Karangan Narasi Landasan Teori

narasi ekspositoris antara lain kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang pembunuhan. Narasi ekspositoris bisa dibagi menjadi dua yakni bersifat generalisasi dan khusus. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses umum dan dapat dilakukan oleh siapa saja dan dapat dilakukan berulang-ulang. Kemahiran menjadi tujuan utama narasi sifat ini. Misalnya adalah narasi yang menceritakan bagaimana membuat pisang goreng. Narasi ini memberikan tahap-tahap pembuatan pisang goreng sampai menjadi pisang goreng siap makan. Semua orang bisa melakukannya asal dilakukan sesuai petunjuk dan berulang-ulang dipraktikkan. Sementara itu, narasi ekpositoris yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang kha, yang hanya terjadi satu kali saja. Peristiwa tersebut tentu saja tidak bisa diulang-ulang, karena merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Misalnya, pengalaman seseorang yang baru saja pergi ke luar negeri, yang tidak mungkin diulang karena dikisahkan dalam sebuah narasi yang bersifat khusus b. Narasi Sugestif Narasi ini berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwanya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Tujuannya bukan utuk memperluas pengetahuan pembaca tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan. Maka, narasi sugestif bertujuan untuk menimbulkan daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayalnya. Pembaca diharapkan mampu menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara ekplisist sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sementara itu makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua objek dipaparkanm sebagai suatu rangkaian gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Contoh tulisan narasi sugestif adalah novel dan cerpen.

4. Pengertian Kedwibahasaan

Dilihat dari jumlah bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat bahasa, ada masyarakat bahasa yang menggunakan satu bahasa dan ada masyarakat bahasa yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Zaman yang terus maju, ilmu pengetahuan tentang masalah kebahasaan pun turut berkembang. Pengertian kedwibahasaan sebagai salah satu gejala kebahasaan turut pula berkembang. Kedwibahasaan adalah istilah yang pengertiannya bersifat nisbi relatif. Kenisbian tersebut terjadi karena batas seseorang untuk dapat disebut dwibahasawan itu bersifat arbitrer. Pada mulanya kedwibahasaan diartikan sebagai penguasaan yang sama baik terhadap dua buah bahasa oleh seseorang seperti halnya penguasaan oleh pembicara asli. 23 Kedwibahasaan merupakan kenyataan dalam masyarakat Indonesia, pada masa lalu, masa sekarang, dan lebih-lebih pada masa mendatang. Hal itu merupakan bagian dan sekaligus pencerminan dari keadaan kebudayaan kita yaitu kebudayaan bhineka tunggal ika. Istilah bilingualisme Inggris: bilingualism dalam bahasa Indonesia di sebut juga kedwibahasaan. Dalam sosiolinguistik, secara umum bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. 24 Senada dengan pendapat yang dikemukakan sebelumnya, Ohoiwutun mengemukakan bahwa penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau suatu masyarakat dinamai bilingualisme atau kedwibahasaan. 25 Kedwibahasaan adalah kebiasaan penggunaan dua bahasa atau lebih dalam suatu masyarakat bahasa. 26 According to Dornyei bilingualism that defines the term as the ability 23 Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: CV Diponegoro, 1984, hlm.26 24 Abdul Chaer, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hlm. 84 25 Paul Ohoiwutun, Sosiolinguistik Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudayaan, Jakarta: Kesaint Blanc, 1997, hlm.66 26 Abdul Syukur Ibrahim dan Suparno, Sosiolinguistik, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, hlm.3.9 to produce complete meaningful utterances in two language. 27 yang artinya kemampuan menghasilkan keseluruhan makna dalam dua bahasa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kedwibahasaan merupakan penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau masyarakat secara bergantian. Untuk dapat menggunakan dua bahasa, tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa tersebut terlebih dahulu.

