Pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini merupakan langkah awal dari dua teknik pengumpulan data selanjutnya dalam
penelitian ini. Hubungan antara ketiganya diperlukan dalam proses pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data. Karena kevalidan dan
keajegan data yang didapatkan dari lapangan sangat ditentukan oleh ketiga teknik pengumpulan data ini.
2. Interview atau wawancara
Setelah proses observasi selesai, maka langkah selanjutnya adalah kegiatan wawancara. Wawancara ini diperuntukan untuk menggali lebih
jauh lagi informasi, wawancara dengan 6 orang warga Betawi yang menggunakan prosesi buka palang pintu pada pernikahannya, kepala
pemerintahan Tanjung Barat, tokoh masyarakat serta orang yang berkecimpung dalam palang pintu yang berada pada wilayah Kelurahan
Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurut Deddy Mulyana wawancara adalah “bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
tertentu ”.
9
Pandangan lainnya yang sangat mendukung ialah pendapat dari M. Nazir “yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, dengan bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau
responden dengan situasi dan fenomena yang terjadi, menggunakan alat yang dinamakan interview guide
panduan wawancara”.
10
Hal ini menandakan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam tentang narasumber dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena tradisi buka palang pintu yang terjadi di Tanjung Barat,
dalam hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi saja.
9
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004, h. 180.
10
M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988, cet-3, h. 234.