekarang
kamu ingat surga ada di telapak kaki ibu,
kalau kamu melawan memang kamu mau
dosa
lalu masuk
neraka? 58 Terus gak tau kenapa
hati aku jadi tunduk karena
perkataan nenek
tadi, aku
langsung lari
ke dalam
rumah, sampai-sampai
HP aku jatuh, enggak aku
hiraukan, di dalam rumah aku menemui
ummi sedang ngiris bawang, aku masih
takut deketin ummi, tapi aku berusaha,
aku
berkata:”ummi...” kalimat ke-14
Terus Gak
Tau Enggak
Ngiris Deketin
Tapi Lalu
Tidak Tahu
Tidak Mengiris
Mendekati tetapi
Lalu tidak
tahu kenapa hati aku jadi
tunduk karena
perkataan nenek tadi, aku langsung lari ke
dalam rumah, sampai- sampai HP aku jatuh,
tidak aku hiraukan, di dalam
rumah aku
menemui ummi
sedang mengiris
bawang, aku masih takut
mendekati ummi,
tetapi aku
berusaha, aku
be rkata:”ummi...”
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Ida Laela sebanyak dua puluh dua
kali. Kesalahan terletak pada kalimat lima, delapan, sepuluh, tiga belas, dan empat belas.
1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5
Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5
“Ummi: “sini dulu sebentar, beliin umi gula ke warung 2kg
.” Penggunaan kata „beliin‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „beliin‟
menggunakan akhiran -in. Akhiran –in merupakan akhiran dalam bahasa Betawi
yang di dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan akhiran –i dan –kan.
Kata „beliin‟ adalah kata bahasa Betawi yang dalam bahasa Indonesianya „belikan‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat
berikut.
“Ummi: “sini dulu sebentar, belikan umi gula ke warung 2 kg.”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
8 “Aku gak dengerin umi, terus umi marah-marah
.” Penggunaan kata „gak‟, „dengerin‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak
tepat. Kata „gak‟ seharusnya diganti menjadi „tidak‟. Kata „dengerin‟ merupakan
kata bahasa Betawi dengan akhiran –in. Akhiran –in merupakan akhiran dalam
bahasa Betawi yang di dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan akhiran –i
dan –kan. Kata „dengerin‟ dalam bahasa Indonesia adalah „mendengarkan‟.
Kata „terus‟ seharusnya diganti dengan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya tidak mendengarkan umi, lalu umi marah-marah.” 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-10 Kalimat ke-10 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-10 “Aku dinasehatin sama nenek,
kata nenek “neng Fa‟ud gak boleh ngebantah, bantuin umi.” Penggunaan
kata „dinasehatin‟, „gak‟, ngebantah‟, dan „bantuin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut adalah kata dalam bahasa Betawi.
Dalam bahasa Indonesianya adalah „tidak‟, „dinasihati‟, „membantah‟ dan „bantu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat
berikut. “Saya dinasihati oleh nenek. Kata nenek “neng Fa‟ud tidak boleh
membantah, bantu umi.” 4.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13 Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak
delapan. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-13 “Terutama umi, umi yang
udah ngelahirin kamu, ngerawat kamu sampe sekarang kamu inget surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu ngelawan emang kamu mau dosa terus masuk
neraka? .”
Penggunaan kata „udah‟, „ngelahirin‟, ngerawat‟, „sampe‟, „inget‟,
„ngelawan‟, „emang‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata dalam bahasa Betawi. Dalam bahasa Indonesianya
adalah „sudah‟, „melahirkan‟, „merawat‟, „sampai‟, „ingat‟, „melawan‟, „memang‟, dan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Terutama umi, umi yang sudah melahirkan kamu, merawat kamu sampai
sekarang, kamu harus ingat surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu melawan memang kamu mau dosa lalu masuk neraka?.”
5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-14
Kalimat ke-14 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-14
“Terus gak tau kenapa hati aku jadi tunduk karena perkataan nenek tadi, aku langsung lari ke dalam rumah,
sampai-sampai HP aku jatuh, enggak aku hiraukan, di dalam rumah aku menemui ummi sedang ngiris bawang, aku masih takut deketin ummi, tapi aku
berusaha, aku berkata: ”ummi...”
