dijelaskan Tjondronegoro
yang berpendapat
bahwa dalam
praktik pembangunan berencana, terdapat semacam pendekatan sentralistik top
down approach yang menempatkan masyarakat pedesaan sebagai sasaran. Dalam konteks ini mereka beranggapan bahwa masyarakat pedesaan yang
merupakan bagian dari hak masyarakat untuk mengetahui dan berperan serta dalam pengelolaan pembangunan.
26
Pada kasus yang menimpa masyarakat Pulau Padang terasa lebih tragis ketika mereka mengetahui reaksi tindakan dari pemerintah yang amat lamban
dalam menangani hal ini bahkan cenderung acuh, hingga puncaknya ketika delapan orang warga Pulau Padang yang telah menginap hampir lima puluh
hari di depan gedung MPRDPRDPD rela menjahit mulut mereka, dan esoknya tindakan yang sama disusul oleh sepuluh rekan mereka. Hal ini
dilakukan sebagai ungkapan rasa kecewa terhadap reaksi pemerintah yang tak bergeming atas apa yang terjadi padahal bagi mereka pemerintah
dianggap sebagai pembela keadilan yang masih bisa mereka harapkan dalam menyelesaikan masalah tersebut, dan pada bait terakhir dalam puisi ini
seolah-olah dapat menggambarkan bagaimana kondisi kejiwaan masyarakat Pulau Palu tersebut;
Tubuhku negeri yang belum diberi nama. Dan kuberi saja nama dengan sebuah ngilu
Padahal Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan sempat mengingatkan untuk para kepala daerah agar memprioritaskan keterlibatan rakyat dalam
pemanfaatan kawasan hutan. Ia menegaskan bahwa penerbitan izin usaha di kawasan hutan harus mempertimbangkan dampak bagi ekonomi masyarakat
dan ekologi tanpa melanggar prosedur.
27
Berkaitan dengan dialektika antara lingkungan dengan manusia, puisi ini seolah
mengilustrasikan kisah
menarik tentang keputusan Mahkamah
Konstitusi pada tanggal dua puluh satu februari tahun dua ribu dua belas,
26
Salam dan Fadhilah, op.cit., hal.64.
27
_____________ ,Pemanfaatan Kawasan Hutan Harus Memihak Rak yat , dalam Harian Kompas, Jakarta, 20 Maret 2012.
yang menghilangkan frase “yang ditunjuk dan atau ditetapkan” dalam definisi kawasan hutan. Akibatnya, semua kawasanhutan yang di tunjuk dan
atau di tetapkan setelah UU Nomor 411999 sampai 22 Februari 2012 tetap sah dan memiliki ketetapan hukum mengikat, akan tetapi pengukuhan
kawasan hutannya haruslah di percepat.
28
Pada hakikatnya, pengesahan dan penetapan hukum atas suatu daerah tidaklah cukup, apalagi melihat kondisi daerah-daerah yang terpinggirkan
dari wilayah-wilayah
perkotaan.Dibutuhkan perhatian
khusus dalam
pembangunan di bidang infrastruktur untuk mendorong pembangunan di sektor kemanusiaannya juga.Misalnya saja pada kasus produksi kelapa sawit
yang semula berpusat di kawasan Sumatra.Seperti kita tahu, kawasan Sumatra di beberapa daerah banyak yang belum mendapat perhatian dari
pemerintah di bidang infrasturkturnya, hal ini berpengaruh pada laju pertumbuhan penduduk yang lebih berkembang di pusat perkotaan
dibandingkan wilayah yang terpinggirkan. Akhirnya aktifitas di wilayah yang terpinggirkan tersebut pun terbengkalai, dan dalam situasi itu masyarakat dan
pemerintah kita tak bisa berbuat banyak sementara di sisi lain banyak investor yang melihat itu sebagai wilayah yang bisa dikembangkan.
