Apa yang melatarbelakangi Tempo.co memberitakan kasus teroris Ciputat Opini publik seperti apa yang ingin dibentuk Tempo.co dalam pemberitaan Mengapa pada tanggal 3 Januari 2014 Tempo.co menggunakan judul “Tembak

Kejanggalan kedua, soal seorang terduga teroris bernama Nurul Haq. “Menurut Kabag Penum Rianto, dia sudah tertangkap September lalu, ujar Harits. Tapi sekarang ikut dalam rombongan Ciputat. Seperti diberitakan, Densus 88 menggerebek teroris di rumah kontrakan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu dinihari. Dalam penggerebekan ini, lima terduga teroris meninggal di tempat kejadian dan satu lagi tewas saat mengendarai motor di ujung gang saat penggerebekan berlangsung. Hasil identifikasi yang dilakukan polisi menyebutkan bahwa enam terduga teroris ini sebagai Daeng alias Dayat Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alis Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril. Kelompok ini diduga merupakan pelaku penembakan polisi di Cirendeu, Ciputat, Pondok Aren, dan di depan gedung Komisi pemberantasan Korupsi. Pemberitaan di Tempo.co edisi 6 Januari 2014 Komnas HAM Datangi Sarang Teroris Ciputat Petugas RS Polri bersama keluarga dan kerabat memasukkan peti jenazah salah seorang terduga teroris yang meninggal dalam baku tembak dengan Detasemen Khusus Antiteror 88 di Ciputat ke dalam mobil jenazah di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, 41. TEMPODhemas Reviyanto TEMPO.CO , Tangerang Selatan - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mendatangi lokasi penangkapan terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Sabtu, 4 Januari 2014. Kedatangan Komnas HAM untuk menyelidiki kemungkinan adanya pelanggaran hak asasi manusia dalam penangkapan yang dilakukan tim Densus 88 Antiteror. Ini masih awal sekali. Kami masih mengumpulkan data-data dan informasi terkait dengan peristiwa kemarin, ujar Ketua Komnas HAM, Siti Noor Laila. Dalam peninjauan itu, Laila didampingi oleh anggota Komnas Ham, Nur Kholis. Menurut Laila, Komnas HAM adalah lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM. Karena itu, Komnas HAM nanti juga akan menemui Kapolri dan Komandan Densus 88. Kami tidak bisa menilai dari statement saja. Kami harus mengolah TKP-nya dan memeriksa dokumen- dokumen.