Penggunaan kata „terus‟, „gak‟, „tau‟, „enggak‟ „ngiris‟dan „deketin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan bahasa Betawi yang
bahasa Indonesianya adalah „lalu‟, „tidak‟, „tahu‟, „tidak‟, „mengiris‟, dan
„mendekati‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Lalu tidak tahu kenapa hati saya menjadi tunduk karena perkataan nenek tadi, saya berlarilari ke dalam rumah hingga hand phone saya terjatuh, namun
tidak saya hiraukan. Di dalam rumah saya menemui ummi yang sedang mengiris bawang. Saya masih takut untuk mendekati ummi, tetapi saya terus berusaha.
Saya berkata:”ummi....”
Tabel 4.21 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Windi Anggraini
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 59 Pada hari itu aku
sedih banget nyari- nyari
Hp aku.
kalimat ke-3 Banget
Nyari-nyari Sangat
Mencari-cari Pada hari itu aku
sangat sedih
mencari-cari Hp aku
60 Tapi pas aku mau pake Hpnya malah
dibawa kakak aku kerja. kalimat ke-11
Tapi Pas
pake Malah
Tetapi Saat
Pakai Justru
Tetapi saat aku mau pakai, Hpnya justru
dibawa kakak ku kerja.
61 Trus aku nungguin kakak aku pulang tapi
dia belum
pulang juga
hingga aku
tertidur di
ruang tamu, taunya kakak
ku nginep di kosan temennya.
kalimat ke-12
Trus Nungguin
Tapi Tau
Nginep Temen
Lalu Menunggu
Tetapi Tahu
Menginap Teman
Lalu aku menunggu kakak aku pulang
tetapi dia
belum pulang juga hingga
aku tertidur di ruang tamu, tahunya kakak
ku menginap
di kosan temannya.
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Windi Anggraini sebanyak dua
belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, sebelas, dan dua belas. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Pada hari itu aku sedih banget
nyari-nyari Hp aku .”
Penggunaan kata „banget‟ dan „nyari-nyari‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut sama artinya dengan
„ sangat‟ dan „mencari-cari‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi
kalimat berikut. “ Hari itu saya sangat sedih karena mencari-cari hand phone.”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11
Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11
“Tapi pas aku mau pake Hpnya malah dibawa kakak aku kerja
.” Penggunaan kata
„tapi‟, „pas‟, „malah‟ dan „pake‟ pada kalimat tersebut tidak tepat.
Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang
menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kata bahasa Indonesia yang terpengaruh bahasa Betawi. Kata
„tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Sedangkan kata „pake‟ juga
merupakan bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Dengan demikian kata-kata yang dalam bahasa Indonesia
diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata
„pake‟ yang benar yaitu „pakai‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Tetapi saat saya ingin memakainya, ternyata hand phone itu dibawa kakak ke tempat kerja
.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-12
Kalimat ke-12 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata, pemilihan kata baku, dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada
kalimat ke-12 “Trus aku nungguin kakak aku pulang tapi dia belum pulang
juga hingga aku tertidur di ruang tamu, taunya kakak ku nginep di kosan temennya
.” Penggunaan kata „trus‟, „nungguin‟, „taunya‟, „nginep‟, dan „temen‟ pada
kalimat di atas tidak tepat. Kata „trus‟ merupakan kata bahasa Betawi yang
art inya sama dengan „lalu‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ merupakan
unsur bahasa Betawi yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ pada kalimat di atas, seharusnya diganti dengan kata „tahu‟. Kata „nginep‟ dan
„temen‟ merupakan kata bahasa Betawi, yang seharusnya diganti dengan „menginap‟ dan „teman‟. Sedangkan kata „nungguin‟ merupakan kata yang
terpengaruh oleh unsur kata bahasa Betawi. Akhiran –in merupakan akhiran
dalam bahasa Betawi. Kata „nungguin‟ seharusnya diganti menjadi
„menunggu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Lalu saya menunggu kakak pulang, tetapi dia belum pulang juga hingga saya tertidur di ruang tamu. Ternyata kakak menginap di kosan temannya
.”
Tabel 4.22 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Dinda Humairah
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 62 Sesudah
membantu keluarga saya mandi
abis mandi memakai baju
dan sarapan.
kalimat ke-4 Abis
Habis Sesudah membantu
keluarga, saya
mandi. Habis
mandi memakai baju dan sarapan
63 Abis sarapan saya bermain
sepedah bersama teman-teman
saya. kalimat ke-5 Abis
Sepedah Habis
Sepeda Habis sarapan
saya bermain sepeda bersama teman-
teman saya.
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Dinda Humairah sebanyak tiga kali.
Kesalahan terletak pada kalimat empat dan lima 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Sesudah membantu keluarga
saya mandi abis mandi memakai baju dan sarapan.”
