2. Ketuntasan Kelas
Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila dikelas tersebut terdapat ˃
85 siswa yang mencapai skor 65 dengan standar kompetensi menjelaskan memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
Untuk menentukan skor yang diperoleh digunakan rumus :
3. Analisis Data Observasi
Observasi dilakukan terhadap guru yaitu mengenai pengelolaan kelas,serta bagi siswa yaitu tentang keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran pada lembar observasi yang telah dibuat.
Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah pembelajaran selesai. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung presentasenya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
4. Analisis data wawancara
Data dari hasil wawancara dengan guru dan siswa dianalisis secara deskripstif kualitatif untuk mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa tentang upaya
peningkatan hasil belajar siswa melalui metode bermain peran Role playing di MI Sirajul Athfal 5Depok.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasiil yang diharapkan belum memenuhi kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan tes hasil belajar
PKn siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila penelitian menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji pendekatan realistik dapat meningkatkan tes
hasil belajar PKn siswa. Banyak faktor lain yang mempengaruhi tes hasil belajar PKn siswa, Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-
faktor lain.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Adapun profile madrasah tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1.
Nama Madrasah : MI SIRAJUL ATHFAL 5
2.
Nomor Statistik Madrasah : 111232760097 NPSN 60710007
3.
Akeditasi Madrasah : “ A “
4.
Alamat Lengkap Madrasah : Jalan
: Raya Pitara DesaKelurahan : Pancoran mas
Kecamatan : Pancoran mas
KabupatenKota : Depok Provinsi
: Jawa Barat
5.
NPWP : -
6.
Nama Kepala Madrasah : Amsanih,S.Pd. M.MPd.
7.
No. TelpHP : 021-7754448
8.
Nama Yayasan : SIRAJUL ATHFAL
9.
Alamat Yayasan : Jl. Raya Pitara - Panmas
Pancoranmas Kota Depok
10.
Telp. Yayasan : 021-7754448
11.
No. Akte Pendirian Madrasah : 125sekH.871
12.
Kepemilikan Tanah : Yayasan
a. Status Tanah Wakaf
b. Luas Tanah 1050 m
2
13.
Status Bangunan : Milik Yayasan
14.
Luas Bangunan : 1300 m
2
15.
Tahun Beroperasi : 1986
16.
Data Siswa 3 Tiga tahun terakhir
Tahun Ajaran
Kelas 1 Kelas 2
Kelas 3 Jumlah
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
20102011 93
3 88
3 86
2 267
8 20112012
68 2
84 3
86 3
238 8
20122013 81
3 64
2 83
3 228
8
Tahun Ajaran
Kelas 4 Kelas 5
Kelas 6 Jumlah
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
Jml. Siswa
Jml. Rombel
20102011 75
2 69
2 66
2 210
6 20112012
81 2
77 2
61 2
219 6
20122013 89
3 82
2 73
2 244
7
17.
Data Sarana dan Prasarana
No Jenis Prasarana
Jml. Ruang
Jml. R Kondisi
Baik Jml. R
Kondisi Rusak
Kondisi Kerusakan Rusak
Ringan Rusak
Sedang Rusak
Berat 1 Ruang Kelas
10 7
3 3
2 Perpustakaan 1
1 3 R. Lab. IPA
- 4 R. Lab. Biologi
- 5 R. Lab. Fisika
- 6 L. Lab. Kimia
- 7 R. Lab. Komputr
1 1
1 8 R. Lab. Bahasa
- 9 R. Pimpinan
1 1
10 R. Guru 1
1 11 R. Tata Usaha
1 1
12 R. Konseling -
13 Tempat Ibadah -
14 R. UKS -
15 Jamban 3
1 2
2 16 Gudang
- 17 R. Sirkulasi
- 18 Tempat Olahraga
1 1
19 R. OSIS -
20 R. Lainya -
18 Data Pedidik dan Tenaga Kependidikan No
Keterangan Jumlah
Pendidik 23
1 Guru PNS di Perbantukan Tetap 3
2 Guru Tetap Yayasan 5
3 Guru Honorer 15
4 Guru Tidak tetap Tenaga Kependidikan
4 1 Kepala Sekolah
1 2 TU
1 3 Penjaga Sekolah
1 4 Ekstra Kurikuler
1
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Sirajul Athfal 5
Visi : Mewujudkan masyarakat madrasah yang beriman, bertaqwa dan berilmu yang
berlandaskan akhlakul karimah dan berwawasan global Misi :
a Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b Mewujudkan suasana kekeluargaan diantara warga madrasah
c Mencetak lulusan madrasah yang berakhlakul karimah, serta berprestasi
dan memiliki wawasan
B.
