Pemberitaan Tentang Penyergapan Teroris Ciputat di Media online

tak sempurna karena tidak adanya terduga teroris yang hidup, kinerja Polri harus tetap diapresiasi dan semua pihak dihimbau untuk memberi kepercayaan kepada polisi. Dari kutipan terlihat pernyataan Priyo Budi Santoso mengapresiasi tindakan polisi yang sudah sesuai prosedur terhadap penggerbekkan teroris. Meski menyayangkan tidak ada terosis yang hidup, dan itu menurutnya sebuah kerugian bagi polisi, bila polisi menangkap hidup-hidup teroris, polisi dapat menelusuri rangkaian jaringan teroris. Tabel 4.3 Analisis Skrip Berita Struktur Unit Teks Skrip What Priyo Budi Santoso mengatakan penggerebekan terduga teroris tak sempurna, namun kinerja Polri harus tetap di apresiasi karena telah berhasil melumpuhkan salah satu jaringan teroris di Indonesia. Where Di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. When 31 Desember 2013 Who Densus 88 Antiteror Polri Why Polisi telah melakukan langkah yang baku dan sudah bersabar dari sekian jam untuk bernegoisasi dengan terduga teroris. How Pihak kepolisian sudah melakukan sesuai prosedur agar para terduga untuk menyerah baik-baik dan diproses hukum. Namun akhirnya polisi harus melumpuhkannya. Dari struktur skrip, kelengkapan 5W+1H dijelaskan oleh Liputan6.com dengan mengisahkan berita ini sebagai berita penggerebekkan terorisme Ciputat yang berlangsung pada 31 Desember 2013 di Ciputat, Tangerang Selatan. Dalam pernyataan Priyo Budi Santoso langkah Densus 88 Antiteror sudah sesuai dengan prosedur dan harus di apresiasi. Tabel 4.4 Analisis Tematik Berita Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Politisi Partai Golkar ini tetap mengapresiasi kinerja polisi yang berhasil melumpuhkan salah satu jaringan teroris di Indonesia. Paragraf 5 Koherensi Penjelas Hal itu terbukti dari tidak adanya terduga teroris yang bisa ditangkap hidup-hidup. Namun begitu, politisi Partai Golkar ini tetap mengapresiasi keinerja Polri yang sudah berhasil melumpuhkan salah satu jaringan teroris di Indonesia. Kalau polisi telah melakukan langkah yang baku dan sudah bersabar dari sekian jam dengan negoisasi, langkah- langkah polisi tetap diapresiasi. Harus kita buka peluang mengapresiasi jajaran Densus yang bertaruh nyawanya untuk melumpuhkan bentuk-bentuk terror. Priyo yakin, apa yang sudah dilakukan pihak kepolisian ketika harus menembak mati keenam terduga teroris tersebut, sudah menjalankan semua prosedur. Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 3 Paragraf 4 Itu sudah dilakukan sesuai prosedur untuk menyerah baik- baik dan diproses hukum. Polisi sudah melakukan sesuai prosedur dan polisi harus melumpuhkan. Terkait penangkapan terduga teroris yang dilakukan polisi selalu menembak mati sasarannya, Priyo menghimbau kepada semua pihak untuk member kepercayaan kepada polisi. Biarkan pihak kepolisian sendiri yang menevaluasi, tapi jangan mencegah untuk kita mengapresiasi kinerjanya dalam menumpas terorisme. Paragraf 5 Paragraf 8 Paragraf 9 Koherensi Sebab- akibat Karena polisi juga sebenernya mempunyai kepentingan untuk menangkap hidup-hidup terduga teroris tersebut untuk mengurai jaringannya. Paragraf 6 Koherensi Pembeda - Dari struktur tematik, Liputan6.com menyusun berita ini ke dalam 9 paragraf. Terdapat dua tema dalam teks berita, pertama, Priyo Budi Santoso mengatakan penggerebekkan terduga teroris di Ciputat tidak sempurna. Liputan6.com meletakkan tema ini pada lead berita. Tema kedua, Priyo Budi Santoso yakin pihak kepolisian menembak mati keenam terduga teroris sudah sesuai prosedur. Liputan6.com meletakkan tema ini pada paragraf ke 4. Sementara itu, Liputan6.com meletekkan koherensi penjelas pada paragraf 1, 2, 3, 4, 5, 8, dan 9 