Penggunaan kata „abis‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-tersebut seharusnya diganti „ setelah‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan
menjadi kalimat berikut. “Sesudah membantu keluarga, saya mandi. Setelah itu saya memakai
baju dan sarapan .”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5
Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5
“Abis sarapan saya bermain sepedah bersama teman-teman saya
.” Penggunaan kata „abis‟, dan „sepedah‟ pada kalimat tersebut tidak tepat.
Kata tersebut seh arusnya diganti menjadi „sehabis‟ dan „sepeda‟. Dengan
demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Setelah sarapan saya bermain sepeda.”
Tabel 4.23 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Amelia Agustin
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 64 Saya
ga nyangka
kejadian itu
bisa terjadi. kalimat ke-1
Ga Nyangka
Tidak Menyangka
Saya tidak
menyangka kejadian itu bisa terjadi.
65 Saya juga ga tau kenapa hati ini terus
berkata begitu.
kalimat ke-8 Ga
Tau Tidak
Tahu Saya juga tidak tahu
kenapa hati ini terus berkata begitu
66 Saat itu saya bingung harus
gimana. kalimat ke-13
Gimana Bagaimana
Saat itu
saya bingung
harus bagaimana
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Amelia Agustin sebanyak lima kali.
Kesalahan terletak pada kalimat satu, delapan, dan tiga belas. 1.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua
kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Saya ga nyangka kejadian itu
bisa terjadi.” Penggunaan kata „ga‟ dan „nyangka‟ pada kalimat di atas tidak tepat.
Penggunaan kata yang tepat adalah „tidak‟ dan „menyangka‟ . Dengan demikian,
kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya tidak menyangka kejadian itu bisa terjadi.”
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8
“Saya juga ga tau
kenapa hati ini terus berkata begitu.”
Penggunaan kata „ga‟ dan „tau‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ga‟ dalam bahasa Indonesianya yaitu „tidak‟. Kata „tau‟ merupakan unsur
bahasa Betawi yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ pada kalimat di atas, seharusnya diganti dengan „tahu‟. Dengan demikian, kalimat di atas
dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya juga tidak tahu kenapa hati ini terus berkata begitu.”
3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13
Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
13 “Saat itu saya bingung harus gimana.
” Penggunaan kata „gimana‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang
seharusnya digunakan yaitu „bagaimana‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saat itu saya bingung harus bagaimana.”
TABEL 4.24 JUMLAH KESALAHAN PENGGUNAN KOSAKATA
PADA KARANGAN NARASI SISWA
No Nama Siswa
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Jumlah
1 Bella Safitri
Bareng Ketemu
Tapi Gak
Ngejawab Manggilnya
Gak Ngejawab
Bersama Bertemu
Tetapi Tidak
Menjawab Memanggilnya
Tidak Menjawab
9 4,97
2 Dini Hulia
Banget Sangat
1 0,55
3 Syifa Dwi
Temen-temen Gak
Ajah Temen-temen
Tapi Dulu
Kayanya Teman-teman
Tidak Saja
Teman-teman Tetapi
Dahulu Sepertinya
19 10,49
Sih Terus
Ngomongnya Pake
Kan Temene-temen
Gak Ngerti
Omongin Ngobrol-ngobrol
Temen-temen Ketemu
- Lalu
Bicaranya Pakai
- Teman-teman
Tidak Mengerti
