Deskripsi Data Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

tetapi dia gak ngejawab hanya senyum saja tetapi buatku itu sudah cukup daripada gak senyum juga gak ngejawab ”. Penggunaan kata „gak‟ dan „ngejawab‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „gak‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan „tidak‟ di dalam bahasa Indonesia. Kata „ngejawab‟ adalah bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kalimat bahasa Indonesia . Bentuk kata dasar „ngejawab‟ adalah „jawab‟. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „menjawab‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya panggil namanya dan tersenyum kepadanya, tetapi dia tidak menjawab hanya tersenyum. Bagi saya itu sudah cukup dari pada tidak senyum dan juga tidak menjawab”. Tabel 4.2 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Dini Hulia No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 4 Hmm... ia membawa anaknya yang masih kecil, iiiiihhh lucu banget namanya Amel, dan pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan akhirnya kira-kira jam 22.00 aku bisa tidur. kalimat ke- 4 Banget Sangat Hmm...ia membawa anaknya yang masih kecil,iiiiiihhhh sangat lucu, namanya Amel. Pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan akhirnya sekitar pukul 22.00 aku bisa tidur. Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Dini Hulia sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut terletak pada kalimat ke-4. Kutipan yang terdapat pada kalimat tersebut “Hmm... ia membawa anaknya yang masih kecil, iiiiihhh lucu banget namanya Amel, dan pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan akhirnya kira- kira jam 22.00 aku bisa tidur”. Penggunaan kata „banget‟ pada kalimat di atas tidak tepat, karena kata „banget‟ bukan kata baku di dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „sangat‟. Dengan demikian, kalimat yang benar sebagai berikut. “Ia membawa anaknya yang masih kecil dan sangat lucu, namanya Amel. Pukul 20.00 saya tidak bisa tidur dan akhirnya sekitar pukul 22.00 saya baru bisa tidur”. Tabel 4.3 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Taman Bunga Nusantara” Siswa Syifa Dwi No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 5 Disana aku cuma jalan-jalan dan naik mobil-mobilan sama temen-temen. kalimat ke-3 Temen-temen Teman-teman Di sana aku cuma jalan-jalan dan naik mobil-mobilan dengan teman-teman. 6 Gak cuma itu ajah aku sama temen- temen aku mau ke taman bunga tapi karena Taman Bunganya jauh aku masuk dulu ke rumah Jepang. kalimat ke-4 Gak Ajah Temen-temen Tapi Dulu Tidak Saja Teman-teman Tetapi Dahulu Tidak hanya itu saja, aku dan teman- temanku mau ke Taman Bunga tetapi karena Taman Bunganya jauh, aku masuk dahulu ke rumah Jepang. 7 Kayanya sih dia sekeluarga terus ngomongnya pake bahasa Arab lagi kan aku sama temen-temen gak ngerti apa yang mereka lagi omongin. kalimat ke-6 Kayanya Sih Terus Ngomongnya Pake Kan Temene-temen Gak Ngerti Omongin Sepertinya Lalu Bicaranya Pakai Teman-teman Tidak Mengerti Bicarakan Sepertinya dia sekeluarga. Lalu bicaranya pakai bahasa Arab, aku dan teman-teman tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. 8 Setelah lama mereka pada ngobrol- ngobrol, aku sama temen-temen diusir sama mereka dari Ngobrol-ngobrol Temen-temen Mengobrol Teman-teman Setelah lama mereka mengobrol, aku dan teman-teman diusir oleh mereka dari rumah Jepang itu. rumah Jepang itu. kalimat ke-7 9 Yaudah setelah itu aku jalan ke taman bunga disana aku foto-foto dan disana juga aku ketemu orang arab itu. kalimat ke-8 Ketemu Bertemu Setelah itu aku jalan ke Taman Bunga, di sana aku berfoto-foto dan di sana juga aku bertemu orang Arab itu. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Syifa Dwi sebanyak sembilan belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, enam, tujuh, dan delapan. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “Disana aku cuma jalan-jalan dan naik mobil-mobilan sama temen-temen. ”. Penggunaan kata „temen-temen‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „temen-temen‟ merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh oleh bahasa Betawi. Kata dalam bahasa Indonesia yang benar adalah „teman-teman‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Di sana saya hanya jalan-jalan dan naik mobil-mobilan bersama teman- teman. ” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Gak cuma itu ajah aku sama temen-temen aku mau ke taman bunga tapi karena Taman Bunganya jauh aku masuk dulu ke rumah Jepang .” Penggunaan k ata „gak‟, „ajah‟, „temen-temen‟, „tapi‟, dan „dulu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seh arusnya digunakan yaitu „tidak‟, „saja‟, „teman-teman‟, „tetapi‟, dan „dahulu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Tidak hanya itu saja, saya dan teman-teman ingin ke Taman Bunga, tetapi karena Taman Bunganya jauh, saya masuk terlebih dahulu ke rumah Jepang .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6 Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak sepuluh kali. pada pemilihan kata baku dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6 “Kayanya sih dia sekeluarga terus ngomongnya pake bahasa Arab lagi kan aku sama temen-temen gak ngerti apa yang mereka lagi omongin. ” Penggunaan ka ta „kayanya‟, „ sih‟, „terus‟, „ngomongnya‟, „pake‟, „kan‟, „temen-temen‟, „gak‟, „ngerti‟, dan „omongin‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „kayanya‟, „terus‟, „ngomongnya‟, „temen-temen‟, gak‟, „ngerti‟ dan „omongin‟ merupakan kata-kata di dalam bahasa Betawi. Seharusnya kata-kata tersebut diganti menjadi „sepertinya‟, „lalu‟, bicaranya‟, „teman-teman‟, „tidak‟, „mengerti‟, dan „bicarakan‟. Kata „sih‟ dan „kan‟ merupakan kata partikel di dalam bahasa Betawi, sehingga tidak perlu ditulis ke dalam kalimat bahasa Indonesia. Kata ‟pake‟ juga merupakan bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „pake‟ dalam bahasa Indonesia yaitu „pakai‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sepertinya dia sekeluarga. Bicaranya menggunakan bahasa Arab, saya dan teman-teman tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. ” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-7 Kalimat ke-7 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 7 “Setelah lama mereka pada ngobrol-ngobrol, aku sama temen-temen diusir sama mereka dari rumah Jepang itu .” Pen ggunaan kata „ngobrol-ngobrol‟, dan „temen-temen‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ngobrol‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi dengan ciri nasal yang mengawali bentuk kata kerja dasar „obrol‟. Kata „temen-temen‟ merupakan kata bahasa Indonesia yang terpengaruh tata ucap dalam bahasa Betawi yang menggunakan è di setiap akhir kata. Kata yang tepat digunakan pada kalimat te rsebut yaitu „mengobrol‟, „dan‟, teman-teman‟. Dengan demikian, kalimat yang benar adalah sebagai berikut. “setelah lama mereka mengobrol, saya dan teman-teman diusir oleh mereka dari rumah Jepang itu.” 5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 8 ” Yaudah setelah itu aku jalan ke taman bunga disana aku foto-foto dan disana juga aku ketemu orang arab itu.” Penggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharusnya digunakan pada kalimat tersebut „bertemu‟. Dengan demikian, kalimat yang tepat sebagai berikut. “Setelah itu saya jalan ke Taman Bunga. Di sana saya berfoto-foto dan di sana juga saya bertemu dengan orang Arab itu.” Tabel 4.4 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Nonton Pertandingan Sepak Bola Persikabo Vs Persikad “ Siswa Syah Reza No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 11 Saya pengen cepet-cepet liat pertandingan sepak bola, rasanya lama banget hari minggu. kalimat ke-1 Pengen Liat Cepet-cepet Banget Ingin Lihat Cepat-cepat Sangat Saya ingin cepat- cepat melihat pertandingan sepak bola. Rasanya lama sekali hari minggu. 12 Saya menabung uang sehari 5ribu buat bayar liat pertandingan sepak bola. kalimat ke-2 Buat Liat Untuk Lihat Saya menabung uang sehari 5ribu untuk melihat pertandingan sepak bola. 13 Pada saat jam 2 siang saya dan Temen-temen Teman-teman Saat jam 2 siang saya dan teman- temen-temen saya berkumpul di depan. kalimat ke-4. teman berkumpul di depan. Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Syah Reza sebanyak tujuh kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, dua, dan empat. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Saya pengen cepet-cepet liat pertandingan sepak bola, rasanya lama banget hari minggu. ” Pe nggunaan kata „pengen‟, „cepet-cepet‟, „liat‟, dan „banget‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan kosakata dalam bahasa Betawi. Kata-kata tersebut dalam bahasa Indonesia yaitu menggunakan kata „ingin‟, „cepat-cepat‟, „lihat‟, dan „sangat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya ingin cepat-cepat melihat pertandingan sepak bola. Hari minggu terasa sangat lama. ” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-2 “Saya menabung uang sehari 5ribu buat bayar liat pertandingan sepak bola .” Penggunaan kata „buat‟ dan „liat‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharu snya digunakan yaitu „untuk‟ dan „lihat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya menabung uang sehari lima ribu rupiah untuk melihat pertandingan sepak bola .