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata dan, yang, untuk. Kemudian koherensi sebab-akibat pada paragraf 6 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata karena. Pada koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks berita ini. Tabel 4.5 Analisis Retoris Berita 1 Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Penggerebekan, tewas, melumpuhkan, persuasive, mengurai jaringan, rangkaian jaringan. Bold 6 Teroris Didor, Wakil Ketua DPR: Densus Sudah bertaruh Nyawa. Italic - Underline - Kapital DPR Foto Densus 88 Antiteror Polri Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu penggerebekkan, tewas, melumpuhkan, dan persuasif. Kemudian ditemukan kalimat yang hurufnya dicetak tebal bold, yaitu 6 Teroris Didor, Wakil Ketua DPR: Densus Sudah bertaruh Nyawa. Kalimat tersebut sengaja dicetak tebal karena merupakan judul berita. Sementara itu untuk unit italic dicetak miring dan underline garis bawah tidak terlihat dalam teks berita ini. Selanjutnya penggunaan huruf kapital terdapat pada kalimat DPR. Pemberitaan terorisme di Ciputat ini dilengkapi dengan foto Densus 88 Antiteror Polri dan bukan foto narasumber yakni Priyo Budi Santoso. Tabel 4.6 Frame: 6 Teroris Didor, Wakil Ketua DPR: Densus Sudah Bertaruh Nyawa Elemen Strategis Penulisan Skematik Liputan6.com menuliskan berita mengenai pernyataan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang mengatakan bahwa penggerebekan terduga teroris di Ciputat tidak sempurna, namun kinerja polri harus di apresiasi. Skrip Liputan6.com menekankan mengenai penggerebekkan terduga teroris harus diapresiasi. Karena sebelumnya polisi telah melakukan negoisasi namun langkah tersebut tidak dihiraukan oleh terduga teroris dan polisi terpaksa melumpuhkannya. Tematik 1 Priyo Budi Santoso menyebut penggerebekan terduga teroris di Ciputat tidak sempurna. 2 Priyo Budi Santoso yakin pihak kepolisian menembak mati keenam terduga teroris sudah sesuai prosedur. Retoris Penggerebekkan tersebut menewaskan semua terduga teroris, namun hal itu tetap di apresiasi. Ini terlihat dari judul, lead dan penempatan isu penggerebekkan itu sesuai prosedur di tiga paragraf dari sembilan paragraf.

b. Analisis Berita Liputan6.com edisi Senin 6 Januari 2014 6 Teroris Didor,

Kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa Tabel 4.7 Analisis Sintaksis Berita 2 Struktur Unit Teks Keterangan Sintaksis Headline 6 Teroris Didor, Kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa Judul Lead Jakarta- 6 Terduga teroris ditembak mati saat digerebek Densus 88 Antiteror Polri di jalan H Dewantoro Gang H Hasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Kapolri Jenderal Pol sutarman Lead menegaskan, polisis telah melakukan penggerebekan sesuai prosedur. Latar Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan dalam penggerebekan tersebut polisi sudah melakukan sesuai prosedur. Lead Kutipan “Tewasnya teroris di Ciputat tidak kita kehendaki bersama. Polri juga tidak menghendaki adanya korban jiwa, baik yang ada di pelaku terorisme maupun anggota Polri. Kami sudah melakukan semua langkah sesuai prosedur”. “Dalam penyergapan teroris itu yang tahu persis saya. Karena mulai dari tahap awal saya di situ. Tapi kan orang itu tahunya dari apa yang dia dengar dan baca dari media. Sehingga dia bisa saja menilai dari berbagai aspek”. “Makanya kita memerlukan waktu lama itu adalah melakukan negoisasi agar mereka menyerah”. “Maka dilakukan tindakan- tindakan penegakan hukum”. “Mereka ini adalah DPO kita setelah kita melakukan olah TKP di Cirendeu, Ciputat, Pondok Aren dan depan KPK”. Paragraf 2 Paragraf 4 Paragraf 6 Paragraf 8 Paragraf 10 Sumber Kapolri Jenderal Pol Sutarman Lead Dlihat dari struktur sintaksis, Liputan6.com