Buka Palang Pintu Tradisi Buka Palang Pintu

dari calon pengantin pria. 91 Saidi dalam bukunya bejudul Profil Orang Betawi menyebutkan “sejumlah pola pantun Betawi. Umumnya, pola pantun Betawi mengikuti pola umum yang ada, yakni 4 baris yang terdiri atas 2 baris sampiran dan dua baris isi ”. 92 Pantun salah satu bagian dari kehidupan masyarakat Betawi. Dialog pantun dikumandangkan dengan sangat meriah dan mengundang tawa hadirin. Isi pantun biasanya tanya jawab seputar maksud dan tujuan pihak pria. e. Sikeh Sikeh adalah “satu jenis lagu atau irama yang ada di dalam ilmu membaca Al- qur’an, sikeh bisa juga diartikan sebagai simbol bisa mengaji dan taat pada agama bukan hanya KTPnya saja yang Islam ”. 93 Dengan bisa mengaji, Insyaallah bisa mengajarkan keluarganya menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah. f. Silat Betawi Silat Betawi atau yang lebih dikenal dengan maen pukulan Betawi sangat akrab dengan kehidupan orang Betawi. Pelajaran silat lebih kepada menjaga diri dan membela diri. Di dalam acara adat perkawinan betawi “Buka Palang Pintu sebagai simbol keberanian serta tanggung jawab di dalam melindungi keluarganya dari gangguan-gangguan yang tidak diinginkan juga diharapkan dengan bisa silat juga dapat bermanfaat bagi orang banyak ”. 94 Silat atau maen pukulan Betawi yang hidup di masyarakat sekarang ini juga dapat dibagi dalam dua kategori yang lebih besar, yaitu “maen pukulan Betawi yang dipakai sebagai bela diri dan maen pukulan Betawi yang diperuntukan bagi kesenian tradisional Betawi lainnya, seperti palang pintu dan lenong ”. 95 91 Ibid., h. 17. 92 Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB UI, Ragam Seni Budaya Betawi, op. cit., h. 13. 93 Bachtiar. loc. cit. 94 Bachtiar, op. cit., h. 19. 95 Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB UI, Ragam Seni Budaya Betawi, op. cit., h. 104.

D. Penelitian Relevan

1. Dalam penelitiannya Chaerul Anwar. Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Betawi Pada Makan Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami Kampung Dukuh Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Metode penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Tradisi Ziarah Kubur di fokuskan pada masyarakat Betawi, O bjek ziarah kubur pada makam Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami, terletak di Kampung Dukuh Jakarta Selatan. Masyarakat Betawi adalah masyarakat yang cenderung senang berzizrah kubur, cara berziarah kubur dilakukan secara individu atau rombongan, hal yang di baca yaitu surat Yasiin dan Tahlil. 96 2. Dalam penelitiannya Sri Murni. Orang Betawi Kampung Bojong: Usaha Mereka Mempertahankan Identitasnya Sebagai Kelompok Etnik. Skripsi. Jurusan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Kampung Bojong RW 06, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, yang termasuk dalam wilayah administratif Jakarta Timur merupakan salah satu lokasi wilayah pengembangan Timur Kota Jakarta. Tanah-tanah yang digunakan untuk pembangunan berasal dari sawah-sawah dan tanah-tanah milik orang Betawi. Penyesuaian menghadapi lingkungan yang sedang berubah ini terus berlangsung., suatu kemajuan dalam pola pikir orang Betawi di Kampung Bojong ini adalah pandangan mereka terhadap pendidikan tinggi bagi anak-anak mereka kelak. Nilai-nilai budaya orang Betawi yang banyak dipengaruhi oleh agama Islam tetap dipertahankan sebagai ciri orang Betawi selain Bahasa Betawi. Agama Islam sekaligus pula menjadikan mereka terikat satu dengan yang lainnya dalam sebuah keluarga besar yang bersaudara. Semua 96 Chaerul Anwar. Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Betawi Pada Makam Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami Kampung Dukuh Jakarta Selatan. Skripsi. Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, tidak dipublikasikan. ini adalah usaha Orang Betawi dalam mempertahankan indentitas mereka sebagai kelompok etnik. 97 97 Sri Murni. Orang Betawi Kampung Bojong: Usaha Mereka Mempertahankan Identitasnya Sebagai Kelompok Etnik. Skripsi. Jurusan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia, Jakarta, h.v, tidak dipublikasikan. 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Alasan memilih lokasi ini karena mayoritas masyarakat yang ada di wilayah Tanjung Barat adalah masyarakat Betawi yang masih menggunakan palang pintu pada acara pernikahannya.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, dan diakhiri dengan laporan penelitian. Proses penelitian ini dimulai sejak bulan Juni 2014 dan berakhir pada bulan Oktober 2014. Agar penelitian ini sesuai dengan terget yang telah ditetapkan, maka peneliti membuat jadwal sebagai berikut : No Kegiatan BULAN JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV 1 Penyusunan    2 Observasi   3 Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian   4 Pengumpulan Data  5 Analisis Data dan Pengolahan Data  6 Penyusunan Laporan  7 Bimbingan Akhir Skripsi  8 Sidang Skripsi 

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono menambahkan bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” 1 Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Betawi di Kelurahan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sugiono juga menyebutkan bahwa, purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ”. 2 Dalam penelitian ini penentuan purposive sampling dilakukan kepada 3 orang pendiri buka palang pintu di Tanjung Barat yang dipertimbangkan berkompeten karena sudah lama menekuni profesi sebagai palang pintu, 1 tokoh masyarakat yaitu orang yang dituakan sekaligus ketua rw 01 dan juga orang Betawi asli, 6 orang masyarakat Betawi yang menggunakan palang pintu pada pernikahannya, dipilih 6 orang masyarakat Betawi sudah melalui pertimbangan untuk membantu menguatkan data mengenai perkembangan tradisi buka palang pintu di wilayah Tanjung Barat, dan 1 kepala pemerintah daerah setempat yaitu Lurah Tanjung Barat.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menggambarkan bagaimana keadaan yang sebenarnya dari fenomena yang diteliti. Metode penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung : ALFABETA, 2009, cet.ke-7, h. 297. 2 Ibid., h. 300. Menurut Lincon dan Guba, penelitian kualitatif disebut “Naturalistik Inquiry dengan penggunaan pendekatan kualitatif dikarenakan cara pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam latar atau setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti ”. 3 Melalui pendekatan kualitatif, berusaha mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan subjek penelitian, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang program tertentu serta berusaha melihat fenomena di lingkungan penelitian, dan berusaha memahami bahasa dan memberi makna terhadap rangkaian peristiwa yang dilihat dan didengar. 4 Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi realitas sosial yang bersifat unik, kompleks, dan ganda. Artinya penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang tepat untuk mengungkapkan fenomena di suatu lingkungan. Penelitian kualitatif bermakna membicarakan metodologi penelitian yang di dalamnya mencakup pandangan-pandangan filsafati mengenai relitas dan objek yang dikaji. Di antara metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah metode deskriptif. Menurut Bugin, “Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu ”. 5 Metode deskriptif tidak hanya menggambarkan kondisi objek penelitian, tetapi juga menganalisis, mengkualifikasi serta menginterpretasikan berdasarkan metode, teori, dan kemampuan. Kemampuan dan pengalaman sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang menggunakan metode deskriptif. 6 3 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan FITK, Jakarta : FITK, 2013, h. 61. 4 Ibid., h. 62. 5 Ibid. 6 Ibid., h. 63.