Pengertian Karangan Landasan Teori

kepada suatu suasana yang memungkinkannya seperti menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwa itu. 12 Dari kedua pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang isinya menggambarkan suatu peristiwa yang telah terjadi dengan sejelas-jelasnya. c Karangan Eksposisi paparan Kata eksposisi yang dipungut dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasala dari kata bahasa Latin yang berarti membuka atau memulai. Memang karangan eksposisi merupakan wahana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. 13 Pendapat lain yang diungkapkan oleh Sudarno dan Rahman bahwa eksposisi adalah karangan yang memberikan informasi, penjelasan, atau laporan kepada pembaca. Termasuk ke dalamnya tulisan yang menerangkan proses. 14 Pada dasarnya, eksposisi berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, atau mengulas sesuatu. 15 Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud karangan eksposisi adalah karangan yang menguraikan, menerangkan dan bertujuan memaparkan suatu objek dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang. d Karangan Argumentasi alasan Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. 16 Sedangkan menurut Nurudin karangan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau 12 Sabarti Akhadiah, Menulis I, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, hlm.7.3 13 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa,, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008, hlm.246 14 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986, hlm.174 15 Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, Malang: UMM Press, 2010, hlm.67 16 Op cit, hlm.250 pendirian dirinya. Bisa juga untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang isinya terdiri dari alasan-alasan untuk membuktikan dan meyakinkan tentang sesuatu hal agar pembaca berbuat atau mengambil suatu sikap, sehingga nantinya pembaca sependapat dengan pengarang. e Karangan Persuasi membujuk Menurut Suparno dan Yunus karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya -bujuk, berdaya –ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. 17 Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa. Senada dengan pendapat di atas, Finoza juga mengemukakan bahwa karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomnikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendidrian umum, suatu pendapatgagasan ataupun perasaan seseorang. 18 Karena persuasi bertujuan agar pendengar atau pembaca melakukan sesuatu maka persuasi termasuk ke dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. Orang yang menerima persuasi harus yakin bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana yang dilakukan tanpa paksaan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karangan persuasi bertujuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain serta para pembaca agar melakukan sesuatu hal yang dikehendaki oleh orang yang melakukan persuasi. 17 Suparno dan Muhamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2006, hlm.5.47 18 Op cit, hlm.253