mengangkat berita mengenai kasus terorisme Ciputat dengan judul “6 Teroris Didor, Kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa ”. Judul berita Liputan.com menunjukkan pandangannya dengan menggambarkan bahwa tindakan polisi itu sudah benar. Pada lead berita, Liputan6.com menjelaskan mengenai penggerebekkan teroris Ciputat sesuai prosedur. Dari kutipan terlihat pernyataan Kapolri Jenderal Sutarman yang menyatakan tidak menghendaki adanya korban jiwa baik yang ada di pelaku terorisme ataupun anggota Polri. Dari penutup teks, memberikan informasi bahwa keenam teroris Ciputat telah dikebumikan. Pernyataan Kapolri Jenderal Pol Sutarman menyebut penggerebekan terduga teroris sudah sesuai prosedur. Sutarman mengatakan, jika negoisasi persuasif dan para terduga teroris mengikutinya, tidak akan ada baku tembak yang menyebabkan korban jiwa. Paragraf 1 Paragraf 7 Penutup Keenam terduga teroris telah dimakamkan. Satu di antaranya dkebumikan di Taman Pemakaman Umum TPU Kampung Leuwianyar, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. 5 Lainnya dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur. Paragraf 11 Tabel 4.8 Analisis Skrip Berita 2 Struktur Unit Teks Skrip What Kapolri Jenderal Pol Sutarman menegaskan, polisi telah melakukan penggerebekan sesuai prosedur. Where Dijalan H Dewantoro Gang H Hasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. When 31 Desember 2013 Who Densus 88 Antiteror Polri Why Polri sudah melakukan negoisasi, namun para terduga teroris tetap bertahan dan melakukan perlawanan. How Polri sudah menjalankan sesuai prosedur. Dengan langkah-langkah persuasif secara soft agar meminimalisir korban tewas, namun para terduga teroris tidak mau mengikutinya. Kelengkapan unsur 5W+1H pada struktur skrip berita ini, Liputan6.com menjelaskan berita ini sebagai berita tanggapan Kapolri terhadap penembakan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror pada 31 Desember 2013 di jalan H. Dewantoro gang. Hasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Dalam penggerebekan tersebut, Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan polri sudah menjalankan sesuai prosedur. Tabel 4.9 Analisis Tematik Berita 2 Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan, penggerebekan tersebut sudah sesuai prosedur dengan melakukan negoisasi persuasif, karena Polri juga tidak menghendaki adanya korban jiwa, Paragraf 2 baik yang ada di pelaku terorisme maupun anggota Polri. Koherensi Penjelas Saya tegaskan, Polri juga tidak menghendaki adanya korban jiwa, baik yang ada di pelaku maupun anggota Polri. Dalam penyergapan itu yang tau persis saya. Tapi kan orang itu tahunya dari apa yang dia dengar dan baca dari media. Maka itu, Sutarman menegaskan kehadirannya di lokasi kejadian saat baku tembak terjadi untuk memastikan minimnya korban jiwa. Sutarman mengatakan, jika saat negoisasi persuasif, para terduga teroris mau mengikutinya, ia menjamin tidak akan ada baku tembak yang menyebabkan korban jiwa. Bila menyerah, akan diproses hukum. Tetapi sayang, kata Sutarman, para terduga teroris itu bertahan dan melakukan perlawanan. Mereka ini adalah DPO kita setelah kita melakukan olah TKP di Cirendeu, Ciputat, Pondok Aren dan depan KPK. Paragraf 2 Paragraf 4 Paragraf 5 Paragraf 7 Paragraf 8 Paragraf 10 Koherensi Sebab- akibat Dalam penyergapan itu yang tau persis saya. Karena mulai dari tahap awal saya di situ. Bila menyerah, akan diproses hukum. Tetapi saying, kata Sutarman, para terduga teroris itu Paragraf 4 Paragraf 8 bertahan dan melakukan perlawanan. Koherensi Pembeda - Pada struktur tematik, Liputan6.com memberitakan 11 paragraf. Terdapat dua tema dalam teks berita. Pertama, Kapolri Jenderal Sutarman