Pajak Drs. Rujiman, MA. 4. Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

25 Dornbusch, Fischer dan Startz 2004, bahwa permintaan keseimbangan uang riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan uang. Menurut Mankiw 2003, jumlah uang beredar tergantung pada basis moneter, rasio deposito-cadangan, dan rasio deposito-uang kartal. Kenaikan basis moneter menyebabkan kenaikan yang proporsional jumlah uang beredar. Penurunan rasio deposito-cadangan atau rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah uang beredar.

2.5. Pajak

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang yang ada tanpa harus memberikan imbalan langsung. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak DJP yang merupakan salah satu direktorat jenderal di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Ana 2003, persoalan dari beberapa negara, termasuk Pilipina, adalah bahkan pada saat pertumbuhan, pungutan pajak berada di bawah prestasi. Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 26 Dimana ketika terjadi pemulihan atau pertumbuhan ekonomi, pungutan pajak sebagai proporsi GNP tetap suram. Hal ini menantang teori konvensional bahwa hasil pungutan pajak meningkat pada saat pertumbuhan. Pertumbuhan bukan merupakan satu-satunya faktor penentu dari penerimaan pajak. Variabel lain yang penting termasuk efisiensi administrasi pajak, luasnya dan tingkat usaha menghindari pajak, kepercayaan pada pemerintahan, dan kualitas pertumbuhan itu sendiri. Sedangkan di Korea Selatan, dalam hal perekonomian dengan tingkat pertumbuhan tinggi di mana tabungan nasional bersama-sama dengan pungutan pajak secara relatif adalah tinggi. Menurut Purnama 2006, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan penerimaan pemerintah dari pajak dan menambah lapangan kerja. Pertumbuhan industri di sektor riil akan meningkatkan penerimaan pemerintah dari pajak PPn dan PPh serta memberikan lapangan kerja dan perolehan penghematan devisa. Menurut Djohanputro 2006, terdapat hubungan antara inflasi dengan beban pajak riil. Semakin tinggi inflasi, maka semakin tinggi beban pajak secara riil. Inflasi menyebabkan nilai riil menurun, namun pemotongan pajak tetap berdasarkan persentase, sehingga dengan peningkatan inflasi, beban pajak riil justru meningkat. Meningkatnya beban pajak riil sedangkan nilai riil uang semakin menurun cenderung akan meningkatkan tunggakan pajak. Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 27 Menurut Samuelson dan Nordhaus 2003 pajak cenderung menurunkan permintaan agregat dan GNP. Kenaikan pajak akan berarti bahwa kita memiliki pendapatan disposable yang lebih rendah; dan pendapatan disposable yang lebih rendah berarti kita harus mengurangi pengeluaran konsumsi. Jika pengeluaran investasi dan pemerintah tetap pada jumlah yang sama, maka pengurangan jumlah konsumsi berikutnya akan menurun dan akan menurunkan kesempatan kerja. Dengan demikian, dalam model pengganda pajak yang lebih tinggi tanpa peningkatan pengeluaran pemerintah, akan cenderung untuk mengurangi GNP riil. Sehingga dengan model pengganda pajak akan sangat mudah dilihat bahwa pajak akan menurunkan output.

2.6. Pengeluaran Pemerintah dengan Pembangunan Ekonomi