Deskripsi dan Analisis Data
Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke MI Sirajul Athfal 5dimana subjek penelitian pada tindakan ini adalah kelas V dengan jumlah
siswa 26 orang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014. Pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2014 peneliti menemui para siswa kelas V
untuk melakukan wawancara seputar proses pembelajaran PKn. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran PKn di
kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru bidang studi adalah
ceramah, persentasi, dan tanya jawab. 2.
Dari 26 siswa, hanya beberapa siswa yang kurang menyukai pelajaran PKn. Alasan siswa menyukai pelajaran PKn adalah karena materi yang ada dalam
pelajaran PKn sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan yang tidak menyukai karena istilah dalam pelajaran PKn susah untuk diingat.
3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM
dengan rata-rata nilai terendah yang diperoleh 40 dan nilai tertinggi 80. 4.
Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar PKn terutama pada materi materi tertentu seperti perundang-undangan.
5. Proses pembelajaran cenderung menjenuhkan dan membosankan karena
metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan belum bervariasi.
6. Guru memberikan contoh materi pelajaran dengan menyangkutkan pada
kehidupan sehari-hari dan memberikan latihan dengan mengerjakan tugas LKS.
7. Jika materi yang berhubungan dengan teori siswa kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. 8.
Guru kurang mempunyai jiwa humaris atau cenderung serius saat mengajar. 9.
Cara siswa mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai adalah dengan membuat catatan, membaca lebih sering, menghapal, mendengarkan
penjelasan lebih serius atau fokus dan bahkan ada yang terang-terangan mengatakan menyontek atau bekerja sama dengan temannya.Langkah
tersebut dapat meminimalisir dan membantu siswa dalam belajar.
Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti menemui guru kelas V untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Guru dalam mengajar tidak membuat persiapan-persiapan khusus seperti RPP
dan bahan pendukung lainnya, karena mengajar telah dianggap sebagai kegiatan rutin sehari-hari saja.
2. Metode yang dipakai guru biasanya ceramah, tanya jawab, persentasi dan
penugasan. 3.
Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM jika dipersentasikan sebesar 60.
4. Nilai KKM untuk mata pelajaran PKn 6,5
5. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar terutama dalam hal mengingat
istilah-istilah dalam pembelajaran PKn. 6.
Interaksi guru dengan siswa kurang, walaupun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, biasanya siswa diam. Tetapi kalau ada soal yang
sulit baru mereka mau bertanya. Selain itu, kalau mengajukan pendapat jarang sekali tetapi kalau ditanya ada beberapa siswa yang menjawab. Kalau
tidak ada pertanyaan, tidak ada inisiatif memberikan pendapat. 7.
Masalah utama yang menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah rendahnya motivasi belajar siswa.
8. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru biasanya memberikan
semangat kepada para siswa dengan membuka wawasan bahwa sekolah tidak hanya untuk belajar saja tetapi juga menata masa depan yang lebih baik.
9. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa hanya diam dan tidak
bertanya pada guru, hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru.
10. Biasanya untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, materi
yang dirasa belum dimengerti diulang kembali penjelasannya sampai siswa benar benar mengerti setelah itu baru guru melanjutkan ke materi selanjutnya.
Selain itu menegur siswa yang ribut mengganggu temannya yang sedang belajar,mengkondisikan kelas yang gaduh menjadi kondusif.
Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti melakukan observasi pembelajaran PKn di kelas V. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran PKn di kelas tersebut. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
2. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal
pembelajaran. Namun pada pertengahan jam pelajaran, beberapa siswa mulai acuh. Ada siswa yang berbincang dan bersenda gurau dengan temannya, ada
juga yang melamun bahkan mengantuk dan tertidur. 3.
Tidak ada siswa yang bertanya tentang materi yang disampaikan guru. Mereka hanya bertanya saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit.
4. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi
bagi beberapa siswa sudah baik. 5.
Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dianggap kurang, karena tidak merata ke semua siswa dan banyak juga yang
lupa ketika ditanyakan materi pelajaran yang lalu. 6.
Siswa berdiskusi hanya pada saat mengerjakan latihan soal. 7.
Siswa yang duduk di barisan depan terlihat antusias, sementara ekspresi sebagian besar siswa terlihat biasa saja.
8. Jumlah siswa yang hadir pada saat observasi berjumlah 23 orang.
9. Guru mengkaitkan materi pelajaran dengan realita dalam kehidupan sehari-
hari. 10.
Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta observasi pembelajaran di kelas tersebut digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan tindakan siklus I.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan,antara lain:
1 Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap
ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan metode bermasin peran Role Playing yang diaplikasikan ke dalam
rencana pembelajaran RPP, menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal untuk tes.