menegaskan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah sesuai prosedur dengan melakukan langkah-langkah persuasif. Kedua, teroris bertahan dan melakukan perlawanan terhadap Polri yang mengakibatkan baku tembak dari kedua belah pihak. Sementara itu Liputan6.com meletakkan koherensi penjelas pada paragraf ke 2, 4, 5, 7, 8 dan 10 yang ditandai dengan adanya penggunaan kata dan, yang, untuk. Kemudian, koherensi sebab-akibat ditempatkan pada lead berita dengan menggunakan kata karena dan tetapi. Sedangkan koherensi pembeda tidak terlihat dalam teks berita ini. Tabel 4.10 Analisis Retoris Berita 2 Struktur Unit Teks Retoris Leksikon Mati, baku tembak, soft. Bold 6 Teroris Didor, Kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa Italic Soft Underline - Kapital DPO, TKP, KPK, TPU Foto Kapolri Jenderal Sutarman Pada berita ini terdapat kalimat leksikon, yaitu mati, baku tembak, soft. Kemudian ditemukan kalimat yang hurufnya dicetak tebal bold, yaitu 6 Teroris Didor, kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa. Kalimat tersebut sengaja dicetak tebal karena merupakan judul berita. pada unsur italic dicetak miring terdapat pada kata soft. Unsur underline garis bawah tidak terlihat dalam teks. Sedangkan pada huruf kapital terdapat pada kata DPO, TKP, KPK, TPU. Sementara itu pada berita ini dilengkapi foto saat Kapolri Jenderal Pol Sutarman sedang diwawancarai oleh insan media. Tebel 4.11 Frame: 6 Teroris Didor, Kapolri: Kami Tak Ingin Ada Korban Jiwa Elemen Strategi Penulisan Skematik Liputan6.com menuliskan berita mengenai pernyataan Kapolri Jenderal Pol Sutarman yang mengatakan dalam penggerebekan tersebut polisi sudah melakukan sesuai prosedur. Skrip Liputan6.com menekankan mengenai Polri sudah melakukan negoisasi, namun para terduga teroris tetap bertahan dan melakukan perlawanan dan dalam hal ini Polri sudah menjalankan sesuai prosedur dengan langkah-langkah persuasif secara halus agar meminimalisir korban tewas, namun para terduga teroris tidak mau mengikutinya. Tematik 1 Kapolri Jenderal Sutarman menegaskan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah sesuai prosedur dengan melakukan langkah-langkah persuasif. 2 Teroris bertahan dan melakukan perlawanan terhadap Polri yang mengakibatkan baku tembak dari kedua belah pihak Retoris Sutarman menyatakan, jika saat negosiasi persuasif, para terduga teroris mau mengikutinya, ia menjamin tidak akan ada baku tembak yang menyebabkan korban jiwa.

B. Pemberitaan Tentang Penyergapan Teroris Ciputat di Media Tempo.co

Dalam pemberitaan penyergapan teroris Ciputat edisi 3 dan 6 Januari 2014, Tempo.co mempunyai pandangan yang berbeda dalam membingkai berita penyergapan teroris Ciputat, berita mana yang lebih ditonjolkan oleh dan mana yang tidak diberitakan, dapat dilihat pada tabel struktur framing Pan dan Koosicki dibawah ini:

a. Analisis Berita Tempo.co edisi 3 Jnauari 2014 Tembak Terduga

Teroris di Tempat, Kapolri Dikritik Tabel 4.12 Analisis Sintaksis Berita 3 Struktur Unit Teks Keterangan Sintaksis Headline Tembak Terduga Teroris di Tempat, Kapolri Dikritik Judul Lead Jakarta- Pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya mengatakan, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman seharusnya mengevaluasi cara-cara eksekusi terduga teroris oleh Densus 88. Harits menilai eksekusi alias tembak mati ditempat sangat kontraproduktif. “Cara-cara eksekusi tidak humanis. Mereka ini kan masih terduga teroris”, katanya saat dihubungi, Kamis, 2 Januari 2014. Lead Latar Menurut Harits Abu Ulya seharusnya Densus 88 tidak tembak mati terduga teroris di tempat karena sangat tidak humanis. Lead Kutipan “Cara-cara eksekusi tidak humanis. Mereka ini kan masih terduga teroris”. Paragraf 1 “Ini subyektif