Bicarakan Mengobrol
Teman-teman Bertemu
4 Syah Reza
Pengen Liat
Cepet-cepet Banget
Buat Liat
Temen-temen Ingin
Lihat Cepat-cepat
Sangat Untuk
Lihat Teman-teman
7 3,86
5 Nurul Aini
Pas Terus
Pas Kasih tau
Terus Deh
Terusnya Pas
Ribet
Loh Tapi
Saat Lalu
Saat Beri tahu
Lalu -
Kemudian Saat
Repot -
Tetapi 11
6,07
6 Hanny Hapita Bareng
Ketemu Menegor
Tapi Dulu
Tapi Mah
Udah Pendiem
Pinter Deh
Bersama Bertemu
Menegur Tetapi
Dahulu Tetapi
- Sudah
Pendiam Pintar
- 11
6,07
7 Wafha
Fauziah Terus
Lalu 1
0,55
8 Lailatul
Dulu Terus
Dahulu Lalu
13 7,18
Qadariyah Terus
Gak Kali
Terus Kesasar
Nanya-nanya Tau
Kali Eh
Nyebrang Gak
Lalu Tidak
Sungai Lalu
Tersesat Bertanya
Tahu Sungai
- Menyebrang
Tidak
9 Citra
Jendagia Dulu
Ngumpul Dapetin
Ketemu Dahulu
Berkumpul Mendapatkan
Bertemu 4
2,20
10 Nurruba
Rahayu Bareng
Deh Terus
Berantem Dulu
Bersama -
Lalu Bertengkar
Dahulu 5
2,76
11 Alfira Faila
Terus Pas
Ngejenguk Lalu
Saat Menjenguk
3 1,65
12 Julian
Ramayanti Kemaren
Kemarin 1
0,55
13 Peri Irawan
Gede Besar
1 0,55
14 Mega Citra
Ngumpul Berkumpul
1 0,55
15 Alvira
Damayanti Ujan
Geladag-geludug Aja
Tapi Nungguin
Bareng Lukak-likuk
Puyeng Hujan
Petir Saja
Tetapi Menunggu
Bersama Berliku-liku
Pusing 8
4,41
16 Shipa
Pauziah Banget
Sangat 1
0,55
17 Nurkamala
Sodaraku Nginep
Engga Mabok
Ketemu Saudaraku
Menginap Tidak
Mabuk Bertemu
5 2,76
18 Nisfi Fadilah
Ketawa Diem
Ajah Deh
Sampe-sampe Ketemu
Sempet Ngobrol
Dulu Deh
Ga nyangka
Sih Abis
Tertawa Diam
Saja -
Sampai-sampai Bertemu
Sempat Mengobrol
Dahulu -
Tidak Menyangka
- Habis
14 7,73
19 Putri Dewi
Kan Banget
Tapi Nggak
Kerasa Ketawa-ketawa
Ngeluh Resep
Banget Sampe
Nabrak-nabrak Pas
Udah Bosen
Kaya Beneran
Udah Ngeliat
Trus Joget-joget
Dah Udah
Ajah Maen
Deh Bosen-bosen
- Sangat
Tetapi Tidak
Terasa Tertawa
Mengeluh Senang
Sangat Sampai
Menabrak Saat
Sudah Bosan
Seperti Sebenarnya
Sudah Melihat
Lalu Goyang-goyang
- Sudah
Saja Main
- Bosan-bosan
26 14,36
20 Ida Laela
Beliin Gak
Dengerin Dinasehatin
Gak Ngebantah
Belikan Tidak
Mendengarkan Dinasihati
Tidak Membantah
22 12,15
Bantuin Udah
Ngelahirin Ngerawat
Sampe Inget
Ngelawan Emang
Terus Terus
Gak Tau
Enggak Ngiris
Deketin Tapi
Bantu Sudah
Melahirkan Merawat
Sampai Ingat
Melawan Memang
Lalu Lalu
Tidak Tahu
Tidak Mengiris
Mendekati Tetapi
21 Windi
Anggraini Banget
Nyari-nyari Tapi
Pas pake
Malah Trus
Nungguin Tapi
Tau Nginep
Temen Sangat
Mencari-cari Tetapi
Saat Pakai
Justru Lalu
Menunggu Tetapi
Tahu Menginap
Teman 12
6,62
22 Dinda
Humairah Abis
Abis Sepedah
Sehabis Sehabis
Sepeda 3
1,65
23 Amelia
Agustin Ga
Nyangka Ga
Tau Gimana
Tidak Menyangka
Tidak Tahu
Bagaimana 5
2,76
Jumlah 181
100
TABEL 4.25 PERSENTASE JUMLAH KESALAHAN PENGGUNAN
KOSAKATA PADA KARANGAN NARASI SISWA No
Nama Siswa Jumlah Kosakata
Berbahasa Betawi
1 Dini Hulia
1 0,55
2 Wafha Fauziah
1 0,55
3 Julian Ramayanti
1 0,55
4 Peri Irawan
1 0,55
5 Mega Citra
1 0,55
6 Shipa Pauziah
1 0,55
7 Alfira Faila
3 1,65
8 Dinda Humairah
3 1,65
9 Citra Jendagia
4 2,20
10 Nurruba Rahayu 5
2,76 11 Nurkamala
5 2,76
12 Amelia Agustin 5
2,76 13 Syah Reza
7 3,86
14 Alvira Damayanti 8
4,41 15 Bella Safitri
9 4,97
16 Nurul Aini 11
6,07 17 Hanny Hapita
11 6,07
18 Windi Anggraini 12
6,62 19 Lailatul Qadariyah
13 7,18
20 Nisfi Fadilah 14
7,73 21 Syifa Dwi
19 10,49
22 Ida Laela 22
12,15 23 Putri Dewi
26 14,15