Lurah: KESIMPULAN DAN SARAN

masyarakat Betawi di Tanjung Barat karena tradisi ini merupakan simbol kesenian yang patut dilestarikan. Acara buka palang pintu biasanya dilakukan pada perayaan pernikahan masyarakat Betawi Tanjung Barat. Namun saat ini tradisi palang pintu juga digunakan untuk acara penyambutan pejabat di Kelurahan Tanjung Barat. 6. Tahap-tahap buka palang pintu Pertama calon laki-laki sebelum berangkat ke tempat wanita dibacakan solawat dustur yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan iringan rebana, serta dampingi oleh jawara dan simbol kembang kelapa, sesampai di tempat mempelai wanita mengucapkan salam dan membuka dialog pantun, menunjukkan maksud kedatangan. Setelah itu buka jurus pukulan silat harus bisa mengalahkan jawara dari pihak perempuan, biasanya dimenangkan oleh pihak laki-laki, dan terakhir pembacaan sikeh.

7. Syarat perlengkapan buka palang pintu

Baju Betawi, peci, golok, toya, kembang kelapa, dan rebana.

8. Makna buka palang pintu bagi masyarakat Betawi

Buka palang pintu mempunyai makna yang sangat besar yaitu dalam pembacaan salam dan solawat dapat menyiarkan agama Islam dan do’a untuk keselamatan, dalam silat menggambarkan pihak calon laki-laki harus bisa menjaga istri, anak dan keluarganya dari bahaya, pembacaan sikeh bermakna harus bisa menjalankan perintah agama agar menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah, dan berguna bagi nusa dan bangsa.

9. Pandangan masyarakat terhadap tradisi buka palang pintu

Masyarakat Tanjung Barat khususnya masyarakat Betawi sangat antusias, dengan adanya palang pintu kesenian Betawi akan tetap ada. Tradisi ini masih ada dan berkembang dengan pantun humor yang inovatif. Dan masyarakat Betawi di Tanjung Barat sebagian besar menggunakan palang pintu pada acara pernikahannya.

10. Pelaku palang pintu

Pendiri palang pintu yang di temui ada 3 orang yang pertama bapak Fauzan, Akmaluddin, dan H. Zainuddin. Pendiri palang pintu membuat sanggar ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisi budaya Betawi dan mengajak serta memperkenalkan masyarakat Betawi tentang palang pintu kepada generasi selanjutnya.