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 4 “Pada saat jam 2 siang saya dan temen-temen saya berkumpul di depan.” Penggunaan kata „temen-temen‟ pada kalimat tersebut tidak tepat, karena kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharu snya digunakan yaitu „teman-teman‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat pukul dua siang, saya dan teman-teman berkumpul di depan.” Tabel 4.5 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Latihan Paskibra” Siswa Nurul Aini No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 14 Pas salah satu teman saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis, terus dia cerita sama kakak kelas dan teman- temannya katanya kaki dia dilindas motor. kalimat ke-3 Pas Terus Saat lalu Saat salah satu teman saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis, lalu dia bercerita kapada kakak kelas dan teman-temannya bahwa kakinya dilindas motor. 15 Pas itu ada kakak kelas yang baru datang, pas mereka kita kasih tau kalau teman kita kakinya habis dilindas motor, mereka berdua langsung panik terus kita semua jadi ikutan panik deh. kalimat ke-4 Pas Kasih tau Terus Deh Saat Beri tahu Lalu Saat itu ada kakak kelas yang datang, saat mereka kita beri tahu kalau teman kita kakinya habis dilindas motor, mereka berdua langsung panik lalu kita semua jadi ikut panik. 16 Teman saya terusnya dibawa pulang sama satpam sekolah. kalimat ke-6 Terusnya Kemudian Teman saya kemudian dibawa pulang oleh satpam sekolah. 17 Pas pelatih kita datang kita diajari formasi untuk lomba nanti, formasinya agak ribet tapi keren loh. kalimat ke- 9 Pas Ribet Loh Tapi Saat Sulit Saat pelatih kita datang, kita diajari formasi untuk lomba nanti. Formasinya agak sulit tetapi keren. Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurul Aini sebanyak sebelas kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, enam, dan sembilan. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “ Pas salah satu teman saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis, terus dia cerita sama kakak kelas dan teman-temannya katanya kaki dia dilindas motor. ” Pe nggunaan kata „pas‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata- kata tersebut seharusnya menggunak an kata „saat‟, dan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat salah satu teman saya datang, tiba-tiba dia langsung menangis. Dia bercerita kapada kakak kelas dan teman-temannya bahwa kakinya terlindas motor. ” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Pas itu ada kakak kelas yang baru datang, pas mereka kita kasih tau kalau teman kita kakinya habis dilindas motor, mereka berdua langsung panik terus kita semua jadi ikutan panik deh .” Penggunaan kata „pas‟, „kasih tau‟, „terus‟ dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „pas‟, „kasih tau‟, dan „terus‟ dalam bahasa Indonesia seharusnya menggunakan kata „saat‟, „beri tahu‟, dan „lalu‟. Sedangkan kata „deh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi yang seharusnya tidak ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat itu ada kakak kelas yang datang. Mereka kami beri tahu bahwa teman kami kakinya terlindas motor. Mereka berdua langsung panik, lalu kami semua pun ikut panik.” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6 Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6 “Teman saya terusnya dibawa pulang sama satpam sekolah. ” Penggunaan kata „terusnya‟ pada kalimat tersebut tidak tepat, karena kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharus nya digunakan yaitu „kemudian‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Kemudian teman saya dibawa pulang oleh satpam sekolah.” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 9 “Pas pelatih kita datang kita diajari formasi untuk lomba nanti, formasinya agak ribet tapi keren loh. ” Penggunaan kata „pas‟, „ribet‟, „tapi‟, dan „loh‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Karena kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata „pas‟ dan „ribet‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan kata „saat‟ dan „sulit‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kalimat bahasa Indonesia yang terpengaruh bahasa Betawi. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „kemudian‟. Kata „loh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Serharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat pelatih kami datang, kami diajari formasi untuk lomba nanti. Formasinya agak sulit, tetapi keren.” Tabel 4.6 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Pengalaman yang Berbeda” Siswa Hanny Hapita No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 18 Pengalaman saya pada saat di sd sangat mengasyikan dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bareng, sedih bareng, dan pada saat suka maupun duka tetap bersama. kalimat ke-1 Bareng Bersama Pengalaman saya pada saat di SD sangat mengasyikan dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bersama, sedih bersama, dan pada saat suka maupun duka tetap bersama. 19 Pada saat saya sd kalau ketemu antara 1 dengan yang lain kita sering menegor tapi kenapa pada saat berpisah semuanya berubah. kalimat ke- 3 Ketemu Menegor Tapi Bertemu Menegur Tetapi Saat saya SD kalau bertemu antara satu dengan yang lain kita saling menegur, tetapi kenapa pada saat berpisah semuanya berubah. 20 Dulu kita saling menyapa tapi skarang mah udah pada berubah semua. kalimat ke-5 Dulu Tapi Mah Udah Dahulu Tetapi Sudah Dahulu kita saling menyapa tetapi sekarang sudah berubah semua 21 Temanku yang di sdnya pendiem skarang jadi berubah jadi sombong sok cantik, sok pinter pokoknya berubah drastis deh. kalimat ke-6 Pendiem Pinter Deh Pendiam Pintar Temanku yang di SD nya pendiam sekarang jadi berubah, jadi sombong sok cantik, sok pintar pokoknya berubah drastis Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Hany Hapita sebanyak sebelas kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, tiga, lima, dan enam. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Pengalaman saya pada saat di sd sangat mengasyikan dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bareng, sedih bareng, dan pada saat suka maupun duka tetap bersama. ” Penggunaan kata „bareng‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „bareng merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan kata „bersama‟ di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Pengalaman saya pada saat di SD sangat menyenangkan. Selalu bersama dengan teman-teman, bercanda bersama, senang bersama, sedih bersama, dan saat suka maupun duka tetap bersama.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-3 “Pada saat saya sd kalau ketemu antara 1 dengan yang lain kita sering menegor tapi kenapa pada saat berpisah semuanya berubah. “ Penggunaan kata „ketemu‟, „menegor‟ dan „tapi‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ketemu‟ bentuk dasarnya adalah‟ temu‟ jika ditambahkan awalan menjadi „bertemu‟. Kata „menegor‟ bentuk kata dasarnya adalah „tegur‟ dan jika diberikan awalan me- , maka menjadi „menegur‟. Kata „tapi‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kalimat bahasa Indonesia yang terpengaruh b ahasa Betawi. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat saya SD jika bertemu antara satu dan yang lain kami saling menegur, tetapi saat berpisah semuanya berubah.” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5 Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5 “Dulu kita saling menyapa tapi skarang mah udah pada berubah semua.” Penggunaan kata „dulu‟, „tapi‟, „mah‟, „udah‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Penulisan kata „dulu ‟ seharusnya „dahulu‟ dan kata „udah‟ seharusnya „sudah‟. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran . Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Sedangkan kata „mah‟ bukan merupakan kata yang ada di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Dahulu kita saling menyapa, tetapi sekarang semua sudah berubah.” Tabel 4.7 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Pengalaman Liburan” Siswa Wafha Fauziyah No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 22 Saya dipanggil sama mamah saya kata mamah saya, saya akan pergi berenang ke Jungle, terus saya langsung pulang dan siap-siap untuk berangkat. kalimat ke-3 Terus Lalu Saya dipanggil oleh mamah saya. Saya akan pergi berenang ke Jungle, lalu saya langsung pulang dan siap-siap untuk berangkat. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Wafha Pauziah sebanyak satu kali. Kesalahan terletak pada kalimat ketiga. Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Saya dipanggil sama mamah saya kata mamah saya, saya akan pergi berenang ke Jungle, terus saya langsung pulang dan siap-siap untuk berangkat.. ” Penggunaan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya menggunakan kata „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya dipanggil oleh ibu. Saya akan pergi berenang ke Jungle, lalu saya langsung pulang dan bersiap- siap untuk berangkat.” Tabel 4.8 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Lailatul Qadariyah No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 23 Pada hari rabu aku mau berangkat sekolah aku mandi dulu, sesudah mandi aku memakai baju, terus aku sarapan. kalimat ke-1 Dulu Terus Dahulu Lalu Pada hari Rabu aku mau berangkat ke sekolah, aku mandi terlebih dahulu. Sesudah mandi aku memakai baju, lalu aku sarapan. 24 Sesudah di sekolah aku belajar penjaskes, olahraga terus gurunya gak ada, akhirnya aku jalan-jalan sama teman- teman ke duren seribu. kalimat ke-3 Terus Gak Lalu Tidak Sesudah di sekolah aku belajar penjaskes lalu gurunya tidak ada, akhirnya aku jalan- jalan bersama teman-teman ke Duren Seribu. 