dan sangat berbahaya”. Paragraf 3 Sumber Pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya Lead Pernyataan Pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya menyebut eksekusi tembak mati di tempat sangat kontraproduktif, seharusnya Kapolri Jenderal Sutarman mengevaluasi cara-cara eksekusi terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror. Harits Abu Ulya menegaskan Kapolri dan Densus 88 agar berhati-hati dalam menggunakan kewengan diskresi yang melekat, seperti yang diatur dalam Undang- undang terorisme. Paragraf 1 Paragraf 2 Penutup Sebanyak 6 terduga teroris tewas ditembak. Salah satunya yaitu Nuru Haq, yang terlibat dalam penembakan terhadap anggota kepolisian, pemboman di Vihara Ekayana, dan perampokan kantor cabang Bank BRI di Tangerang. Paragraf 5 Pada teks ini dilihat dari struktur sintaksis, Tempo.co mengangkat berita mengenai kasus terorisme Ciputat dengan judul “Tembak Terduga Teroris di Tempat, Kapolri Dikritik ”. Judul tersebut menggambarkan jika tindakan Polri harus dikritik, karena tindakan main tembak ditempat hanya akan menimbukan banyak korban jiwa. Sementara itu lead berita Tempo.co menjelaskan tanggapan pengamat kontraterorisme terhadap penggerebekkan terduga teroris di Ciputat. Dalam teks berita, Tempo.co mewawancarai pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya, menurutnya Densus 88 menggunakan cara-cara eksekusi yang tidak humanis terhadap terduga teroris Ciputat. Tabel 4.13 Analisis Skrip Berita 3 Struktur Unit Teks Skrip What Kritik terhadap cara-cara eksekusi Densus 88 Antiteror yang tidak humanis dan kontraproduktif terhadap terduga teroris. Where Di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Gang Haji hasan RT 04 RW 07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. When 31 Desember 2013 Who Densus 88 Antiteror Why Densus 88 Antiteror harus berhati-hati dalam menggunakan kewenangan diskresi yang melekat karena diatur dalam Undang-undang Terorisme. How Tim Densus 88 melakukan penggerebekkan sebuah rumah di ciputat, Tangerang Selatan. Dalam struktur skrip, kelengkapan 5W+1H dijelskan oleh Tempo.co dengan mengisahkan berita ini sebagai kritikan terhadap tindakan Polri yang mengeksekusi mati terduga teroris di Ciputat. Menurut pengamat Kontraterorisme Harits Abu Ulya tindakan itu sangat kontraproduktif, Polri harus mengevaluasi cara-cara eksekusinya. Dengan cara bercerita semacam ini, pembaca disuguhi informasi bahwa tindakan polisi itu perlu dievaluasi. Seharusnya Polri bisa menangkap hidup terduga teroris agar bisa mengintrogasi untuk mengungkap jariangan teroris di Indonesia. Tabel 4.14 Analisis Tematik Berita 3 Struktur Unit Teks Keterangan Tematik Detail Kapolri Jenderal Sutarman seharusnya mengevaluasi cara-cara eksekusi terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror. Paragraf 1 Koherensi Penjelas Cara-cara eksekusi di tempat yang dilakukan aparat juga dinilai sangat kontraproduktif. Polisi seharusnya bisa menginterogasi terduga teroris yang ditangkap untuk mengungkap oknum lain di jaringan tersebut. Kapolri dan tim Densus 88 dihimbau berhati-hati menggunakan kewenangan diskresi yang melekat, seperti yang diatur dalam Undang- undang Terorisme. Ini subyektif dan sangat berbahaya. Paragraf 2 Paragraf 3 Koherensi Sebab- Akibat - Koherensi Pembeda - Dari struktur tematik, Tempo.co menyusun berita ini ke dalam 5 paragraf. Terdapat 2 tema dalam teks berita, pertama, kritikan terhadap tindakan polri yang mengeksekusi di tempat terhadap teroris. Tempo.co meletakkan tema ini pada lead berita. Tema kedua, menceritakan mengenai proses penggerebekkan terduga teroris pada Selasa malam, 31 Desember 2013 sekitar pukul 19.00. Tempo.co meletakkan tema ini pada paragraf keempat.