dan memperkenalkan ke orang lain serta anak cucu bahwa Betawi punya seni budaya, kedua ingin suasana lebih meriah, ada juga yang tidak pakai
karena tidak ada biaya, karena seni itu indah dan seni itu mahal.
11. P : Bagaimana bapak mempertahankan tradisi buka palang pintu ini
khususnya di Tanjung Barat?
Z : Kita terus memberikan sosialisai dan mengajak kepada masyarakat Betawi untuk melestarikan budaya Betawi. Kita juga punya sanggar
Betawi Inti Jaya dan binaan sanggar SOS.
12. P : Sudah berapa kali bapak diminta untuk membuka palang pintu
khususnya di Tanjung Barat?
Z : Waduh sudah tidak terhitung.
13. P : Bagaimana pandangan bapak mengenai perkembangan tradisi
buka palang pintu di tanjung Barat?
Z : Untuk perkembangan tradisi palang pintu ini bagus, dan masyarakat Betawi di Tanjung Barat antusias sekali dan masyarakat Betawi hampir
rata-rata jika ingin menikahkan anakknya menggunakan palang pintu berarti terlihat terpanggil ingin juga melestarikan budayanya.
14. P : Apakah bapak mematok harga jika diminta menjadi palang pintu
di acara pernikahan masyarakat Betawi di Tanjung Barat?
Z : Awalnya tidak, akan tetapi anak-anak butuh dana karena seni itu indah dan itu mahal. Kalo bukan kita yang hargain seni budaya Betawi siapa lagi
dan rata mematok harga 1 juta sampai 3 juta.
Wawacara dengan responden dilakukan Senin, 20 Oktober 2014 Pukul 18.30 WIB di kediaman Bapak Zainuddin.
TRANSKRIP WAWANCARA
TRADISI BUKA PALANG PINTU PADA PERNIKAHAN MASYARAKAT BETAWI
Studi Kasus di Tanjung Barat Jakarta Selatan
Nama : Akmaluddin Hamzah Alamat
: Jl. Raya Lenteng Agung Gg 100 RT 0102, No 12, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan Jabatan
: Pendiri Palang Pintu “Abasiah” di Tanjung Barat
Jenis Klelamin : Laki-laki 1.
P : Menurut bapak apakah ada perbedaan makna dari palang pintu dengan buka palang pintu? apa maknanya?
A : Palang Pintu adalah penghalang atau disebut juga dengan jawara sedangkan buka palang pintu adalah sebuah prosesi dimana sebagian
jawara menetap di pihak perempuan dan sebagian jawara menetap dipihak laki-laki dan untuk membukanya pihak lelaki melempar pantun dan
perkelahian serta pada akhirnya dimenangkan oleh pihak laki-laki itu disebut buka palang pintu.
2. P : Bagaimana sejarah buka palang pintu di Tanjung Barat?