Apa yang di jelaskan oleh Sekretaris Gabungan Usaha Kelapa Sawit Indonesia, Joko Supriyono makin menegaskan hal itu, ia menjelaskan
bagaimana daerah di kawasan Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga Flores dinilai cocok untuk komoditas perkebunan kelapa sawit. Lahan di kawasan
tersebut menurutnya
masih luas.
29
Namun pada
paragraf-paragraf sebelumnya kita tentunya telah tau bagaimana akhinya ketika produksi
kelapa sawit benar-benar terjadi di wilayah pinggiran yang akhirnya menimbulakn rawan konflik antara penduduk setempat, pihak investor serta
pemerintah, dan hal itu ternyata bisa kita rasakan lewat petikan puisi ini di larik keduapuluh satu, sebagai berikut:
28
_____________ ,Selesaikan Hak Masyarak at Adat, dalam Harian Kompas, Jakarta,21 Maret 2012.
29
_____________ ,Kawasan Timur Diincar, dalam Harian Kompas, Jakarta,11 April 2012.
Tubuhku ibu kota kesunyian yang di buru investor Dari berbagai penjuru.
Tubuhku daerah lama yang di temukan kembali, daerah baru yang terberkati.
Lalu tubuhku bukan siapa-siapa lagi.
Kesimpulannya, meski
sektor pertambangan
menjadi penopang
pendapatan negara, kita perlu belajar dari pengalaman negara-negara lain. Bisa mengundang investor dan menghasilkan uang bukan tanda negara kita
berhasil mengelola sumber daya alam.Adalah hal yang percuma jika kita memperhatikan kemajuan sebuah produksi pertambangan dengan harapan
membuktikan sumberdaya alam kita berlimpah namun tidak memikirkan dampak pada masyarakat setempat dan efek yang ditimbulkan selanjutnya
pada lingkungan dan alam itu sendiri.
E. Implikasi Puisi Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA
Sebagai salah satu bentuk karya sastra, puisi merupakan bagian dari materi ajar bahasa dan sastra Indonesia yang tercantum dalam GBPP
Garis-garis Besar Program Pengajaran di SMA. Oleh sebab itu, materi ajar ini harus disuguhkan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu
siswa mampu memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dari sebuah puisi. Salah satu upaya dalam mencapai tujuan pengajaran sastra yaitu,
pengetahuan sastra yang diajarkan kepada siswa hendaknya berangkat dari suatu penghayatan atas suatu karya sastra yang kongkrit. Hal ini
dimaksudkan agar pengalaman sastra yang diajarkan pada siswa melekat dan berakar kuat. Namun, hal yang paling penting menurut Rahmanto adalah
agar para pengajar tidak terlalu terburu-buru dalam membebani para siswa dengan istilah-istilah teknis dan gaya bahasa yang kompleks.
30
Dalam beberapa hal, puisi memang merupakan bahasa dan yang padat dan penuh
arti, jadi apabila bahasa dan pokok persoalan puisi itu mempunyai keselarasan, niscaya siswa akan merasa dirinya menghadapi sesuatu yang
mengesankan dan
memerlukan perhatian
khusus dalam
praktek pembelajaran bahasa dan sastra.
Bagi siswa, puisi yang demikian itu tidak akan mudah dilupakan dan sangat
berguna pada
dirinya sebagai
latihan mengkpresikan
diri. Keuntungan lebih lanjutnya adalah ketika puisi dapat membantu pembinaan
seni berbahasa untuk siswa, mengingat puisi disusun berdasarkan referensi diksi dan gaya bahasa yang bervariasi, misalnya seperti yang di ungkapkan
oleh Yus Rusyana sebagai berikut:
Hasil sastra itu bukan saja berfungsi sebagai perekam keadaan bahasa pada masa yang lalu, tetapi juga sebagai
perekam keadaan bahasa pada masa sekarang, dan dalam sastra itu bahasa masa kini disimpan untuk keperluan masa
datang.