25 Kita jalan-jalan kekali, kesawah terus kita ke sasar deh akhirnya kita nanya-nanya jalan kekali kemana. kalimat ke-4 Kali Terus Kesasar Nanya-nanya Sungai Lalu Tersesat Bertanya Kita jalan-jalan ke sungai dan ke sawah, lalu kita tersesat. Akhirnya kita bertanya kemana arah jalan ke sungai. 26 Akhirnya kita tau dan sampai dikali eh kita mau nyebrang kali tau- tau jembatannya gak ada, akhirnya kita tanya lagi alhamdulillah Tau Kali Eh Nyebrang Gak Tahu Sungai Menyebrang Tidak Akhirnya kita tahu dan sampai di sungai. Saat kita mau menyebrang sungai ternyata jembatannya tidak jembatannya ada. kalimat ke-6 ada. Akhirnya kita tanya lagi alhamdulillah jembatannya ada. Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Laelatul Qadariyah sebanyak tiga belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, tiga, empat, dan enam. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Pada hari rabu aku mau berangkat sekolah aku mandi dulu, sesudah mandi aku memakai baju, terus aku sarapan. ” Penggunaan kata „dulu‟ dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya menggunakan kata „dahulu‟ dan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Ketika hari Rabu, saat ingin berangkat ke sekolah, saya mandi terlebih dahulu. Sesudah mandi saya memakai baju lalu sarapan .” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Sesudah di sekolah aku belajar penjaskes, olahraga terus gurunya gak ada, akhirnya aku jalan-jalan sama teman-teman ke duren seribu. “ Penggunaan kata „terus‟ dan „gak‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seh arusnya digunakan yaitu „lalu‟ dan „tidak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sesudah di sekolah saya belajar penjaskes, tetapi gurunya tidak ada. Akhirnya, saya dan teman-teman pergi jalan-jalan ke Duren Seribu .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata, pemilihan kata baku, dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Kita jalan-jalan kekali, kesawah terus kita ke sasar deh akhirnya kita nanya-nanya jalan kekali kemana .” Penggunaan kata „kali‟, „terus‟, „kesasar‟, „nanya-nanya‟ dan „deh‟ pada kalimat tersebut tida k tepat. Kata „kali ‟ seharusnya diganti menjadi „sungai‟. Kata „nanya-nanya‟ di sini merupakan bentuk kata ulang. Namun penggunaan kata ulang pada kalimat tersebut tidak tepat. Seharusnya menggunakan kata „bertanya‟. Sedangkan kata „deh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Seharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Kami jalan-jalan ke sungai dan ke sawah, lalu kita tersesat. Akhirnya kami bertanya arah jalan ke sungai .” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6 Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 4 “Akhirnya kita tau dan sampai dikali eh kita mau nyebrang kali tau-tau jembatannya gak ada, akhirnya kita tanya lagi alhamdulillah jembatannya ada.” Penggun aan kata „tau‟, „kali‟, „eh‟, „nyebrang‟, dan „gak‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata- kata tersebut seharusnya diganti menjadi „tahu‟, „sungai‟, „menyebrang‟, „tahu-tahu‟, dan „tidak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Akhirnya kami tahu dan sampai di sungai. Saat kami mau menyebrang sungai ternyata jembatannya tidak ada. Akhirnya kami bertanya lagi dan alhamdulillah jembatannya ada .” Tabel 4.9 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Kenangan Teman-teman Sewaktu SD ” Siswa Citra Jendagia No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 27 Dulu waktu SD, setiap anak perempuan sama anak laki-laki selalu berebutan tempat ngumpul. kalimat ke- 1 Dulu Ngumpul Dahulu berkumpul Dahulu ketika SD, setiap anak perempuan dan anak laki-laki selalu berebutan tempat berkumpul. 28 Dan akhirnya anak perempuan yang dapetin tempat itu setiap pagi. kalimat ke-2 Dapetin Mendapatkan Dan akhirnya anak perempuan yang mendapatkan tempat itu setiap pagi. 29 Jadi kita semua jarang-jarang ketemu lagi, kadang hanya beberapa saja yang sering bertemu. kalimat ke-8 Ketemu Bertemu Jadi kita semua jarang-jarang bertemu lagi, kadang hanya beberapa saja yang sering bertemu. Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Citra Jendagia sebanyak empat kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, dua, dan delapan. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Dulu waktu SD, setiap anak perempuan sama anak laki-laki selalu berebutan tempat ngumpul. ” Penggunaan kata „dulu‟ dan „ngumpul‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „dulu‟ seharusnya menggunakan kata „dahulu‟. Kata „ngumpul‟ merupakan bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kata bahasa Indonesia. Bentuk kata dasar dari ngumpul „kumpul‟. Seharusnya dalam dalam bahasa Indonesia ditambahkan awalan ber- menjadi „berkumpul‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Dahulu ketika SD, setiap anak perempuan dan anak laki-laki selalu berebutan tempat berkumpul .” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-2 “Dan akhirnya anak perempuan yang dapetin tempat itu setiap pagi.” Penggunaan kata „dapetin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya akhiran –in. Kata „dapetin‟ sejajar dengan kata „mendapatkan‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Dan akhirnya anak perempuan yang mendapatkan tempat itu setiap pagi .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8 “Jadi kita semua jarang- jarang ketemu lagi, kadang hanya beberapa saja yang sering bertemu ” Penggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata tersebut seharusnya diganti menjadi „bertemu‟ Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Jadi, kami semua jarang bertemu lagi, kadang hanya beberapa orang saja yang sering bertemu .” Tabel 4.10 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Nurruba Rahayu Kenangan di Waktu SD No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 30 Bercanda bareng, sarapan bareng pokoknya selalu bareng deh.kalimat ke-2 Bareng Deh Bersama Bercanda bersama, sarapan bersama pokoknya selalu bersama. 31 Kalau kekamar mandi berebutan, terus harus berantem dulu. kalimat ke-4 Terus Berantem Dulu Lalu Bertengkar Dahulu Kalau ke kamar mandi berebutan, lalu harus bertengkar dahulu. Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurruba Rahayu sebanyak lima kali. Kesalahan terletak pada kalimat dua dan empat. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 2 “Bercanda bareng, sarapan bareng pokoknya selalu bareng deh. ” Penggunaan kata „bareng „ dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „bareng‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan „bersama‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „deh‟ merupakan kata partikel bahasa Betawi, sehingga tidak perlu ditulis di dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Bercanda bersama, sarapan bersama, pokoknya selalu bersama.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Kalau kekamar mandi berebutan, terus harus berantem dulu .” Penggunaan kata „terus‟, „berantem‟, dan „dulu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „lalu‟, „bertengkar‟, dan „dahulu‟. Kalimat yang benar adalah: “Kalau ingin ke kamar mandi haru berebutan dan bertengkar terlebih dahulu. Tabel 4.11 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Tentang Teman Sebangku ku yang Baik tetapi Selalu Buat Usil” Siswa Alfira Faila No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 32 Terus waktu Farel sakit, Helen tidak bisa ngejenguk Farel waktu sakit karena waktu itu Helen ada ekskul, lalu pas ke esokan harinya Helen bicara dia itu menyesal karena tiak Terus Pas Ngejenguk Lalu Saat Menjenguk Lalu waktu Farel sakit, Helen tidak bisa menjenguk Farel waktu sakit karena waktu itu Helen ada ekskul, lalu saat keesokan harinya Helen bicara dia bisa ngejenguk Farel waktu Farel sakit. kalimat ke-6 itu menyesal karena tiak bisa menjenguk Farel waktu Farel sakit. Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Alfira Faila sebanyak tiga kali. Kesalahan terletak pada kalimat keenam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6 “Terus waktu Farel sakit, Helen tidak bisa ngejenguk Farel waktu sakit karena waktu itu Helen ada ekskul, lalu pas ke esokan harinya Helen bicara dia itu menyesal karena tiak bisa ngejenguk Farel waktu Farel sakit ” Penggunaan kata „terus‟, „ngejenguk‟ dan „pas‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya menggunakan kata „lalu‟, „menjenguk‟, dan „saat‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Lalu ketika Farel sakit, Helen tidak bisa menjenguk, karena saat itu Helen ada kegiatan ekskul, keesokan harinya, Helen bercerita bahwa ia menyesal karena tiak bisa menjenguk Farel ketika sedang sakit. ” Tabel 4.12 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Pengalaman Kenaikan Kelas” Siswa Julian Ramayanti No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 33 Pada jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemaren saya pergi ke Taman Matahari. kalimat ke-1 Kemaren Kemarin Saat jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemarin saya pergi ke Taman Matahari. Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Julian Ramayanti sebanyak satu kali. Kesalahan terletak pada kalimat kesatu. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-1 “Pada jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemaren saya pergi ke Taman Matahari.” Kata „kemaren‟ pada kalimat di atas tidak tepat . kata tersebut bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia karena terpengaruh oleh tata ucap dalam bahasa Betawi yaitu setiap akhir kata diucapkan dengan è. Kata „kemaren‟ seharusnya ditulis „kemarin‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat jalan-jalan kenaikan kelas tahun kemarin, saya pergi ke Taman Matahari. ” Tabel 4.13 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Menang Bermain Sepak Bola “ Siswa Peri Irawan No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 34 Setelah itu saya dan teman-teman istirahat sejenak dan dilanjutkan yang bermain bola orang yang gede sehingga lawan yang datang jauh-jauh kalah juga. kalimat ke-6 Gede Besar Setelah itu saya dan teman-teman istirahat sejenak dan dilanjutkan yang bermain bola orang yang besar, sehingga lawan yang datang jauh- jauh kalah juga. Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Peri Irawan sebanyak satu. Kesalahan terletak pada kalimat keenam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 6 “Setelah itu saya dan teman-teman istirahat sejenak dan dilanjutkan yang bermain bola orang yang gede sehingga lawan yang datang jauh-jauh kalah juga. ” Penggunaan kata „gede‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut seharusnya diganti dengan kata „besar‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Setelah itu saya dan teman-teman beristirahat sejenak. Lalu dilanjutkan dengan permainan sepak bola orang yang berbadan besar, sehingga lawan yang datang dari jauh akhirnya kalah. ” Tabel 4.14 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Jalan- jalan ke Pantai Acara Perpisahan Kelas ” Siswa Mega Citra No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 35 Saya dan teman- teman ngumpul di BSI Bukit Sawangan Indah ternyata sudah banyak yang datang, setelah semuanya datang kita pun pergi ke pantai. kalimat ke- 4 Ngumpul Berkumpul Saya dan teman- teman berkumpul di BSI Bukit Sawangan Indah ternyata sudah banyak yang datang, setelah semuanya datang kita pun pergi ke pantai Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Mega Citra sebanyak satu kali, Kesalahan terletak pada kalimat keempat. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 4 “Saya dan teman-teman ngumpul di BSI Bukit Sawangan Indah ternyata sudah banyak yang datang, setelah semuanya datang kita pun pergi ke pantai.” Penggunaan kata „ngumpul‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ngumpul‟ ‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi dengan ciri nasal yang mengawali bentuk kata kerja dasar „kumpul‟. Kata tersebut seharusnya ditambahkan awalan ber- menjadi „berkumpul‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya dan teman-teman berkumpul di BSI Bukit Sawangan Indah. ternyata sudah banyak orang yang datang. Setelah semuanya datang kami pun pergi ke pantai. Tabel 4.15 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Alvira Damayanti No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 36 Dan di tengah perjalanan ternyata mobilnya mogok, Ujan Geladag-geludug Hujan Petir Dan di tengah perjalanan ternyata padahal ujan, geladag- geludug. kalimat ke-3 mobilnya mogok, padahal sedang hujan dan petir. 37 Untung aja ada warung dan mushola, tapi musholanya juga dari gubug. kalimat ke-4 Aja Tapi Saja Tetapi Untung saja ada warung dan mushola, tapi musholanya juga dari gubug. 38 Sambil nungguin knek supir membeli bensin aku makan mie bareng sama kakak, dan aku shalat juga di situ. kalimat ke-5 Nungguin Bareng Menunggu Bersama Sambil menunggu kernet supir membeli bensin, aku makan mie bersama dengan kakak dan aku shalat juga di situ. 39 Karena jalannya lukak-likuk aku sampai puyeng. kalimat ke-11 Lukak-likuk Puyeng Berliku-liku Pusing Karena jalannya lika- liku aku sampai pusing. Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Alfira Damayanti sebanyak delapan kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, empat, lima, dan sebelas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Dan di tengah perjalanan ternyata mobilnya mogok, padahal ujan, geladag-geludug. ” Penggunaan kata „ujan‟ dan „geladag-geludug‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ujan‟ bukanlah kata baku di dalam bahasa Indonesia. Penulisan yang tepat seharusnya „hujan‟, sedangkan kata „geladag;geludug‟ bukan merupakan kata di dalam bahasa Indonesia. Kata yang maknanya sama dengan kata tersebut yaitu „petir‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Dan di tengah perjalanan ternyata mobilnya mogok, padahal saat itu sedang hujan dan petir .” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Untung aja ada warung dan mushola, tapi musa lanya juga dari gubug.” Penggunaan kata „aja‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharus nya digunakan yaitu „saja‟. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Untung saja ada warung dan musala, meskipun musalanya dari gubuk.” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5 Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5 “Sambil nungguin knek supir membeli bensin aku makan mie bareng sama kakak, dan aku shalat juga di situ ” Penggunaan kata „nungguin‟, ‟bareng‟, dan „sama‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „nungguin‟ mengunakan akhiran–in yang merupakan akhiran dalam bahasa Betawi. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya akhiran –in. Kata „nungguin‟ sejajar dengan kata „menunggu‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „bareng‟ seharusnya diganti menjadi „bersama‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sambil menunggu kernet supir membeli bensin, saya makan mie bersama dengan kakak dan saya shalat juga di sana .” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11 Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11 “Karena jalannya lukak-likuk aku sampai puyeng ” Penggunaan kata „lukak-likuk‟ dan ‟puyeng‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata-kata tersebut seharusnya diganti menjadi „berliku-liku‟ dan „pusing‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Karena jalannya yang berliku-liku, saya jadi pusing. Tabel 4.16 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Shipa Pauziah No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 40 Dan sesudah naik kereta gantung aku dan keluargaku memasuki area berenang disitu airnya dingin banget bibirku pun sampai bergetar, dingin banget. kalimat ke-6 Banget Sangat Dan sesudah naik kereta gantung aku dan keluargaku memasuki area berenang di situ airnya sangat dingin bibirku pun sampai bergetar, dingin sekali. Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Sipa Pauziah sebanyak satu kali. Kesalahan terletak pada kalimat enam. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-6 “Dan sesudah naik kereta gantung aku dan keluargaku memasuki area berenang disitu airnya dingin banget bibirku pun sampai bergetar, dingin banget .” Penggunaan kata „banget ‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut sama artinya dengan kata „sangat‟ dalam bahasa Indonesia. Kalimat yang benar adalah: “Sesudah naik kereta gantung, saya dan keluarga memasuki area berenang. Airnya sangat dingin, hingga bibir saya bergetar .” Tabel 4.17 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Nurkamala No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 41 Ada sodaraku yang nginep dia tidurnya di lantai engga mau di kasur. kalimat ke-2 Sodaraku Nginep Engga Saudaraku Menginap Tidak Ada saudaraku yang menginap, dia tidurnya di lantai tidak mau di kasur. 42 Tetapi waktu di Mabok Mabuk Tetapi waktu di perjalanan ada yang mabok alhamdulillah saya tidak mabok. kalimat ke-8 perjalanan ada yang mabuk alhamdulillah saya tidak mabuk. 43 Kita pun pulang ke rumah masing-masing sampai sekarang aku tidak ketemu teman- teman lagi karna sudah perpisahan di sekolah. kalimat ke-9 Ketemu Bertemu Kita pun pulang ke rumah masing-masing sampai sekarang aku tidak bertemu teman- teman lagi karena sudah perpisahan di sekolah. Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nurkamala sebanyak lima kali. Kesalahan terletak pada kalimat dua, delapan, dan sembilan. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-2 Kalimat ke-2 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-2 “Ada sodaraku yang nginep dia tidurnya di lantai engga mau di kasur. ” Penggunaan kata „sodaraku‟, „nginep‟, dan „engga‟ pada kalimat di atas tidak tepat. K ata „sodaraku ‟ merupakan bahasa Betawi yang tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „sodaraku‟ sehaarusnya ditulis „saudaraku‟ di dalam bahasa Indonesia.. Sedangkan penggunaan kata „nginep‟ dan „engga‟ juga merupakan bahasa Betawi. Kedua kata tersebut seharusnya diganti menjadi „menginap‟ dan „tidak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Ada saudara saya yang menginap, tidurnya di lantai tidak mau di kasur.