3. Karangan Narasi

1 Pengertian Karangan Narasi Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Pengertian tersebut menegaskan bahwa narasi berusaha untuk menjawab apa yang terjadi. Narasi merupakan bentuk karya tulis yang umum dijumpai. Menarasikan berarti menceritakan atau mengisahkan. Menurut Keraf, narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. 19 Jadi, narasi berusaha menjawa b pertanyaan “apa yang terjadi?”. Pertanyaan tersebut digambarkan secara lengkap dengan urutan peristiwa berdasarkan waktu dan tempat. Sedangkan menurut Nurudin narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu. 20 Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi. Namun, narasi juga bisa ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis, pengamatan, dan wawancara. Narasi pada umumnya merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Dalam tulisan narasi selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam suatu atau berbagai peristiwa yang diceritakan. Dengan kata lain, narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung urut dalam suatu kesatuan waktu. Karakteristik Karangan Narasi Karangan narasi berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya kronologis, dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. 19 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm.136 20 Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, Malang: UMM Press, 2010, hlm. 71 Dengan kata lain, karangan semacam ini hendak memenuhi keingintahuan pembaca yang selalu bertanya, “Apa yang terjadi?” Unsur penting yang membedakannya dengan dari deskripsi, karangan narasi mengandung unsur utama berupa unsur perbuatan dan waktu. Keduanya dalam tata keutuhan tempat dan waktu. Jika ingin menulis karangan narasi, maka peristiwa atau kejadian yang sudah dikumpulkan disusun beruntun sehingga menjadi serangkaian peristiwa yang menarik. Hal terpenting yang harus diingat dalam mengarang narasi ialah: 1 walaupun khayal atau berimajinasi, kita tidak boleh sesuka hati menciptakan cerita. Tokoh harus bertindak wajar sesuai dengan watak dan kepribadian yang diberikan, 2 harus berlogika, kalau tidak cerita akan kacau atau sukar dimengerti. 21 Contoh karangan narasi : S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985, ia sedang bersembahyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu ikut keluar. Belum sampai satu kilometer dari Rutan, ia singgah di sebuah warung kecil karena melihat dua buronan lainnya ada di situ. Salah seorang temannya itu memberinya uang Rp. 2000,00 dan menyuruhnya segera pergi. Dengan bekal tersebut, S naik bajaj ke rumah seorang kenalannya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Harapannya untuk mendapat perlindungan di rumah kenalannya menjadi sirna, ketika kenalannya itu mengetahui bahwa seharusnya S masih mendekam di dalam tahanan. S disuruh pergi dari rumah itu. Buronan ini kemudian berkeliaran di kawasan pe lacuran Bongkaran Tanah Abang. “Tiga hari pertama saya selalu merasa diawasi dan curiga kepada siapa saja,” ujarnya. S sempat ditanyai oleh seorang warga Bongkaran yang merasa curiga. S mengaku bernama N, dan menceritakan bahwa ia sedang terlantar di Jakarta. Kemudian ia berhasil berkenalan dengan salah seorang warga Bongkaran itu dan menetap di sana selama lebih kurang dua minggu. Tetapi rasa takut terus melecutnya, Suwardi ingin lari ke luar Jakarta. Lewat kenalannya di Bongkaran, S menitipkan surat kepada seorang teman dekatnya di Jatinegara. Teman dekatnya ini memberinya uang Rp. 5000,00. Dengan bekal ini S pulang ke kampung halamannya di Sukakilo, Pati, Jawa Tengah. Beruntung tidak ada keluarga atau tetangga yang mengetahui pelariannya. S tinggal di kampungnya selama sembilan bulan. 21 Suparno dan Muhamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2006, hlm.4.31 Tiba-tiba ada seorang tetangganya pulang dari daerah transmigrasi di Kecamatan Ipuh, Bengkulu Utara. Tetangganya akan kembali lagi ke Bengkulu Utara. S yang sudah merasa aman di desanya ini, mencium peluang emas untuk ikut pergi ke daerah transmigrasi, sekaligus mengubur masa lalunya dan masa depan yang baru. Selang beberapa waktu kemudian, S memang mendarat di Bengkulu dan menuju kawasan transmigrasi di bagian Utara. Ia mulai menghirup udara kebebasan di sebuah daerah terpencil dan mulai bergulat dengan sebuah babak baru kehidupan. Ia ingin hidup sebagai petani. Tetapi hukum dan kebebasan kadang-kadang nampak paradoks. Sementara itu, satu tim reserse Polres Jakarta Pusat yang dipimpin Capa D meluncur dalam sebuah tugas perburuan ke Jawa Tengah, menangkap seorang tersangka pencuri emas. Hamba hukum ini juga mengetahui alamat S di Sukakilo. Petugas memburu ke Sukakilo, tetapi S sudah berangkat ke Bengkulu Utara. Dari bengkulu, hamba hukum ini melanjutkan perburuannya ke Kecamatan Ketahun Ipuh, 160 kilometer dari Bengkulu. Mereka sampai di sana pukul 02.00 Minggu, dini hari. Paginya mereka menuju ke tempat yang diperkirakan S bersembunyi. Namun hasilnya nihil. Diperoleh keterangan S bekerja di sebuah ladang di desa Karangpulo, sekitar 47 kilometer dari Ketahun Ipuh. Kedua hamba hukum ini pun melanjutkan perburuannya ke desa Karangpulo, dengan membawa seseorang yang kenal betul dengan S. Sekitar pukul 09.00 pagi hari Minggu, kendaraan yang ditumpangi reserse ini memperlambat jalannya, ketika tiga orang laki-laki melangkah dari arah yang berlawanan. Salah seorang di antaranya dikenal sebagai S. Dua anggota reserse itu langsung meloncat ke luar dari dalam mobilnya. “Jangan bergerak”, ancam Capa D sambil mengacungkan pistolnya. Bumi tempat S berpijak serasa runtuh. Buronan yang masih memanggul cangkul sepulang dari ladang itu, menyerah. Dengan mobil, S dibawa kembali ke Jakarta dan tentu kembali menjadi penghuni Rutan Salemba. Diedit dari Kompas, 2 April 1986 22 2 Jenis-jenis Karangan Narasi Karangan narasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. a. Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi ini berusaha menggugah pembaca agar mengetahuai apa yang dikisahkan. Narasi ini mempersoalkan tahap- tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca. Contoh 22 Sabarti Akhadiah, Menulis I, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, hlm.7.5 narasi ekspositoris antara lain kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang pembunuhan. Narasi ekspositoris bisa dibagi menjadi dua yakni bersifat generalisasi dan khusus. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses umum dan dapat dilakukan oleh siapa saja dan dapat dilakukan berulang-ulang. Kemahiran menjadi tujuan utama narasi sifat ini. Misalnya adalah narasi yang menceritakan bagaimana membuat pisang goreng. Narasi ini memberikan tahap-tahap pembuatan pisang goreng sampai menjadi pisang goreng siap makan. Semua orang bisa melakukannya asal dilakukan sesuai petunjuk dan berulang-ulang dipraktikkan. Sementara itu, narasi ekpositoris yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang kha, yang hanya terjadi satu kali saja. Peristiwa tersebut tentu saja tidak bisa diulang-ulang, karena merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Misalnya, pengalaman seseorang yang baru saja pergi ke luar negeri, yang tidak mungkin diulang karena dikisahkan dalam sebuah narasi yang bersifat khusus b. Narasi Sugestif Narasi ini berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwanya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Tujuannya bukan utuk memperluas pengetahuan pembaca tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan. Maka, narasi sugestif bertujuan untuk menimbulkan daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayalnya. Pembaca diharapkan mampu menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara ekplisist sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sementara itu makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua objek dipaparkanm sebagai suatu rangkaian gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Contoh tulisan narasi sugestif adalah novel dan cerpen.

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Penggunaan Leksikal Di Dalam Karangan Pembelajar Bahasa Inggris Pada Politeknik Immanuel Medan

0 36 95

Hiperkorek dalam Karangan Narasi Ekspositori Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Tanggul.

0 5 13

Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia Dalam Teks Pidato Siswa Kelas IX Semester Genap SMP Islam Harapan Ibu Tahun Pelajaran 2012/2013

2 46 96

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa kelas XI Semester Genap Madrasah Aliyah. Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

0 11 90

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Ganti Orang Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Xi.1 Semester Ganjil Sma Muhammadiyah Sawangan Depok Jawa Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

1 11 96

Analisis Kesalahan Morfologi Dalam Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas Vii Semester 2 Di Mtsn Tangerang Ii Pamulang Tahun Ajaran 2012/2013

0 8 253

Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

0 8 114

Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 180

Analisis Kesalahan Penggunaan Preposisi pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Tahun Pelajaran 2014/2015

1 5 85

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52