2 Tahap Pelaksaaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan dari tanggal 13 – 14 Agustus 2014 dengan materi
menaati peraturan perundang-undangan.
a Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Agustus 2014, sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa
untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan
diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses
pembelajaran. Pertanyaan ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal
pembelajaran yaitu dengan siswa diminta menyebutkan macam-macam peraturan perundang-undangan yang diketahui.
Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan
pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan jawaban yang mereka berikan. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus
berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah, menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi
peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada para siswa, peneliti melanjutkan ke materi
pembelajaran dengan menyajikan materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan bermain peran role
playing. Setelah materi dijelaskan, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang. Dimana dalam strategi ini masing-masing
kelompok akan melakukan diskusi Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses
pelaksanaan metode bermain peran role playing masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya
kebingungan dan malu-malu dalam hal melaksanakan bermain peran, banyak juga siswa yang kurang percaya diri dalam hal mengungkapkan pemikirannya dalam
diskusi. Setelah selesai bermain peran dan berdiskusi, peneliti dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.
b Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Agustus 2014 dengan jumlah siswa yang hadir 26 orang. Setelah mengabsen kehadiran siswa,
peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk materi pelajaran terlebih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang sebelumnya,
dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu hampir semua siswa dapat menjelaskan tentang macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah,
menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah mengingatkan pelajaran yang sebelumnya,
peneliti mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.
Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan meminta siswa mengidentifikasi berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang,
menjelaskan sebab beberapa hal yang perlu diatur dengan undang-undang. Memasuki proses belajar mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada
pertemuan kedua ini,saat melaksanakan metode bermain peran role playing para siswa sudah mulai mampu melaksanakan drama dan diskusi dengan baik, dan
sudah mulai mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan siswa lainnya untuk mengungkapkan pendapatnya, serta beberapa siswa dimasing-masing
kelompok sudah mampu memberikan penjelasan kepada siswa lainnya yang belum begitu paham.
Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes
diberikan pada saat itu juga.
3 Tahap PengamatanObservasi
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh
peneliti antara lain: a
Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.
b Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran.
c Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika
peneliti menjelaskan materi pelajaran. d
Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas. e
Belum banyak siswa yang bertanya, tetapi siswa lebih sering mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti.
f Siswa masih belum tepat jika diminta memberikan contoh seputar
pelajaran. g
Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa masih kebingungan dalam hal melaksanakan drama dan diskusi.
h Dalam mengkonfirmasi jawaban yang telah didapatkan oleh siswa belum
maksimal. Karena tidak semua siswa yang menyimak dan terbentur waktu istirahat.
i Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil
belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir siklus I.
4 Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas V melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain: a
Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan metode bermain peran role playing.
b Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran role playing.
c Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.
d Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam menjelaskan
materi pelajaran, penerapan metode bermain peran role playing dan kesimpulan hasil belajar.
e Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward penghargaan
kepada siswa yang cepat menguasai materi.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi
proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi hubungan gaya, gerak dan energi.Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 16 September 2014.
1 Tahap perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah menyiapkan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan enrichment dan
penyusunan soal-soal latihan. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran
harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan pembelajaran dengan metode bermain peran role
playing dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail
dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward kepada siswa yang cepat menguasai materi dan
siswa yang turut aktif dalam proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.
Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah tata urutan peraturan perundang- undangan di Indonesia dan contoh peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Target pada siklus II ini penerpan metode bermain peran role playing lebih optimal, siswa lebih baik dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa meningkat.
2 Tahap pelaksanaan tindakan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua pertemuan dengan alokasi
waktu 2x45 menit tiap pertemuannya. RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran. a Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dalam siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2014. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa terlebih
bersama, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa
deskripsi singkat tentang pengertian peraturan perundang-undangan dan macam-
macam peraturan perundang-undangan dan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran.
Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru menyajikan materi pelajaran, kemudian menjelaskan materi pelajaran. Pada siklus II ini respon positif
cukup baik diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa yang mengobrol atau membuat kegaduhan
berkurang. Dan terdapat beberapa siswa yang bertanya seputar materi pelajaran. Begitu pula saat pelaksanaan metode bermain peran role playing, siswa lebih
bersemangat saat bermain peran dan berdiskusi. Selesai bermain peran dilaksanakan siswa menyampaikan hasil diskusinya.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan bersama dan mengulang materi pelajaran secara singkat.
Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran role playing terlihat
dari antusias siswa saat diskusi.
b Pertemuan kedua
Dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 September 2014, dengan jumlah siswa 26 orang. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama
dilanjutkan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran.