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8 “Tetapi waktu di perjalanan ada yang mabok alhamdulillah saya tidak mabok .” Penggunaan kata „mabok‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang tepat yaitu kata „mabuk‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “tetapi saat di perjalanan ada yang mabuk. Alhamdulillah saya tidak ikut mabuk. ” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata baku dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-9 “Kita pun pulang ke rumah masing-masing sampai sekarang aku tidak ketemu teman-teman lagi karena sudah perpisahan di sekolah.” Pen ggunaan kata „ketemu‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ketemu‟, adalah bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kalimat bahasa Indonesia . Bentuk kata dasar dari kata tersebut adalah „temu‟. Seharusnya ba hasa Indonesianya adalah „bertemu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Kami pun pulang ke rumah masing-masing. Sampai sekarang saya sudah tidak bertemu lagi dengan teman-teman, karena s udah perpisahan di sekolah.” Tabel 4.18 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Kerja Kelompok Bersama Teman “ Siswa Nisfi Fadilah No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 44 Waktu kita belajar kelompok kita ketawa terus, malah paling heboh sendiri, yang lain pada diem. kalimat ke-4 Ketawa Diem Tertawa Diam Waktu kita belajar kelompok kita tertawa terus, malah paling heboh sendiri, yang lain diam. 45 Kita cuma main-main ajah, kita di sana foto-foto dan karokean, pokoknya seru deh sampe- sampe lupa waktu. kalimat ke-9 Ajah Deh Sampe-sampe Saja Sampai-sampai Kita cuma main- main saja, kita di sana foto-foto dan karokean, pokoknya seru sampai-sampai lupa waktu 46 Waktu di jalan kita ketemu ibu Lilis dan akhirnya kita sempet ngobrol dulu deh ga Ketemu Sempet Ngobrol Dulu Bertemu Sempat Mengobrol Dahulu Waktu di jalan kita bertemu ibu Lilis dan akhirnya kita sempat mengobrol nyangka bisa ketemu ibu Lilis. kalimat ke- 11 Deh Ga nyangka Tidak Menyangka dahulu tidak menyangka bisa bertemu ibu Lilis. 47 Katanya sih abis pulang dari rumah kepala sekolah yang dulu karna kepala sekolah yang dulu sudah meninggal. kalimat ke-12 Sih Abis Habis Katanya habis pulang dari rumah kepala sekolah yang dahulu karena kepala sekolah yang dahulu sudah meninggal. Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Nisfi Fadilah sebanyak empat belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat empat, sembilan, sebelas dan dua belas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Waktu kita belajar kelompok kita ketawa terus, malah paling heboh sendiri, yang lain pada diem .” Penggunaan kata „ketawa‟ dan „diem‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kedua kata tersebut merupakan kata bahasa Betawi, seharusnya diganti menjadi „tertawa‟ dan „diam‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat kami belajar kelompok, kami tertawa-tawa dan paling heboh sendiri, yang lain hanya diam .” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 9 “Kita cuma main-main ajah, kita di sana foto-foto dan karokean, pokoknya seru deh sampe-sampe lupa waktu ” Penggunaan kata „ajah‟, „deh‟, dan „sampe-sampe‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ajah‟ bukan merupakan kata baku bahasa Indonesia. Seharusnya diganti menjadi „saja‟. Kata „sampe-sampe‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Kata-kata yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „sampe-sampe‟ menjadi „sampai- sampai‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Kami hanya bermain-main, foto-foto, dan karokean. Pokoknya sangat menyenangkan hingga lupa waktu .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11 Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11 “Waktu di jalan kita ketemu ibu Lilis dan akhirnya kita sempet ngobrol dulu deh ga nyangka bisa ketemu ibu Lilis. ” Penggunaan kata „ketemu‟, „sempet‟, „ngobrol‟, „deh‟, „ga‟, dan „nyangka‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata „ketemu‟, „sempet‟, „ngobrol‟, „ga‟, dan „nyangka‟ seharusnya diganti menjadi „bertemu‟, „sempat‟, „mengobrol‟, tidak‟, dan „menyangka‟. Sedangkan „deh‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat di jalan, kami bertemu ibu Lilis dan akhirnya kami sempat mengobrol. Tidak disangka dapat bertemu ibu Lilis.” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-12 Kalimat ke-12 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-12 “Katanya sih abis pulang dari rumah kepala sekolah yang dulu karna kepala sekolah yang dulu sudah meninggal.” Penggunaan kata „sih‟ , „abis‟, dan „dulu‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „sih‟ merupakan kata partikel dalam bahasa Betawi. Sedangkan kata „abis‟ dan „dulu‟ bukan kata baku dalam bahasa indonesia. Kata yang benar adalah „habis‟ dan „dahulu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Katanya mereka dari rumah kepala sekolah yang dahulu, karena kepala sekolah yang dahulu baru saja meninggal .” Tabel 4.19 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Putri Dewi No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 48 Padahal kan gunung kapur itu jauh Banget tapi nggak kerasa kalau kita bercanda, ketawa-ketawa, ngak ada rasa capek ataupun ngeluh dari mulut kita. kalimat ke-6 Kan Banget Tapi Nggak Kerasa Ketawa-ketawa Ngeluh Sangat Tetapi Tidak Terasa Tertawa Mengeluh Padahal Gunung Kapur itu sangat jauh tetapi tidak terasa kalau kita bercanda, tertawa, tidak ada rasa capek ataupun mengeluh dari mulut kita. 59 Sesampainya di gunung kapur kita semua bermain bom- bom kar resep banget sampe nabrak- nabrak. kalimat ke- 7 Resep Banget Sampe Nabrak-nabrak Senang Sangat Sampai Menabrak Sesampainya di Gunung Kapur kita semua bermain bom- bomkar, sangat senang sampai menabrak. 50 Pas udah bosen kita semua langsung kegunungnya kita mendaki kaya orang mendaki beneran. kalimat ke-8 Pas Udah Bosen Kaya Beneran Saat Sudah Bosan Seperti Sebenarnya Saat sudah bosan kita semua langsung ke gunungnya, kita mendaki seperti orang mendaki sebenarnya. 51 Setelah waktu udah menjelang siang di sana ada dangdut kita semua ngeliat trus joget-joget dah. kalimat ke-9 Udah Ngeliat Trus Joget-joget Dah Sudah Melihat Goyang-goyang Setelah waktu sudah menjelang siang, di sana ada dangdut kita semua melihat lalu goyang-goyang. 52 Stelah waktu udah jam 13.30 kita semua pulang. kalimat ke- 10 Udah Sudah Setelah waktu sudah pukul 13.30 kita semua pulang. 53 Coba ajah sahabat- sahabatku bisa maen seperti ini lagi pasti seru deh jangan bosen-bosen deh kalau berteman denganku. kalimat ke-13 Ajah Maen Deh Bosen-bosen Saja Main Bosan-bosan Coba saja sahabat- sahabatku bisa main seperti ini lagi pasti seru, jangan bosan- bosan kalau berteman denganku. Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Putri Dewi sebanyak dua puluh enam kali. Kesalahan terletak pada kalimat enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dan tiga belas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-6 Kalimat ke-6 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 6 “Padahal kan gunung kapur itu jauh Banget tapi ngak kerasa kalau kita bercanda, ketawa-ketawa, ngak ada rasa capek ataupun ngeluh dari mulut kita.” Penggunaan kata „kan‟, „banget‟, „tapi‟, „ngak‟, „kerasa‟, „ketawa- ketawa‟, dan „ngeluh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „kan‟ bukan kata dalam bahasa Indonesia. Seharusnya tidak perlu ditulis pada kalimat tersebut. Kata- kata tersebut seharusnya diganti menjadi „ sangat‟, „tetapi‟, „tidak‟, „terasa‟, „tertawa‟, dan „mengeluh‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Padahal Gunung Kapur itu sangat jauh, tetapi tidak terasa jika sambil bercanda dan tertawa. Tidak ada rasa capek ataupun mengeluh dari mulut kami. ” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-7 Kalimat ke-7 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-7 “Sesampainya di gunung kapur kita semua bermain bom- bom kar resep banget sampe nabrak-nabrak .” Penggunaan kata „resep‟, „banget‟, „sampe‟, dan „nabrak-nabrak‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata-kata tersebut seharusnya diganti menjadi „senang‟, „sangat‟, „sampai‟, dan „menabrak‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sesampainya di Gunung Kapur, kami semua bermain bom- bomkar, sangat senang hingga menabrak .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8 “Pas udah bosen kita semua langsung kegunungnya kita mendaki kaya orang mendaki beneran .” Penggunaan kata „pas‟, „udah‟, „bosen‟, „kaya‟, dan „beneran‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „pas‟ sama artinya dengan kata „saat‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „udah‟ dan „bosen‟bukan kata baku bahasa Indonesia, kata tersebut terpengaruh oleh bahasa Betawi. Seharusnya kata yang digunakan adalah „sudah‟ dan „bosan‟. Kata „kaya‟ dalam bahasa Betawi sama artinya dengan‟seperti‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „beneran‟ menggunakan akhiran- an. Akhiran tersebut sama bentuknya dengan akhiran bahasa Indonesia, tetapi penggunaannya dalam bahasa Betawi cukup khas. Dalam bahasa Betawi akhiran itu bisa menyatakan „lebih‟ bila dihubungkan dengan bentuk dasar adjektiva. Sedangkan dalam bahasa Indonesia akhiran-an menyatakan hasil. Jadi, kata yang tepat digunakan untuk kalimat tersebut yaitu „sebenarnya‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat sudah bosan, kami semua langsung ke gunung. Kami mendaki seperti pendaki gunung sebenarnya .” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-9 Kalimat ke-9 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-9 “Setelah waktu udah menjelang siang di sana ada dangdut kita semua ngeliat trus joget-joget dah .” Penggunaan kata „udah‟, „ngeliat‟, „trus‟, joget-jeget‟, dan „dah‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan bahasa Betawi yang dalam bahasa Indonesia menjadi „sudah‟, „lalu‟, „melihat‟, dan „goyang-goyang‟. Sedangkan „dah‟ bukan kata dalam bahasa Indonesia melainkan kata partikel dalam bahasa Betawi. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Setelah waktu menjelang siang, di sana ada dangdut. Kami semua melihat lalu ikut bergoyang .” 5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-10 Kalimat ke-10 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 10 “Stelah waktu udah jam 13.30 kita semua pulang.” Penulisan kata „udah‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „udah‟ seharusnya diganti „sudah‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Setelah waktu menunjukkan pukul 13.30, kami semua pulang.” 6. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13 Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak enam kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 13 “Coba ajah sahabat-sahabatku bisa maen seperti ini lagi pasti seru deh jangan bosen-bosen deh kalau berteman denganku” Pe nggunaan kata „ajah‟, „maen‟, „bosen-bosen‟, dan „deh‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ajah‟ tersebut seharusnya diganti menjadi „saja‟. Kata „maen‟ dan „bosen-bosen‟ merupakan kata bahasa Indonesia yang terpengaruh tata ucap bahasa Betawi yang setiap akhir katanya dilafalkan è . Kata „maen‟ dan „bosen-bosen‟ dalam bahasa Indonesia yang benar adalah „main‟ dan „bosan-bosan‟. Sedangkan „deh‟ bukan kata dalam bahasa Indonesia melainkan kata partikel dalam bahasa Betawi, seharusnya tidak perlu ditulis dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Jika saja sahabat-sahabat saya bisa main seperti ini lagi, pasti menyenangkan. Jangan bosan-bosan kalau berteman dengan saya .” Tabel 4.20 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi “Maaf untuk Ummi “Siswa Ida Laela No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 54 Ummi: “sini dulu sebentar, beliin umi Beliin Belikan Ummi: “sini dulu sebentar, belikan umi gula ke warung 2kg”.kalimat ke-5 gula ke warung 2kg.” 55 Aku gak dengerin umi, terus umi marah-marah. kalimat ke-8 Gak Dengerin Tidak mendengarkan Aku tidak mendengarkan umi, lalu umi marah- marah. 56 Aku dinasehatin sama nenek, kata nenek “neng Fa‟ud gak boleh ngebantah, bantuin umi”. kalimat ke-10 Dinasehatin Gak Ngebantah Bantuin Dinasihati Tidak Membantah Bantu Aku dinasihati oleh nenek, kata nenek “neng Fa‟ud tidak boleh membantah, bantu umi.” 57 Terutama umi, umi yang udah ngelahirin kamu, ngerawat kamu sampe sekarang kamu inget surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu ngelawan emang kamu mau dosa terus masuk neraka?. kalimat ke-13 Udah Ngelahirin Ngerawat Sampe Inget Ngelawan Emang Terus Sudah Melahirkan Merawat Sampai Ingat Melawan Memang Lalu Terutama umi, umi yang sudah melahirkan kamu, merawat kamu sampai sekarang kamu ingat surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu melawan memang kamu mau dosa lalu masuk neraka? 58 Terus gak tau kenapa hati aku jadi tunduk karena perkataan nenek tadi, aku langsung lari ke dalam rumah, sampai-sampai HP aku jatuh, enggak aku hiraukan, di dalam rumah aku menemui ummi sedang ngiris bawang, aku masih takut deketin ummi, tapi aku berusaha, aku berkata:”ummi...” kalimat ke-14 Terus Gak Tau Enggak Ngiris Deketin Tapi Lalu Tidak Tahu Tidak Mengiris Mendekati tetapi Lalu tidak tahu kenapa hati aku jadi tunduk karena perkataan nenek tadi, aku langsung lari ke dalam rumah, sampai- sampai HP aku jatuh, tidak aku hiraukan, di dalam rumah aku menemui ummi sedang mengiris bawang, aku masih takut mendekati ummi, tetapi aku berusaha, aku be rkata:”ummi...” Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Ida Laela sebanyak dua puluh dua kali. Kesalahan terletak pada kalimat lima, delapan, sepuluh, tiga belas, dan empat belas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5 Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5 “Ummi: “sini dulu sebentar, beliin umi gula ke warung 2kg .” Penggunaan kata „beliin‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „beliin‟ menggunakan akhiran -in. Akhiran –in merupakan akhiran dalam bahasa Betawi yang di dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan akhiran –i dan –kan. Kata „beliin‟ adalah kata bahasa Betawi yang dalam bahasa Indonesianya „belikan‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Ummi: “sini dulu sebentar, belikan umi gula ke warung 2 kg.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tiga kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 8 “Aku gak dengerin umi, terus umi marah-marah .” Penggunaan kata „gak‟, „dengerin‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „gak‟ seharusnya diganti menjadi „tidak‟. Kata „dengerin‟ merupakan kata bahasa Betawi dengan akhiran –in. Akhiran –in merupakan akhiran dalam bahasa Betawi yang di dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan akhiran –i dan –kan. Kata „dengerin‟ dalam bahasa Indonesia adalah „mendengarkan‟. Kata „terus‟ seharusnya diganti dengan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya tidak mendengarkan umi, lalu umi marah-marah.” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-10 Kalimat ke-10 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-10 “Aku dinasehatin sama nenek, kata nenek “neng Fa‟ud gak boleh ngebantah, bantuin umi.” Penggunaan kata „dinasehatin‟, „gak‟, ngebantah‟, dan „bantuin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut adalah kata dalam bahasa Betawi. Dalam bahasa Indonesianya adalah „tidak‟, „dinasihati‟, „membantah‟ dan „bantu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya dinasihati oleh nenek. Kata nenek “neng Fa‟ud tidak boleh membantah, bantu umi.” 4. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13 Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak delapan. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-13 “Terutama umi, umi yang udah ngelahirin kamu, ngerawat kamu sampe sekarang kamu inget surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu ngelawan emang kamu mau dosa terus masuk neraka? .” Penggunaan kata „udah‟, „ngelahirin‟, ngerawat‟, „sampe‟, „inget‟, „ngelawan‟, „emang‟, dan „terus‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata dalam bahasa Betawi. Dalam bahasa Indonesianya adalah „sudah‟, „melahirkan‟, „merawat‟, „sampai‟, „ingat‟, „melawan‟, „memang‟, dan „lalu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Terutama umi, umi yang sudah melahirkan kamu, merawat kamu sampai sekarang, kamu harus ingat surga ada di telapak kaki ibu, kalau kamu melawan memang kamu mau dosa lalu masuk neraka?.” 5. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-14 Kalimat ke-14 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak tujuh kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-14 “Terus gak tau kenapa hati aku jadi tunduk karena perkataan nenek tadi, aku langsung lari ke dalam rumah, sampai-sampai HP aku jatuh, enggak aku hiraukan, di dalam rumah aku menemui ummi sedang ngiris bawang, aku masih takut deketin ummi, tapi aku berusaha, aku berkata: ”ummi...” Penggunaan kata „terus‟, „gak‟, „tau‟, „enggak‟ „ngiris‟dan „deketin‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-kata tersebut merupakan bahasa Betawi yang bahasa Indonesianya adalah „lalu‟, „tidak‟, „tahu‟, „tidak‟, „mengiris‟, dan „mendekati‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Lalu tidak tahu kenapa hati saya menjadi tunduk karena perkataan nenek tadi, saya berlarilari ke dalam rumah hingga hand phone saya terjatuh, namun tidak saya hiraukan. Di dalam rumah saya menemui ummi yang sedang mengiris bawang. Saya masih takut untuk mendekati ummi, tetapi saya terus berusaha. Saya berkata:”ummi....” Tabel 4.21 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Windi Anggraini No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 59 Pada hari itu aku sedih banget nyari- nyari Hp aku. kalimat ke-3 Banget Nyari-nyari Sangat Mencari-cari Pada hari itu aku sangat sedih mencari-cari Hp aku 60 Tapi pas aku mau pake Hpnya malah dibawa kakak aku kerja. kalimat ke-11 Tapi Pas pake Malah Tetapi Saat Pakai Justru Tetapi saat aku mau pakai, Hpnya justru dibawa kakak ku kerja. 61 Trus aku nungguin kakak aku pulang tapi dia belum pulang juga hingga aku tertidur di ruang tamu, taunya kakak ku nginep di kosan temennya. kalimat ke-12 Trus Nungguin Tapi Tau Nginep Temen Lalu Menunggu Tetapi Tahu Menginap Teman Lalu aku menunggu kakak aku pulang tetapi dia belum pulang juga hingga aku tertidur di ruang tamu, tahunya kakak ku menginap di kosan temannya. Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Windi Anggraini sebanyak dua belas kali. Kesalahan terletak pada kalimat tiga, sebelas, dan dua belas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-3 Kalimat ke-3 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 3 “Pada hari itu aku sedih banget nyari-nyari Hp aku .” Penggunaan kata „banget‟ dan „nyari-nyari‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata tersebut sama artinya dengan „ sangat‟ dan „mencari-cari‟ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “ Hari itu saya sangat sedih karena mencari-cari hand phone.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-11 Kalimat ke-11 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak empat kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-11 “Tapi pas aku mau pake Hpnya malah dibawa kakak aku kerja .” Penggunaan kata „tapi‟, „pas‟, „malah‟ dan „pake‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kalimat tersebut merupakan struktur kata bahasa Indonesia yang terpengaruh bahasa Betawi. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata „tetapi‟. Sedangkan kata „pake‟ juga merupakan bahasa Betawi. Bahasa Betawi tidak mengenal vokal rangkap atau diftong ai, au. Dengan demikian kata-kata yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan diftong dalam bahasa Betawi diucapkan dengan è dan o. Kata „pake‟ yang benar yaitu „pakai‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Tetapi saat saya ingin memakainya, ternyata hand phone itu dibawa kakak ke tempat kerja .” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-12 Kalimat ke-12 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata, pemilihan kata baku, dan struktur kata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-12 “Trus aku nungguin kakak aku pulang tapi dia belum pulang juga hingga aku tertidur di ruang tamu, taunya kakak ku nginep di kosan temennya .” Penggunaan kata „trus‟, „nungguin‟, „taunya‟, „nginep‟, dan „temen‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „trus‟ merupakan kata bahasa Betawi yang art inya sama dengan „lalu‟ dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ merupakan unsur bahasa Betawi yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ pada kalimat di atas, seharusnya diganti dengan kata „tahu‟. Kata „nginep‟ dan „temen‟ merupakan kata bahasa Betawi, yang seharusnya diganti dengan „menginap‟ dan „teman‟. Sedangkan kata „nungguin‟ merupakan kata yang terpengaruh oleh unsur kata bahasa Betawi. Akhiran –in merupakan akhiran dalam bahasa Betawi. Kata „nungguin‟ seharusnya diganti menjadi „menunggu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Lalu saya menunggu kakak pulang, tetapi dia belum pulang juga hingga saya tertidur di ruang tamu. Ternyata kakak menginap di kosan temannya .” Tabel 4.22 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Dinda Humairah No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 62 Sesudah membantu keluarga saya mandi abis mandi memakai baju dan sarapan. kalimat ke-4 Abis Habis Sesudah membantu keluarga, saya mandi. Habis mandi memakai baju dan sarapan 63 Abis sarapan saya bermain sepedah bersama teman-teman saya. kalimat ke-5 Abis Sepedah Habis Sepeda Habis sarapan saya bermain sepeda bersama teman- teman saya. Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Dinda Humairah sebanyak tiga kali. Kesalahan terletak pada kalimat empat dan lima 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-4 Kalimat ke-4 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-4 “Sesudah membantu keluarga saya mandi abis mandi memakai baju dan sarapan.” Penggunaan kata „abis‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata-tersebut seharusnya diganti „ setelah‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Sesudah membantu keluarga, saya mandi. Setelah itu saya memakai baju dan sarapan .” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5 Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-5 “Abis sarapan saya bermain sepedah bersama teman-teman saya .” Penggunaan kata „abis‟, dan „sepedah‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata tersebut seh arusnya diganti menjadi „sehabis‟ dan „sepeda‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Setelah sarapan saya bermain sepeda.” Tabel 4.23 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi Siswa Amelia Agustin No Kalimat Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Perbaikan Kata dalam Kalimat 64 Saya ga nyangka kejadian itu bisa terjadi. kalimat ke-1 Ga Nyangka Tidak Menyangka Saya tidak menyangka kejadian itu bisa terjadi. 65 Saya juga ga tau kenapa hati ini terus berkata begitu. kalimat ke-8 Ga Tau Tidak Tahu Saya juga tidak tahu kenapa hati ini terus berkata begitu 66 Saat itu saya bingung harus gimana. kalimat ke-13 Gimana Bagaimana Saat itu saya bingung harus bagaimana Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Amelia Agustin sebanyak lima kali. Kesalahan terletak pada kalimat satu, delapan, dan tiga belas. 1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-1 Kalimat ke-1 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak dua kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 1 “Saya ga nyangka kejadian itu bisa terjadi.” Penggunaan kata „ga‟ dan „nyangka‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Penggunaan kata yang tepat adalah „tidak‟ dan „menyangka‟ . Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya tidak menyangka kejadian itu bisa terjadi.” 2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8 Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata pada pemilihan kata dan pemilihan kata baku. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-8 “Saya juga ga tau kenapa hati ini terus berkata begitu.” Penggunaan kata „ga‟ dan „tau‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „ga‟ dalam bahasa Indonesianya yaitu „tidak‟. Kata „tau‟ merupakan unsur bahasa Betawi yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata „tau‟ pada kalimat di atas, seharusnya diganti dengan „tahu‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saya juga tidak tahu kenapa hati ini terus berkata begitu.” 3. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-13 Kalimat ke-13 ditemukan kesalahan penggunaan sebanyak satu kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke- 13 “Saat itu saya bingung harus gimana. ” Penggunaan kata „gimana‟ pada kalimat di atas tidak tepat. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „bagaimana‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Saat itu saya bingung harus bagaimana.” TABEL 4.24 JUMLAH KESALAHAN PENGGUNAN KOSAKATA PADA KARANGAN NARASI SISWA No Nama Siswa Kosakata Berbahasa Betawi Seharusnya Jumlah 1 Bella Safitri Bareng Ketemu Tapi Gak Ngejawab Manggilnya Gak Ngejawab Bersama Bertemu Tetapi Tidak Menjawab Memanggilnya Tidak Menjawab 9 4,97 2 Dini Hulia Banget Sangat 1 0,55 3 Syifa Dwi Temen-temen Gak Ajah Temen-temen Tapi Dulu Kayanya Teman-teman Tidak Saja Teman-teman Tetapi Dahulu Sepertinya 19 10,49 Sih Terus Ngomongnya Pake Kan Temene-temen Gak Ngerti Omongin Ngobrol-ngobrol Temen-temen Ketemu - Lalu Bicaranya Pakai - Teman-teman Tidak Mengerti Bicarakan Mengobrol Teman-teman Bertemu 4 Syah Reza Pengen Liat Cepet-cepet Banget Buat Liat Temen-temen Ingin Lihat Cepat-cepat Sangat Untuk Lihat Teman-teman 7 3,86 5 Nurul Aini Pas Terus Pas Kasih tau Terus Deh Terusnya Pas Ribet Loh Tapi Saat Lalu Saat Beri tahu Lalu - Kemudian Saat Repot - Tetapi 11 6,07 6 Hanny Hapita Bareng Ketemu Menegor Tapi Dulu Tapi Mah Udah Pendiem Pinter Deh Bersama Bertemu Menegur Tetapi Dahulu Tetapi - Sudah Pendiam Pintar - 11 6,07 7 Wafha Fauziah Terus Lalu 1 0,55 8 Lailatul Dulu Terus Dahulu Lalu 13 7,18 Qadariyah Terus Gak Kali Terus Kesasar Nanya-nanya Tau Kali Eh Nyebrang Gak Lalu Tidak Sungai Lalu Tersesat Bertanya Tahu Sungai - Menyebrang Tidak 9 Citra Jendagia Dulu Ngumpul Dapetin Ketemu Dahulu Berkumpul Mendapatkan Bertemu 4 2,20 10 Nurruba Rahayu Bareng Deh Terus Berantem Dulu Bersama - Lalu Bertengkar Dahulu 5 2,76 11 Alfira Faila Terus Pas Ngejenguk Lalu Saat Menjenguk 3 1,65 12 Julian Ramayanti Kemaren Kemarin 1 0,55 13 Peri Irawan Gede Besar 1 0,55 14 Mega Citra Ngumpul Berkumpul 1 0,55 15 Alvira Damayanti Ujan Geladag-geludug Aja Tapi Nungguin Bareng Lukak-likuk Puyeng Hujan Petir Saja Tetapi Menunggu Bersama Berliku-liku Pusing 8 4,41 16 Shipa Pauziah Banget Sangat 1 0,55 17 Nurkamala Sodaraku Nginep Engga Mabok Ketemu Saudaraku Menginap Tidak Mabuk Bertemu 5 2,76 18 Nisfi Fadilah Ketawa Diem Ajah Deh Sampe-sampe Ketemu Sempet Ngobrol Dulu Deh Ga nyangka Sih Abis Tertawa Diam Saja - Sampai-sampai Bertemu Sempat Mengobrol Dahulu - Tidak Menyangka - Habis 14 7,73 19 Putri Dewi Kan Banget Tapi Nggak Kerasa Ketawa-ketawa Ngeluh Resep Banget Sampe Nabrak-nabrak Pas Udah Bosen Kaya Beneran Udah Ngeliat Trus Joget-joget Dah Udah Ajah Maen Deh Bosen-bosen - Sangat Tetapi Tidak Terasa Tertawa Mengeluh Senang Sangat Sampai Menabrak Saat Sudah Bosan Seperti Sebenarnya Sudah Melihat Lalu Goyang-goyang - Sudah Saja Main - Bosan-bosan 26 14,36 20 Ida Laela Beliin Gak Dengerin Dinasehatin Gak Ngebantah Belikan Tidak Mendengarkan Dinasihati Tidak Membantah 22 12,15 Bantuin Udah Ngelahirin Ngerawat Sampe Inget Ngelawan Emang Terus Terus Gak Tau Enggak Ngiris Deketin Tapi Bantu Sudah Melahirkan Merawat Sampai Ingat Melawan Memang Lalu Lalu Tidak Tahu Tidak Mengiris Mendekati Tetapi 21 Windi Anggraini Banget Nyari-nyari Tapi Pas pake Malah Trus Nungguin Tapi Tau Nginep Temen Sangat Mencari-cari Tetapi Saat Pakai Justru Lalu Menunggu Tetapi Tahu Menginap Teman 12 6,62 22 Dinda Humairah Abis Abis Sepedah Sehabis Sehabis Sepeda 3 1,65 23 Amelia Agustin Ga Nyangka Ga Tau Gimana Tidak Menyangka Tidak Tahu Bagaimana 5 2,76 Jumlah 181 100 TABEL 4.25 PERSENTASE JUMLAH KESALAHAN PENGGUNAN KOSAKATA PADA KARANGAN NARASI SISWA No Nama Siswa Jumlah Kosakata Berbahasa Betawi 1 Dini Hulia 1 0,55 2 Wafha Fauziah 1 0,55 3 Julian Ramayanti 1 0,55 4 Peri Irawan 1 0,55 5 Mega Citra 1 0,55 6 Shipa Pauziah 1 0,55 7 Alfira Faila 3 1,65 8 Dinda Humairah 3 1,65 9 Citra Jendagia 4 2,20 10 Nurruba Rahayu 5 2,76 11 Nurkamala 5 2,76 12 Amelia Agustin 5 2,76 13 Syah Reza 7 3,86 14 Alvira Damayanti 8 4,41 15 Bella Safitri 9 4,97 16 Nurul Aini 11 6,07 17 Hanny Hapita 11 6,07 18 Windi Anggraini 12 6,62 19 Lailatul Qadariyah 13 7,18 20 Nisfi Fadilah 14 7,73 21 Syifa Dwi 19 10,49 22 Ida Laela 22 12,15 23 Putri Dewi 26 14,15