5. Analisis Kesalahan Berbahasa

a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa Manusia sebagai makhluk Tuhan tidak akan lepas dari kesalahan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara kelompok maupun individu selalu mengandung dua risiko. Pertama, risiko kebenaran dan kedua resiko kesalahan. Namun, pada hakikatnya kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan itu harus dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali. Setiap manusia baik itu anak-anak, remaja, ataupun dewasa, dalam kegiatan berkomunikasi baik lisan maupun tulis setiap hari menggunakan bahasa. Dalam berkomunikasi, siswa terkadang atau sering melakukan kesalahan. Istilah “kesalahan” yang dipergunakan dalam buku ini adalah padanan dari kata “errors” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris sendiri kata errors mempunyai sinonim, antara lain: mistakes dan goofs. Demikian pula halnya dalam bahasa Indonesia, di samping kata kesalahan kita pun mengenal kata kekeliruan dan kata kegalatan. 28 Dalam kegiatan berbahasa yang terdiri dari empat kegiatan berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara tidak lepas dari kesalahan- kesalahan. Kesalahan yang ditimbulkan tentu berhubungan dengan masalah- masalah kebahasaan pula. Di dalam kegiatan berbahasa, khususnya menulis, kesalahan-kesalahan mengenai penggunaan kosakata, tanda baca, ejaan, dan pilihan kata banyak dilakukan oleh penulis. 27 Zoltan Dornyei, The Psychology of Second Language Acquisition, New York: Oxford , 2009, hlm.15 28 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1988, hlm.142 Seseorang melakukan kesalahan berbahasa disebabkan oleh dua kemungkinan. Pertama pengarang benar-benar tidak tahu bahwa yang ditulisnya itu salah, kedua melakukan kesalahan berbahasa, walaupun sebenarnya pengarang tahu bahwa hal itu salah, tetap saja ia melakukannya. Pada sebab kesalahan pertama harus diberitahu mengenai kesalahan yang dilakukan oleh pengarang, mana yang benar dan salah, sedangkan pada sebab kesalahan kedua pengarang harus diberi tahu dan diperbaiki agar mendapatkan bahasa Indonesia yang baku. Banyak pakar kebahasaan yang tertarik pada analisis kesalahan dan mereka mengkhususkan diri pada bidang ini. Ada di antara mereka yang telah memberi batasan dan pengertian mengenai analisis kesalahan yaitu antara lain: Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab- sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya. 29 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Yulianto dan Mintowati bahwa analisis kesalahan merupakan suatu prosedur. Sebagai suatu prosedur terdapat langkah- langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dan guru bahasa saat menghadapi sejumlah contoh kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa. 30 Telah berulang-ulang dijelaskan bahwa analisis kesalahan pada mulanya hanya untuk menganalisis penyimpangan penggunaan bahasa Inggris, terutama dalam kedudukan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Namun ide, teknik dan teori yang mendasari analisis kesalahan kiranya dapat diterapkan untuk pengembangan bahasa Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa Indonesia. 31 Dari batasan yang dikemukakan oleh dua ahli di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai analisis kesalahan yaitu: 29 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 1988,hlm. 170 30 Bambang Yulianto dan Maria Mintowati, Analisis Kesalahan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, hlm.2.5 31 Mansoer Pateda, Analisis Kesalahan, Flores: Nusa Indah, 1989, hlm.108 Suatu prosedur yang digunakan peneliti untuk pengumpulan sampel, pendeskripsian, pengklasifikasian, pengevaluasian, serta merupakan bentuk penyimpangan wujud bahasa yang menghambat kelancaran komunikasi. b. Jenis-jenis Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa atau “language errors” memang beraneka ragam jenisnya dan dapat dikelompok-kelompokkan dengan berbagai cara sesuai dengan cara seseorang memandangnya. Dengan perkataan lain, setiap sudut pandang menghasilkan pengelompokkan tertentu. Ada pakar yang membedakan jenis-jenis kesalahan berbahasa atas dua jenis, yaitu: 1. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kekurangan perhatian, yang oleh Chomsky disebut faktor performansi. Faktor performansi ini, merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut mistake. 2. Kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah- kaidah bahasa, yang disebut oleh Chomsky sebagai faktor kompetensi, merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 bahasa kedua disebu t “errors” 32 Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kekurangan perhatian serta kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa. Selain itu, kesalahan berbahasa dapat ditinjau dari segi penyebab dan dari segi kebahasaan.

6. Analisis Kesalahan Kosakata

a. Pengertian Kosakata Setiap penutur bahasa memiliki sejumlah kosakata. Dengan sejumlah kosakata yang dimilikinya, penutur bahasa tersebut dapat menunjukkan 32 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 1988,hlm.143

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Penggunaan Leksikal Di Dalam Karangan Pembelajar Bahasa Inggris Pada Politeknik Immanuel Medan

0 36 95

Hiperkorek dalam Karangan Narasi Ekspositori Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Tanggul.

0 5 13

Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia Dalam Teks Pidato Siswa Kelas IX Semester Genap SMP Islam Harapan Ibu Tahun Pelajaran 2012/2013

2 46 96

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa kelas XI Semester Genap Madrasah Aliyah. Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

0 11 90

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Ganti Orang Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Xi.1 Semester Ganjil Sma Muhammadiyah Sawangan Depok Jawa Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

1 11 96

Analisis Kesalahan Morfologi Dalam Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas Vii Semester 2 Di Mtsn Tangerang Ii Pamulang Tahun Ajaran 2012/2013

0 8 253

Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

0 8 114

Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 180

Analisis Kesalahan Penggunaan Preposisi pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Tahun Pelajaran 2014/2015

1 5 85

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52