kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap 1 penguasaan materi akademik kognitif 2 hasil belajar yang bersifat proses normative afektif, dan 3
aplikatif produktif Psikomotor. Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait erat dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk juga
mengevaluasinya. Oleh karena itu, pada pelaksanaan evaluasi baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan instrument evaluasi dengan teknik
tes dan non tes secara seimbang. Muara dari ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa life skill.
7. Peningkatan Hasil belajar
Peningkatan hasil belajar adalah usaha meningkatkan atau merubah prestasinilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran kearah lebih
meningkatbaik dibanding dengan hasil sebelumnya.
Dalam penelitian ini belajar yang dimaksudkan adalah belajar mata pelajaran PKn materi Menaati Peraturan Perundang-Undangan. Materi
pembelajaran ini dikembangkan dari indikator pembelajaran yang dirumuskan dari standar Kompetensi dan kompetensi dasar sesuai Permenag no 2 tahun 2008.
Hasil belajar PKn materi Hubungan antara gaya,gerak dan energi serta fungsinya diukur dengan metode tes untuk mengetahui kemamuan siswa dalam
mengusai materi pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa diusahakan dengan mengadakan penelitian
pada skenario dan metode pembelajaran. Dengan perkembangan skenario dan metode diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan pada pembelajaran di
kelas.
B. Metode Bermain Peran
1. Pengertian Metode
“Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan
19
”. Sedangkan secara terminology “metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran
20
”. Bermain peran adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bermain peran adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah
laku di dalam hubungan sosial.
2. Persyaratan Menggunakan Metode Bermain peran
Secara umum metode pembelajaran bermain peran dapat digunakan apabila
21
: 1
Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang
2 Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial
dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan. 3
Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan. 4
Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah
mereka terjun dalam masyarakat kelak 5
Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat
dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
19
Ibid., Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2002,h.184
20
Ibid., h,185
21
http:oktanovia-berwandi.blogspot.com201310metode-sosiodrama- dan-teknik.html, diakses pada tanggal 20 September 2014