36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Sebelum meminta siswa untuk membuat karangan narasi, mereka terlebih dahulu diingatkan tentang pengertian karangan narasi. Setelah itu siswa
diminta untuk membuat sebuah karangan narasi sebanyak satu halaman yang masing-masing siswa berbeda-beda jumlah paragrafnya. Ada siswa yang
membuat sebanyak tiga paragraf, ada juga yang membuat dua paragraf, bahkan ada juga siswa yang membuat satu paragraf dalam satu halaman. Hasil karangan
tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan penggunaan kosakata yang dibuat oleh siswa yang berlatar
belakang bahasa Betawi. Cara mengetahui siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi adalah
dengan melihat angket, yakni asal suku siswa, suku yang paling dominan di tempat tinggal siswa, dan bahasa yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Jika siswa berasal dari suku Betawi, dan bahasa yang digunakan juga bahasa Betawi, bahasa sehari-hari dan bahasa pertamanya juga bahasa Betawi, maka
siswa tersebut berlatar belakang bahasa Betawi. Berdasarkan hasil penelitian, banyak siswa yang belum mengerti dan
paham tentang karangan narasi. Banyak dari siswa yang membuat karangan narasi seperti halnya menulis buku harian. Selain itu banyak karangan siswa yang tidak
memiliki rangkaian peristiwa seperti halnya konflik di dalam cerita. Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan menguraikan tentang frekuensi
kesalahan penggunaan kosakata dalam karangan narasi masing-masing siswa pada tiap-tiap kalimat. Setelah diketahui frekuensi kesalahannya, data-data tersebut
kemuadian dianalisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk wacana deskripsi. Untuk lebih jelas mengenai data hasil karangan siswa dimaksud, dapat diuraikan
satu persatu di bawah ini:
Tabel 4.1 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
“Pengalaman di MTs Negeri Parung” Siswa Bella Safitri
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 1 Lama-lama
aku dan
teman- temanku di SDN
Jampang 5 sudah tidak main bareng
lagi. kalimat ke- 5
Bareng Bersama
Lama-lama aku
dan teman-
temanku di SDN Jampang 5 sudah
tidak main
bersama lagi.
2 Aku ketemu teman aku
di kantin
langsung aku
panggil tapi dia gak
ngejawab padahal
Bella manggilnya
di kuping
dia. kalimat ke-8
-ketemu -tapi
-gak -ngejawab
-manggilnya -bertemu
-tetapi -tidak
-menjawab -memanggilnya
Aku bertemu
temanku di kantin langsung
aku panggil tetapi dia
tidak menjawab
padahal Bella
memanggilnya di telinganya.
3 Langsung aku
panggil namanya dan aku senyum
tetapi dia
gak ngejawab
hanya senyum saja tetapi
buatku itu sudah cukup
daripada gak senyum juga
gak ngejawab. kalimat ke-10
-gak -ngejawab
-tidak -menjawab
Langsung aku
panggil namanya
dan aku senyum tetapi
dia tidak
menjawab hanya
senyum saja tetapi buatku itu sudah
cukup daripada
tidak senyum juga tidak menjawab
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Bella Safitri sebanyak delapan kali.
Kesalahan terletak pada kalimat lima, delapan, dan sepuluh.
1. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-5
Kalimat ke-5 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
5 “Lama-lama aku dan teman-temanku di SDN Jampang 5 sudah tidak main bareng lagi
”. Penggunaan kata „bareng‟ pada kalimat di atas tidak tepat, karena kata
„bareng‟ bukan kata baku di dalam bahasa Indonesia. Kata yang seharusnya digunakan dalam kalimat tersebut yaitu kata „bersama‟. Dengan demikian, kalimat
di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut. “Semakin lama saya dan teman-teman di SDN Jampang V sudah tidak bermain
bersama lagi”.
2. Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-8
Kalimat ke-8 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata sebanyak lima kali. Kutipan yang terdapat pada kalimat ke-
5 “Aku ketemu teman aku di kantin langsung aku panggil tapi dia gak ngejawab padahal Bella manggilnya di kuping
dia”. Penggunaan kata „ketemu‟, „tapi‟, „gak‟, „ngejawab‟, dan „manggilnya‟
pada kalimat di atas tidak tepat. Kata „ketemu‟,‟ngejawab‟, „manggilnya‟ adalah
bahasa Betawi yang masuk ke dalam susunan kalimat bahasa Indonesia. Bentuk kata dasar dari kata-
kata tersebut adalah „temu‟, „jawab‟, dan „panggil‟. Seharusnya
ba hasa Indonesianya adalah „bertemu‟, „menjawab‟, dan
„memanggil‟. Kata „gak‟ merupakan bahasa Betawi yang di dalam bahasa Indonesia berarti „tidak‟. Kata „tapi‟ merupakan bahasa Betawi yang sejajar
artinya dengan kata „tetapi‟ dalam bahasa Indonesia sebagai kata penghubung
yang menunjukkan ketidaksejajaran. Kata „tapi‟ pada kalimat di atas seharusnya
diganti dengan kata „tetapi‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya bertemu teman di kantin. Saya panggil tetapi dia tidak menjawab padahal saya memanggil di telingan
ya”. 3.
Kesalahan Penggunaan Kosakata pada Kalimat ke-10 Kalimat ke-10 ditemukan kesalahan penggunaan kosakata. Kutipan yang
terdapat pada kalimat ke- 10 “Langsung aku panggil namanya dan aku senyum
tetapi dia gak ngejawab hanya senyum saja tetapi buatku itu sudah cukup daripada gak senyum juga gak ngejawab
”. Penggunaan kata
„gak‟ dan „ngejawab‟ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata „gak‟ merupakan kata dalam bahasa Betawi yang sama artinya dengan
„tidak‟ di dalam bahasa Indonesia. Kata „ngejawab‟ adalah bahasa Betawi yang
masuk ke dalam susunan kalimat bahasa Indonesia . Bentuk kata dasar „ngejawab‟
adalah „jawab‟. Kata yang seharusnya digunakan yaitu „menjawab‟. Dengan demikian, kalimat di atas dapat dibetulkan menjadi kalimat berikut.
“Saya panggil namanya dan tersenyum kepadanya, tetapi dia tidak menjawab hanya tersenyum. Bagi saya itu sudah cukup dari pada tidak senyum
dan juga tidak menjawab”.
Tabel 4.2 Kesalahan Penggunaan Kosakata dalam Karangan Narasi
Siswa Dini Hulia
No Kalimat
Kosakata Berbahasa Betawi
Seharusnya Perbaikan Kata
dalam Kalimat 4 Hmm...
ia membawa
anaknya yang
masih kecil,
iiiiihhh lucu
banget namanya
Amel, dan pukul 20.00 aku tidak
bisa tidur
dan akhirnya kira-kira
jam 22.00 aku bisa tidur. kalimat ke-
4 Banget
Sangat Hmm...ia
membawa anaknya yang
masih kecil,iiiiiihhhh
sangat lucu,
namanya Amel.
Pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan
akhirnya sekitar
pukul 22.00 aku bisa tidur.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kosakata yang dilakukan oleh Dini Hulia sebanyak satu kali.
Kesalahan tersebut terletak pada kalimat ke-4. Kutipan yang terdapat pada kalimat tersebut “Hmm... ia membawa anaknya yang masih kecil, iiiiihhh lucu
banget namanya Amel, dan pukul 20.00 aku tidak bisa tidur dan akhirnya kira- kira jam 22.00 aku bisa tidur”.