yang akan dibuat. Kegiatan menulis menuntut siswa untuk dapat melahirkan segala yang dirasakan, dikehendaki, dan dipikirkan penulis untuk dikemukakan
kepada orang lain. Selain itu, menulis merupakan proses keterampilan yang bersifat kompleks karena kegiatan ini melibatkan seluruh tatanan bahasa, baik
tatanan fonologi, morfologi, semantik, sintaksis, paragraf maupun wacana. Dengan menguasai seluruh tatanan bahasa itu maka diharapkan akan diperoleh
hubungan yang logis antara penguasaan kebahasaan dan kemampuan mengarang. Dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah,
mengarang merupakan salah satu materi yang diberikan dalam pelajaran menulis, khususnya tentang menulis karangan. Banyak orang menganggap bahwa menulis
itu mudah dan tidak perlu dipelajari. Namun pada kenyataannya menulis itu tidak mudah dan banyak hal yang harus diperhatikan dalam menulis, terutama menulis
karangan. Di Provinsi Jawa Barat, tepatnya di daerah Bogor sebagian besar
masyarakatnya ber-B1 bahasa Sunda dan ber-B2 bahasa Indonesia. Namun, lain halnya di daerah Parung. Karena letaknya yang berbatasan dengan Kota Depok,
masyarakatnya pun banyak yang menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa sehari-hari. Mereka menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Betawi secara
bergantian meskipun lawan bicara mereka tidak mengerti atau tidak berlatar belakang bahasa Betawi. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam
kaitannya dengan kesalahan berbahasa dalam pengajaran bahasa Indonesia yang mungkin dilakukan oleh siswa yang berlatarbelakang bahasa Betawi dalam
berkomunikasi sehari-hari. Penulis berasumsi bahwa siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi
akan banyak melakukan kesalahan berbahasa ketika ia membuat karangan dalam bahasa Indonesia. Kesalahan itu dapat terjadi pada kategori linguistik seperti
ejaan, kosakata, morfologi, dan sintaksis. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian
Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Karangan Narasi Siswa yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas VII MTs Negeri Parung Semester Genap
Tahun Pelajaran 20122013.
B. Identifikasi Masalah
1. Dwibahasawan menggunakan B-1 dan B-2 secara bergantian dalam
percakapan sehari-hari. 2.
Kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan siswa karena faktor penggunaan dua bahasa secara bergantian.
3. Kesalahan dalam menulis karangan siswa terpengaruh oleh kesalahan
berbicaranya.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan tidak melebar, maka penulis membatasi masalah penelitian yaitu pengklasifikasian tipe kesalahan dilakukan
berdasarkan kategori linguistik. Kategori linguistik yang diamati hanya kategori kosakata.
Dalam hal ini penulis akan membicarakan masalah kesalahan penggunaan kosakata hanya pada karangan narasi yang dilakukan oleh siswa kelas VII MTs
Negeri Parung yang berlatar belakang bahasa Betawi semester genap tahun pelajaran 20122013.
D. Perumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan di
angkat dalam penelitian ini. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana kesalahan penggunaan kosakata pada karangan narasi yang dilakukan oleh siswa kelas VII MTs Negeri Parung semester genap tahun
pelajaran 20122013 sebagai dwibahasawan?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang penting dalam kegiatan penelitian ini. Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini
penulis bertujuan menjelaskan data tentang kesalahan penggunaan kosakata pada karangan khususnya karangan narasi oleh siswa yang berlatar belakang bahasa
Betawi.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis adalah manfaat yang berhubungan dengan pengembangan ilmu. Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti di
antaranya dapat meningkatkan kualitas ilmu pendidikan bahasa Indonesia dan mampu mengaplikasikannya. Selain itu, peneliti dapat memahami
berbagai problematika yang terjadi dalam penggunaan kosakata pada karangan narasi siswa dan dapat menemukan solusi yang berkaitan dengan
kesalahan penggunaan kosakata, serta dapat memberikan rekomendasi atas hasil temuan yang kiranya dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah. b.
Manfaat Praktis 1
Siswa, diharapkan mendapat pengetahuan tentang kesalahan menggunakan bahasa kosakata akibat pengaruh bahasa Betawi serta
dapat memperbaiki kesalahannya dalam menggunakan bahasa kosakata.
2 Guru, mampu membantu mengatasi kesalahan berbahasa siswa yang
ditimbulkan oleh pengaruh bahasa Betawi. 3
Peneliti, dapat menambah wawasan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan memperoleh gambaran tentang kesalahan berbahasa
yang dilakukan oleh siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi dalam berbahasa Indonesia.
7
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi semakin banyak seseorang menyimak
atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis.
Menurut Wallace dalam Hindun menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya, memberi
tahu, meyakinkan, menghibur. Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan
pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Hasil dari proses kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan
atau karangan.
1
Tarigan mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
2
Pendapat lain diungkapkan oleh Nurudin bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
3
Definisi di atas mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain. Menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tidaklah terlalu berlebihan bila kita mengatakan bahwa keterampilan menulis merupakan
1
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar, Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013, hlm.203
2
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008, hlm. 3
3
Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, Malang: UMM Press, 2010, hlm.4
suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur.
2. Pengertian Karangan
Untuk memulai mengembangkan diri agar dapat mengarang suatu tulisan apapun, seorang penulis perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami pengertian
karangan. Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu diketahui terlebih dahulu makna kata mengarang. Mengarang berarti „menyusun‟ atau „merangkai‟.
Pada awalnya kata merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang
berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau merangkai benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan
timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah dengan apa yang disebut pekerjaan mengarang. Orang yang
merangkai atau menyusun kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai, tetapi penyusun atau pengarang untuk membedakannya misalnya dengan perangkai
bunga. Mengingat karangan tertulis juga disebut tulisan, kemudian sebutan penulis untuk orang yang menulis karangan.
4
Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk
memperoleh hasil akhir berupa bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa rangkaian bunga.
5
Karangan berarti merupakan hasil dari proses mengarang, baik dalam menyusun ataupun merangkai. Sesuai pembahasan mengarang di sini dapat
diartikan menyusun atau merangkai kata-kata hingga menjadi suatu kalimat, paragraf, bahkan menjadi sebuah cerita. Wibowo menyebutkan bahwa karang-
mengarang adalah suatu penyampaian pikiran secara resmi atau teratur dalam tulisan, karena disampaikan secara resmi atau teratur, berarti karang-mengarang
4
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2010, hlm.233
5
Ibid, hlm.234