B. Interpretasi data

Berdasarkan deskripsi data di atas, diperoleh tiga puluh karangan narasi siswa kelas VII MTs Negeri Parung semester genap tahun pelajaran 20122013. Dari tiga puluh karangan tersebut didapatkan dua puluh tiga karangan yang termasuk dalam karangan narasi dan penggunaan kosakatanya tidak tepat kesalahan kosakata. Setelah menyelesaikan analisis pada tabel kesalahan penggunaan kosakata pada karangan narasi siswa, penulis membuat rincian jumlah penggunaan kosakata bahasa Betawi pada karangan narasi siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi. Perhitungan ditujukan untuk melihat banyaknya penggunaan bahasa Betawi pada karangan narasi siswa. Selanjutnya, jumlah yang terkumpul dihitung dengan persentase. Perhitungan persentase digunakan untuk besarnya persentase penggunaan bahasa Betawi pada tiap karangan siswa berlatar belakang bahasa Betawi menggunakan rumus sebagai berikut: P = Keterangan: P = Persentase F = Jumlah Kata Berbahasa Betawi pada Tiap Karangan N = Jumlah Kata Berbahasa Betawi pada Seluruh Karangan Berdasarkan perhitungan dari tabel jumlah kesalahan penggunaan kosakata pada karangan narasi siswa, dapat dilihat bahwa karangan dari siswa Putri Dewi paling banyak terdapat penggunaan kosakata berbahasa Betawi yaitu sebanyak dua puluh enam kali atau 14,15. Siswa tersebut bersuku Sunda, tetapi bahasa sehari-hari dan bahasa keduanya adalah bahasa Betawi. Berdasarkan data siswa tersebut, latar belakang bahasa siswa tersebut adalah bahasa Betawi. Karangan kedua yang terdapat paling banyak penggunaan kosakata berbahasa Betawi yaitu karangan siswa Ida Laela sebanyak dua puluh dua kali atau 12,15. Siswa tersebut bersuku asli Betawi dan bahasa yang digunakan sehari-hari juga bahasa Betawi. Berdasarkan data siswa tersebut, latar belakang bahasa siswa tersebut adalah bahasa Betawi. Karangan ketiga yang terdapat paling banyak penggunaan kosakata berbahasa Betawi yaitu karangan siswa Syifa Dwi sebanyak sembilan belas kali atau 10,49. Siswa tersebut juga bersuku asli Betawi dan bahasa yang digunakannya sehari-hari adalah bahasa Betawi. Berdasarkan data siswa tersebut, latar belakang bahasa siswa tersebut adalah bahasa Betawi. Dari data pada tabel tabel jumlah kesalahan penggunaan kosakata pada karangan narasi siswa, dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa dalam berbahasa Indonesia masih terbatas, terutama pada penggunaan kosakata. Siswa sulit membedakan antara bahasa Betawi dan bahasa Indonesia, maka dari itu banyak sekali penggunaan bahasa Betawi dalam karangan narasi siswa. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan penggunaan kosakata pada karangan narasi siswa kelas VII MTs Negeri Parung semester genap tahun pelajaran 20122013, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: Dari tiga puluh karangan yang dianalisis, tedapat dua puluh tiga karangan yang penggunaan kosakatanya tidak tepat kesalahan kosakata. Karangan yang diteliti paling banyak menggunakan kosakata berbahasa Betawi yaitu karangan siswa Putri Dewi terdapat dua puluh enam kali atau 14,15 misalnya, kata „banget‟, „ngeluh‟, „resep‟, „bosen‟, „ngeliat‟, „kerasa‟, dan „sampe‟. Siswa tersebut bersuku asli Sunda, tetapi bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan data siswa yang diperoleh, latar belakang bahasa siswa tersebut adalah bahasa Betawi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis ingin mengungkapkan saran-saran sebagai berikut: 1 Guru bahasa dan sastra Indonesia, hendaknya dalam proses pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2 Sebagai seorang guru hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan tempat guru mengajar dan situasi kebahasaan anak didiknya. Seorang guru juga harus dapat menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang menyenangkan bagi siswa, dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, serta dapat melakukan pendekatan kepada siswa agar terlihat keakraban. 87

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Penggunaan Leksikal Di Dalam Karangan Pembelajar Bahasa Inggris Pada Politeknik Immanuel Medan

0 36 95

Hiperkorek dalam Karangan Narasi Ekspositori Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Tanggul.

0 5 13

Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia Dalam Teks Pidato Siswa Kelas IX Semester Genap SMP Islam Harapan Ibu Tahun Pelajaran 2012/2013

2 46 96

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa kelas XI Semester Genap Madrasah Aliyah. Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

0 11 90

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Ganti Orang Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Xi.1 Semester Ganjil Sma Muhammadiyah Sawangan Depok Jawa Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

1 11 96

Analisis Kesalahan Morfologi Dalam Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas Vii Semester 2 Di Mtsn Tangerang Ii Pamulang Tahun Ajaran 2012/2013

0 8 253

Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

0 8 114

Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 180

Analisis Kesalahan Penggunaan Preposisi pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Tahun Pelajaran 2014/2015

1 5 85

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52