Sumber Data Metode Penelitian

intuitif. 7 Ini berarti puisi dimulai dengan daya imajinatif dan intuitif. Mereka yang mencipta dengan sungguh-sungguh tahu bahwa dalam kesenian terdapat semacam komunikasi atau bahkan sebuah dialektika antara manusia dengan realita sosial yang melingkupinya dan tak akan pernah selesai. Usaha untuk menghidupkan gejala-gejala sosial agar mencapai realitas yang tergambar sebagai puisi, hanya mungkin terjadi ketika penyairnya cermat dan hemat kata-kata, jeli dan hati-hati mengamati gejala alam dan yang terpenting ditopangdengan penguasaan berpuisi yang baik. Tanpa kesediaan dan kesanggupan atas itu semua, daya intuitif penyair akan „mandeg‟, ia tak pernah dapat menyelesaikan proses penciptaan puisi. Hal ini sejalan dengan pendapat penyair Linus: “Oleh penguasaan teknik berpuisi yang sudah matang, kata-kata sederhana itu pun punya tenaga keindahan dan khas. Salah satu tugas penyair memang memberi tenaga dan jiwa pada kata-kata. Tanpa ambil peran itu, dia akan menulis esai dan bukan puisi.” 8 Singkatnya, puisi di sini juga boleh diartikan sebagai karya sastra hasil refleksi dari kejadian-kejadian yang ada di tengah masyarakat. Realita yang terjadi di tengah masyarakat tersebut kemudian dituangkan oleh penyair berdasarkan alam imajinasinya kedalam bentuk puisi. Dengan demikian sebuah puisi dapat memberikan alternatif untuk menggambarkan situasi yang terjadi dalam arus masyarakat, pembaca diharapkan mendapat manfaat dari sebuah karya sastra yang dibacanya. 7 Emha Ainun Najib, Budaya Tanding, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, h.131. 8 Linus Suryadi AG, Dibalik Sejumlah Nama, Sebuah Tinjauan Puisi -puisi Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989 , h.111.

2. Unsur-unsur Puisi

A. Struktur Fisik Puisi

1 Tipografi atau perwajahan puisi Antara puisi dengan prosa, yang paling membedakan dari kedua karya sastra tersebut adalah dari segi tipografi atau perwajahannya. Dalam penulisan sebuah prosa yang terjadi adalah biasanya setiap lembar dipenuhi dengan kata-kata yang mendeskripsikan tentang sesuatu hal, maka pada puisi tidak dipenuhi dengan kata- kata seperti halnya prosa. Tepi kanan atau tepi kiri halaman yang memuat puisi belum tentu terisi penuh dengan kata-kata. Wahyudi Siswanto dalam bukunya, Pengantar Teori Sastra menjelaskan seberapa jauh pengaruh perwajahan puisi dengan ruang pemaknaan pada puisi. Ia menjelaskan sebagai berikut: Pada puisi konvensional, kata-katanya diatur dalam deret yang disebut larik atau baris. Setiap satu larik tidak selalu mencerminkan satu pernyataan. Mungkin saja satu pernyataan ditulis dalam satu atau dua larik, bahkan bisa lebih. Larik dalam puisi tidak selalu dimulai dengan huruf besar dan di akhiri dengan titik .. Kumpulan pernyataan dalam puisi tidak membentuk paragraf, tapi membentuk bait. Sebuah bait dalam suatu puisi mengandung satu pokok pikiran. 9 Pada kesimpulannya, tipografi atau perwajahan dalam puisi amat penting karena pengaturan baris dalam puisi dapat berpengaruh terhadap pemaknaan terhadap suatu puisi, sebab menentukan kesatuan makna. Selain itu perwajahan pada puisi dapat pula mewakili maksud dan kejiwaan penyairnya. 2 Diksi dan gaya bahasa Pada umumnya kita menganggap bahasa sastra adalah bahasa yang khas, khususnya puisi, bahasa spesifik yang biasanya digunakan oleh para penyair. 9 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: PT. Grasindo, 2008, h.113

Dokumen yang terkait

Kritik Sosial Dalam Novel The Da Peci Code Karya Ben Sohib Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

3 87 104

Kritik Sosial dalam Puisi Esai "Manusia Gerobak" karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 28 130

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Social phenomenon in poetry money message and shave before sleep by joko pinurbo

0 5 24

Potret Buruh Indonesia dalam Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput Karya Wiji Thukul: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

9 84 213

Potret buruh Indonesia pada masa orde baru dalam kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah

2 61 0

Perbandingan gaya bahasa pada Puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

9 226 155

BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN PUISI KEPADA CIUM KARYA JOKO PINURBO: TINJAUAN STILISTIKA DAN IMPLEMENTASINYA Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Puisi Kepada Cium Karya Joko Pinurbo: Tinjauan Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indone

1 4 15

BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN PUISI KEPADA CIUM KARYA JOKO PINURBO: TIJNAUAN STILISTIKA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Puisi Kepada Cium Karya Joko Pinurbo: Tinjauan Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa

0 4 16

KAJIAN STILISTIKA ANTOLOGI PUISI BAJU BULAN KARYA JOKO PINURBO

0 1 14