Pada bab ini adalah bab terakhir yang berisikan mengenai

E.V. Walter memandang terorisme sebagai proses teror yang mempunyai tiga unsur. Pertama, tindakan atau ancaman kekerasan. Kedua, reaksi emosional terhadap ketakutan yang amat sangat dari pihak korban atau calon korban. Ketgia, rasa ketakutan yang muncul kemudian. Menurut buku Beyond terrorism, terorisme didefinisikn sebagai kekuatan atau kekerasan tidak sah melawan orang atau properti untuk mengintimidasi atau menekan suatu pemerintahan, masyarakat sipil, atau bagian-bagiannya, untuk memaksakan tujuan sosial atau politik. 16 Terorisme merupakan suatu tindakan yang dapat mengancam masyarakat luas dengan kekuatan-kekuatannya. Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana tidak menentu yang umumnya dilakukan dengan sasaran secara acak atau tidak langsung kepada lawan, sehingga dengan dilakukan teror tersebut diharapkan mendapat perhatian dari pihak yang dituju. Terorisme bisa dilakukan karena berbagai motivasi, seperti dilakukan karena alasan agama, mempunyai ideologi, untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan untuk membebaskan diri dari ketidakadilan, serta adanya kepentingan. Pemahaman masyarakat luas mengnai Terorisme sering kali dikaitkan dengan Islam. 16 Hermawan Sulistyo, Beyond Terrorism Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002, h. 3. Dalam pengertian Islam itu sendiri tidak menggunakan kekerasan atau paksaan, hal tersebut dapat dilihat dalah surat Al-Baqarah: 256   “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa ingkar kepada thaghut setan, baik dalam bentuk ijin maupun manusia dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui”. Dapat dilihat dari paparan surat Al-Baqarah ayat 256, bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan atau paksaan justru Islam mengajarkan kebebasan dalam memeluk agamanya masing-masing. Jika orang dipaksa atau diancam agar masuk Islam, maka orang itu tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukannya, karena ia melakukannya lantaran dipaksa. Oleh karena itu Allah SWT membebaskan kepada umat manusia untuk memilih Islam atau kafir. Apabila terorisme dilihat dari konteks pidana, maka dalam syariat Islam hal ini termasuk bagian kecil dari kejahatan hudud hirabah, yaitu perbuatan yang