30
B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, Yogyakarta: Penerbit Kanisisus, 1988, hal.48.
Dalam hubungan pengawetan bahasa itu sastra juga telah banyak memberikan bahan-bahannya untuk kepentingan
leksikografi.
31
Namun demikian, pada kenyataannya kegiatan mengapresiasikan sebuah puisi dalam materi ajar jarang sekali dilakukan. Hal ini disebabkan
ruang dan waktu yang tersedia dalam kurikulum untuk mengarahkan siswa ke arah tersebut amat terbatas. Mengacu pada alasan itulah, sebagian guru
tidak mengarahkan secara optimal peserta didik untuk menggali kemampuan mereka dalam kegiatan mengapresiasikan sebuah puisi. Hal yang demikian
sangat bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Rusyana, bahwa guru sastra dituntut pula agar mempunyai semangat sehubungan
dengan pengajarannya, terlebih mempunyai kecintaan pribadi terhadap sastra dan meyakini bahwa pengajaran sastra bermanfaat bagi muridnya.
32
Padahal dalam praktiknya, proses berpuisi terdapat hal-hal yang menyenangkan bagi peserta didik, karena dalam prosesnya, mereka dapat
berekspresi dengan bebas tanpa sekat yang membatasi ruang ekspresi mereka, sehingga hal ini dapat memupuk rasa percaya diri bagi diri mereka.
Dengan kepercayaan diri, maka mereka dengan senang hati mengeksplor segala kreativitasnya dan selalu ingin mengapresiasikan serta mencipta
puisi-puisi yang lebih baru lagi. Mempelajari puisi, artinya kita belajar mengenal dan memahami satu
sama lain, karena dalam puisi terdapat semacam komunikasi antara pengarang dan pembacanya. Konsekuensinya adalah bagaimana satu sama
lain saling memahami, dan dalam proses saling memahami inilah terdapat sebuah dialektika yang panjang. Sebab dalam pembelajaran sastra peserta
didik tidak hanya sebatas mendapatkan ilmu pengetahuan, melainkan juga menyatakan sikap terhadap nilai-nilai.
33
Dalam dialektika tersebut kita dapat mengenal kekurangan dan kelebihan orang yang di dalamnya, di mana
31
Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidik an , Bandung,: C.V. Diponegoro, 1984, hal.305.
32
Ibid, hal.332
33
Ibid
mengenal kekurangan kelebihan itu menjadi modal dasar untuk masuk ke dalam wilayah penciptaan.
Artinya proses dalam sebuah puisi memberikan ruang seadanya untuk mereka bersikap jujur terhadap diri sendiri karena alasan di atas, puisi
merupakan proses dialektika antara pembaca dengan pengarangnya yang mengantarakan pada sebuah perenungan. Ini yang menjadi pijakan dasar
bagaimana peserta didik harus memproses dirinya secara optimal. Peserta didik tak lagi memandang bahwa puisi hanya sebatas tulisan yang berisiskan
untaian kata-kata yang indah-indah atau lugas-lugas saja, mereka akan mengerti bahwa puisi seperti ruang belajar untuk bersikap penuh kejujuran,
penghargaan, dan kerendahan hati, agar yang dihadirkan itu bersifat apa adanya. Puisi sebagai karya sastra adalah sesuatu yang dapat menyentuh,
karena ia berada di wilayah rohani, yaitu sesuatu yang sakral, bersih, tidak ada tendensi, pretensi, dan tidak ada niatan buruk.
Di dalam puisi terdapat semacam bentuk komunikasi secara artistik yang dapat menciptakan kembali situasi kemanusiaan dan hubungan
kemanusiaan. Ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran pada peserta didik, bahwa puisi memiliki fungsi yang esensial dalam pembinaan proses
pemanusiaan insan-insan modern yang selalu dilanda oleh konflik-konflik yang tak terselesaikan. Kebiasaan-kebiasaan itu dihadirkan dalam puisi
lewat media bahasa dalam proses penginternalisasian peranan-peranan sosial setiap individu di dalam masyarakat. Maka dari itu, proses yang dilakukan
peserta didik dalam mempelajari puisi sudah tertanam dalam diri sehingga hanya memperkuat dan memperdalam peran yang dimainkan.