Apersepsi yang diberikan berupa deskripsi singkat tentang peraturan perundang-undangan dan contoh-contohnya dan motivasi berupa pertanyaan
pembelajaran. Media yang digunakan adalah menyajikan contoh buku peraturan perundang-undangan,macam-macam benda yang termasuk pesawat sederhana,
kemudian guru menjelaskan materi pelajaran, siswa mendengarkan dan mencatat, sesekali guru bertanya kepada siswa apakah ada kesulitan dalam memahami
materi pelajaran, suasana kelas saat guru menjelaskan materi pelajaran lebih relax sehingga materi tersampaikan dengan optimal. Hal ini terbukti saat pelaksanaan
metode bermain peran role playing siswa banyak yang sudah menguasai materi. Dan tingkat kepercayaan diri mereka meningkat dengan tidak ragu lagi dalam
mengungkapkan pemikiraanya.
Pada siklus II ini pelaksanaan metode bermain peran role playing dimodifikasikan agar siswa tidak jenuh dalam pelaksanaannya yakni dengan cara
anggota setiap kelompok di rolling Putar dari kelompok sebelumnya pada siklus I,dengan cara ini terlihat siswa lebih excating dalam melaksanakan diskusi.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes tertulis
diberikan pada saat itu juga.
3 Tahap PengamatanObservasi
Pada pelaksanaan siklus II hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai tes hasil belajar. Setelah dilaksanakannya tes akhir siklus II nilai yang diperoleh
oleh siswa sudah mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum KKM yakni nilai siswa diatas 65.
4 Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa strategi pembelajaran aktif dengan metode bermain peran role playing
telah memberikan kontribusi baik terhadap hasil belajar siswa pada materi menaati peraturan perundang-undangan. Hasil belajar yang dicapai siswa telah
mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.
C. Analisis Data 1. Analisis dan interpretasi data kuantitatif hasil belajar
Nilai tes hasil belajar siswa siklus I dan II pada menaati peraturan perundang- undangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Belajar Siklus I dan Siklus 2 No
Nama Siklus 1
Siklus 2
Nilai KKM : 65
Nilai KKM : 65
1 Ahmad Haikal
50 Tidak Tuntas
80 Tuntas
2 Amelia Nur Satwika
80 Tuntas
90 Tuntas
3 Anisah
50 Tidak Tuntas
70 Tuntas
4 Ela Nurlaela
80 Tuntas
90 Tuntas
5 Elsi Adianti
50 Tidak Tuntas
90 Tuntas
6 Erna Sepriana
60 Tidak Tuntas
70 Tuntas
7 Fitri Rizkina Namira
70 Tuntas
80 Tidak Tuntas
8 Hafidz Khotami M
80 Tuntas
100 Tuntas
9 Ibrahim Movic
60 Tidak Tuntas
80 Tuntas
10 Iis Maslahat 70
Tuntas 80
Tuntas
11 M. Diyahul Haq 70
Tuntas 80
Tuntas
12 M. Fauzi febrian 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas
13 M. Ilyasa 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas
14 M. Irfan Al-Farizi 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas
15 M. Nur Ali 80
Tuntas 100
Tuntas
16 M. Rafie Maulana 60
Tidak Tuntas 70
Tuntas
17 M. Ryansyah 50
Tidak Tuntas 70
Tuntas
18 M. Zikri 60
Tidak Tuntas 70
Tuntas
19 Meizer Olivero G 60
Tidak Tuntas 70
Tuntas
20 Nia Safitri 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas
21 Nur Amelia P 80
Tuntas 100
Tuntas
22 Rizque Marine 60
Tidak Tuntas 90
Tuntas
23 Safira Agustiani 70
Tuntas 80
Tuntas
24 Siti Murti Adelia 70
Tuntas 80
Tuntas
25 Tegar Firdaus 30
Tidak Tuntas 60
Tuntas
26 Zulfikar 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas
Jumlah 1640
2100 Rata-rata
63,08 80,77
Nilai Tertinggi 80
100 Nilai Terendah
30 60
Presentase tuntas kelas 38,46
96,15 Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak
nilai siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 16 siswa dengan presentasi 61,54, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM
hanya 10 siswa dengan persentase 38,46. Dengan demikian proses pembelajaran dengan metode bermain peran role playing dilanjutkan ke siklus II dengan
tujuan meningkatkan hasil belajar PKn siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah atau ketuntasan kelasnya hanya mencapai 38,46
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Ketuntasan Perorangan
Jumlah Siswa Tuntas : 10 orang
Jumlah Siswa belum Tuntas : 16 orang