83
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puisi karya Joko Pinurbo, yaitu Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur, maka dapat diambil
beberapa simpulan, yaitu:
1. Secara bentuk, puisi Pesan Uang terdiri dari empat bait dan lima belas baris.
Gaya bahasa yang digunakan Joko Pinurbo dalam puisi ini cenderung naratif dan banyak dijumpai larik- larik yang mengandung diksi-diksi yang paradoks.
Bait pertama, dimulai dari larik pertama sampai dengan larik ketiga yang mengacu pada penegasan eksistensi aku- lirik pada puisi ini atau yang disebut
dengan subjek- lirik. Secara singkat, dapat dikatakan tema pada puisi ini adalah; perjalanan seseorang mencari kekayaan, dan amanat yang dapat
diambil dari keseluruhan puisi ini adalah agar bagaimana kita sebagai manusia tidak dikalahkan oleh hal- hal yang bersifat sementara, seperti harta
dan tahta contohnya. Nilai yang terkandung dalam puisi ini meliputi nilai keberanian, sehingga muncul nilai kemandirian dan juga nilai kesederhanaan.
Sedangkan dalam puisi yang berjudul Bercukur Sebelum Tidur secara bentuk, terdiri atas 28 larik dari 2 bait. Penyair menggunakan tubuh sebagai
metafor sebuah fenomena alam, di sinilah penyair sebetulnya ingin menggambarkan mengenai laju perkembangan industri yang maju namun
demikian kurang memperhatikan kelestarian lingkungan alam sekitar. Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah, ketika bisa mengundang
investor dan menghasilkan uang bukan tanda negara kita berhasil mengelola sumber daya alam. Adalah hal yang percuma jika kita memperhatikan
kemajuan sebuah produksi pertambangan untuk membuktikan sumberdaya alam kita belimpah namun tidak memikirkan dampak yang di timbulkan
selanjutnya pada alam itu sendiri. 2.
Pada puisi yang berjudul Pesan Uang terdapat gambaran tentang bagaimana seseorang yang berusaha memperbaiki kondisi hidupnya yang berada di
tataran bawah untuk naik ke pe rmukaan dengan cara “merantau”, yang
kemudian tidak hanya berdampak pada sisi materi, namun menyentuh pada sisi yang lebih dalam lagi dalam kehidupan manusia, yaitu sisi moril.
Sedangkan dalam puisi yang berjudul Bercukur Sebelum Tidur terdapat semacam gambaran mengenai laju perkembangan industri yang maju namun
demikian kurang memperhatikan kelestarian lingkungan alam sekitar sehingga pada suatu saat terjadi bencana alam yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat sekitar. 3.
Implikasi dari dua puisi Joko Pinurbo, yaitu Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur, dalam pembelajaran diharapkan nantinya dapat berpengaruh
terhadap para peserta didik dalam memahami bahwa di dalam puisi terdapat semacam bentuk komunikasi secara artistik yang dapat menciptakan kembali
situasi kemanusiaan dan hubungan kemanusiaan. Ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran pada peserta didik, bahwa puisi memiliki fungsi
yang esensial dalam pembinaan proses pemanusiaan insan- insan modern yang selalu dilanda oleh konflik-konflik yang tak terselesaikan. Kebiasaan-
kebiasaan itu dihadirkan dalam puisi lewat media bahasa dalam proses penginternalisasian peranan-peranan sosial setiap individu di dalam
masyarakat. Maka dari itu, proses yang dilakukan peserta didik dalam mempelajari puisi sudah tertanam dalam diri sehingga hanya memperkuat
dan memperdalam peran yang dimainkan.